Rabu, 09 Februari 2011

Domba Dorper Memang Domba Pedaging Unggul

Domba Dorper merupakan trah domba pedaging Afrika Selatan yang dikembangkan pada tahun 1930an dari domba Dorset dan domba Persia kepala hitam. Galur domba Dorper dikembangkan untuk daerah gersang yang luas di Afrika Selatan.

Domba Dorper merupakan salah satu jenis domba tak bertanduk yang paling subur dengan badan yang panjang, bulat, dan dalam, serta perpaduan rambut bulu dan rambut wol tipis dan pendek. Rambut wol yang tipis dan pendek ini mengalami peluruhan alami secara berkala. Dengan demikian, rambut wol domba Dorper ini tidak perlu dicukur sebagaimana rambut wol domba lain. Karena itu, domba Dorper diklasifikasikan sebagai domba bulu (hair sheep), bukan domba wol (wool sheep).

Domba Dorper memiliki ciri khas kepala hitam (disebut domba Dorper) dan juga kepala putih (dinamakan domba Dorper Putih). Selain itu, domba Dorper memperlihatkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, ketangguhan fisik, tingkat reproduksi dan pertumbuhan (mencapai 36 kg pada umur 3,5 sampai 4 bulan) serta kemampuan mengasuh anak yang tinggi.

Domba Dorper dikembangkan melalui perkawinan silang antara domba Dorset jantan dengan domba Persia kepala hitam betina. Hasil perkawinan silang ini adalah domba Dorper yang berkepala hitam dan domba Dorper yang berkepala putih. Perbedaan warna ini tidak menunjukkan perbedaan keunggulan keduanya. Namun demikian, sekitar 85% peternak domba Dorper Afrika Selatan memelihara domba Dorper kepala hitam.

Saat ini, domba Dorper merupakan domba dengan populasi terbanyak kedua di Afrika Selatan dan telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.

Domba Dorper umumnya diternakkan sebagai domba pedaging unggul. Musim kawin domba Dorper cukup panjang dan tidak dibatasi musim. Peternak dapat mengatur program perkawinan dombanya sehingga induk domba Dorper bisa melahirkan kapan saja setiap tahun. Domba Dorper sangat subur dan persentase domba Dorper betina yang bunting dalam satu musim kawin relatif tinggi. Jarak beranak domba Dorper betina bisa delapan bulan. Karena itu, dengan pemberian pakan yang baik dan pengelolaan yang baik, domba Dorper betina bisa beranak tiga kali dalam dua tahun.

Persentase beranak 150% dapat dicapai dalam kondisi pemeliharaan yang baik, dan bahkan pada sebagian kasus luar biasa dapat dicapai 180%. Dalam kondisi pemeliharaan ekstensif, persentase beranak domba Dorper betina mencapai 100%. Dalam kawanan domba Dorper dengan jumlah domba Dorper betina dara yang besar, persentase beranak berkisar 120% karena domba-domba Dorper betina ini biasanya melahirkan seekor anak. Kalau diasumsikan persentase beranaknya 150% dan pemeliharaannya membuat domba Dorper betina dapat beranak sekitar tiga kali dalam dua tahun, seekor domba Dorper betina akan melahirkan 2,25 anak domba setiap tahun.

Anak domba Dorper tumbuh dengan cepat dan mencapai bobot sapih yang tinggi. Ini merupakan karakteristik penting dari segi ekonomi dalam pembiakan domba pedaging. Bobot hidup sekitar 36 kg dapat dicapai anak domba Dorper pada umur 3-4 bulan. Ini menjamin karkas bermutu tinggi sekitar 16 kg. Hal ini terkait dengan potensi pertumbuhan alami anak domba Dorper dan kemampuannya makan rumput pada usia dini.

Menurut Dr Q P Campbell dalam "Make Money with Mutton Sheep" (Menghasilkan Uang dengan Domba Pedaging), pertambahan berat badan harian rata-rata domba Dorper dalam kondisi pemeliharaan ekstensif berkisar 81 g sampai 91 g per hari.

Domba Dorper mampu menyesuaikan diri dengan baik dengan berbagai kondisi iklim dan sumber pakan. Pada mulanya, domba Dorper dikembang-biakkan untuk daerah gersang di Afrika Selatan, tapi sekarang domba Dorper sudah tersebar luas ke seluruh provinsi di negara ini. Domba Dorper mampu hidup dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan dan pakan serta bereaksi sangat positif dalam kondisi pemeliharaan intensif.

Bersambung

Rujukan:
http://139.78.104.1/breeds/sheep/dorper/index.htm

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes