Selasa, 16 Agustus 2011

KAMBING

Mengapa Kambing Peranakan Etawa Kambing peranakan etawa adalah kambing hasil persilangan antara kambing kacang dan kambing etawa. Hasil persilangan ini mengakibatkan bentuk tubuhnya berada di antara kambing etawa dan kambing kacang dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-panjang telinga berkisar antara 18-30 cm;
-bobot badan kambing unggul 50 kg;
-Tinggi pundak berkisar 76-100 cm;
-Warna bulu bervariasi dari cokelat sampai hitam
Jenis kambing ini sangat baik untuk digemukan dan dibudidayakan karena dagingnya disukai masyarakat karena lebih empuk dan lebih gurih, daya reproduksi dan pertumbuhan berat badannya relatif cepat. Berat badan kambing peranakan etawa dapat mencapai 68 � 91 kg sehingga cocok untuk dijadikan ternak penghasil daging. Terlepas dari itu semua, kambing peranakan etawa mempunyai harga jual yang baik.
Cara Pemeliharaan yang Baik
Cara-cara memelihara kambing yang saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat pedesaan ternyata kurang menguntungkan. Pemberian pakan hanya sekadarnya saja, bahkan tidak jarang kita jumpai kambing itu dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri serta pembuatan kandang yang kurang memenuhi persyaratan. Cara beternak kambing secara tradisional yang seperti ini harus ditinggalkan.
Berikut ini adalah cara-cara beternak kambing secara intensif :
1. Pembuatan kandang
Kandang yang sesuai untuk melakukan pemeliharaan kambing secara intensif sebaiknya dibuat dengan menggunakan sistem panggung. Luas kandang yang ideal untuk seekor kambing adalah 1 meter persegi. Agar kambing terlindung dari hujan dan cuaca buruk, maka kandang itu perlu diberi atap dan tutup samping agar kambing tidak dapat bebas berkeliaran.
Setelah kandang selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu mensterilkannya agar bebas kuman.
2. Pengadaan kambing
Kambing yang akan digemukkan dan dibudidayakan sebaiknya didatangkan dari peternakan yang sudah terpantau kesehatannya dan berkualitas baik. Pemilihan kambing dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :
a. Tidak terserang penyakit dan tidak cacat tubuh
b. Berumur antara 1,5-2 tahun
c. Memiliki garis punggung lurus
d. Tumitnya tinggi
e. Tubuhnya berpenampilan gagah dan lincah.
Setelah kambing tiba di kandang, kemudian diberikan vitamin selama 2 minggu untuk menghilangkan stres yang dialami selama dalam perjalanan.
3.  Pemberian pakan
Pakan yang diberikan dapat terdiri dari konsentrat dan dedak dengan perbandingan 1: 3 atau penggabungan beberapa bahan pakan dengan perbandingan dedak sebanyak 50%, bungkil kelapa 25%, tepung jagung 15%, bungkil kacang tanah 8%, garam dapur 1%, tepung tulang 0,5% dan kapur 0,5% Sebagai pakan tambahan kepada kambing dapat diberikan rumput rumput, seperti: rumput gajah, rumput setaria, rumput benggala, rumput raja dan rumput alam dan dedaunan, seperti daun lamtoro, daun turi, daun gamal, daun kacang dan daun kaliandra. Pakan tambahan itu dapat diberikan sebanyak 15 � 20% dari berat badan kambing.
Untuk memacu pertumbuhan berat badan, dapat diberikan growth stimulant (GS) berupa Bio-N-Plus. Bahan ini mengandung premix vitamin dan premix mineral yang merupakan campuran dari berbagai vitamin dan mineral mikro yang digunakan dalam ransum pakan (sebesar 0,5%).
4.  Pembuatan meter lingkar dada
Meter lingkar dada dibuat untuk mengetahui berat badan kambing yang memakai rumus (X + 22) kuadrat/100. Sebagai contoh lingkar dada seekor kambing 40 cm = X, maka berat badan kambing tersebut adalah (40+22) kuadrat dibagi 100 sama dengan 38,44 kg.

Kamis, 09 Juni 2011

Pengobatan Tradisional untuk Penyakit yang Sering Menyerang Kambing/Domba

Ternak kambing atau domba merupakan ternak yang umum dipelihara di pedesaan. Masalah yang sering dijumpai adalah serangan penyakit yang sangat merugikan peternak karena dapat menghambat pertumbuhan, reproduksi, bahkan kematian ternak. Bagi peternak di pedesaan untuk mengobati ternak yang sakit sering mengalami kesulitan, karena jauh dari kota (toko obat) dan harga obat yang terlalu mahal, sehingga sulit terjangkau oleh peternak. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dicari alternatif lain yaitu dengan menggunakan obat tradisional yang ada dan dapat dilakukan peternak serta harganya murah. Namun demikian usaha pencegahan juga perlu dilakukan dengan menjaga kebersihan ternak dan lingkungannya, pemberian pakan yang cukup (kualitas dan kuantitas), bersih dan tidak beracun.
Tips bagi Anda untuk mengatasi berbagai penyakit yang sering menyerang kambing melalui pengobatan tradisional.

Beberapa penyakit yang sering menyerang ternak kambing dan dapat diobati secara tradisional diantaranya adalah sebagai berikut:

SCABIES (KUDIS)
Penyebab: parasit yang terdapat pada kotoran yang terjadi karena kandang kotor dan ternak tidak pernah dimandikan.

Tanda- tanda:
  • Kerak - kerak pada permukaan kulit
  • Ternak selalu menggesekan bagian kulit yang terserang kudis
  • Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal dan kaku

Pengobatan :
  • Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak dengan sabun sampai bersih, kemudian jemur sampai kering. Setelah kering dapat diobati dengan menggunakan:
  • Belerang dihaluskan, dicampur kunyit dan minyak kelapa, kemudian dipanaskan dan digosokkan pada kulit yang sakit.
  • Belerang dihaluskan dan dicampur dengan oli bekas dan digosok pada bagian kulit yang sakit.
  • Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa dan dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Pencegahan:
  • Ternak yang berpenyakit kudis tidak boleh bercampur dengan ternak yang sehat.
  • Ternak yang baru dibeli harus bebas dari penyakit kudis
  • Mandikan ternak dua minggu sekali.
  • Bersihkan kandang seminggu sekali.


BELATUNGAN ( MYASIS )
Penyebab: Luka daerah yang berdarah diinfeksi oleh lalat sehingga lalat berkembangbiak (bertelur) dan menghasilkan larva belatung.

Tanda-tanda:
  • Adanya belatung yang bergerak-gerak pada bagian yang luka
  • Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.

Pengobatan:
  • Bersihkan luka dari belatung, kemudian obati dengan gerusan kapur barus atau tembakau.
  • Luka dibungkus dengan kain/perban untuk melindungi dari terjadinya luka baru atau kotoran.
  • Pada hari berikutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang dan dibungkus kembali. Biasanya dua atau tiga kali pengobatan sudah sembuh.
  • Bila belatung sudah terbasmi, pemberian yodium tinctur dapat dipakai untuk mempercepat pertumbuhan.


CACINGAN
Penyebab: Bermacam-macam cacing terjadi karena kandang yang kotor atau padang pengembalaan yang kotor.

Tanda-tanda:
  • Kurus, bulu agak berdiri dan tidak mengkilap
  • Sembelit atau mencret
  • Lesu dan pucat
  • Daerah rahang terlihat membengkak
  • Mati mendadak

Pengobatan:
  • Tepung buah pinang dicampur dengan nasi hangat dikepal-kepal kemudian dipaksakan untuk dimakan ternak. Ternak dianjurkan untuk dipuasakan terlebih dahulu.
  • Daun kelor yang tua dibakar, kemudian debunya dicampur air dan diminumkan. Pengobatan diulangi satu minggu kemudian.

Pencegahan:
  • Kandang dibuat panggung dan bersih
  • Pengaritan rumput setelah panas yaitu pada jam 12.00-15.00 atau pengembalaan ternak pada siang hari jam 10.00-15.00.
  • Jangan menggembalakan ternak pada daerah rawa, sungai dan sawah.

KERACUNAN TANAMAN
Penyebab: Ternak memakan rumput-rumputan atau daun-daunan yang mengandung zat racun.

Tanda-tanda:
  • Mati mendadak, mulut berbusa, kebiruan pada selaput lendir, pengelupasan kulit/eksim atau terjadi pendarahan.

Pengobatan:
  • Cekoklah ternak dengan air kelapa muda.

Pencegahan:
  • Tidak memberikan tanaman beracun atau menggembalakan ternak di daerah yang banyak tumbuh tanaman yang mengandung racun.

Rabu, 01 Juni 2011

Tujuan

Dibentuknya KUB Praja Mandiri, bertujuan antara lain :
  1. Mengembangkan agribisnis berbasis ternak domba, berorientasi pasar dan pendapatan
  2. Meningkatkan posisi tawar petani dalam menghadapi persaingan bisnis
  3. Memudahkan akses Informasi, pasar, teknologi maupun modal.

Selasa, 31 Mei 2011

Alergi Susu

Pendahuluan
Hampir semua bayi kadang-kadang rewel. Namun demikian, sebagian bayi sangat rewel karena mereka alergi protein susu sapi, yang merupakan bahan dasar sebagian besar susu formula bayi yang dijual di pasaran.

Orang umur berapa pun bisa mengalami alergi susu, tapi alergi susu lazim terjadi pada bayi (sekitar 2% sampai 3% bayi mengalami alergi susu) meskipun kebanyakan bayi mampu mengatasinya. Kalau Anda menduga anak Anda mengalami alergi susu, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diperiksa dan mendapatkan alternatif pengganti susu formula dan produk susu.

Alergi susu terjadi kalau sistem kekebalan menganggap protein susu sebagai sesuatu yang harus dilawan tubuh. Hal ini menimbulkan reaksi alergi, yang dapat menyebabkan bayi rewel dan gelisah dan menyebabkan gangguan lambung serta gejala lainnya. Kebanyakan anak yang alergi susu sapi juga alergi terhadap susu kambing dan susu domba, dan sebagian anak juga alergi terhadap protein pada susu kedelai.

Bayi yang diberi air susu ibu (ASI) berisiko lebih kecil mengalami alergi susu dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Tapi para peneliti belum benar-benar memahami mengapa sebagian bayi mengalami alergi susu dan sebagian lagi tidak, walaupun mereka yakin bahwa kebanyakan kasus alergi susu disebabkan faktor keturunan.

Biasanya, alergi susu hilang dengan sendirinya setelah anak berumur 3 hingga 5 tahun, tapi sebagian anak tidak pernah mampu menanggulanginya.

Alergi susu tidak sama dengan intoleransi laktosa (gula susu), yaitu ketidakmampuan mencerna gula susu, yang jarang terjadi pada bayi dan lebih lazim terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.

Gejala Alergi Susu
Gejala alergi protein susu sapi umumnya terlihat dalam beberapa bulan pertama umur bayi. Seorang bayi bisa mengalami gejala alergi dengan segera setelah minum susu (reaksi cepat), atau gejala tersebut baru muncul setelah 7 sampai 10 hari setelah minum susu sapi (reaksi lambat).

Reaksi lambat lebih sering terjadi. Gejala alergi bisa meliputi mencret (kadang berdarah), muntah, mual, tidak mau makan, iritabilitas atau nyeri perut, dan ruam pada kulit. Reaksi seperti ini lebih sulit didiagnosis karena gejala yang sama bisa terjadi pada kondisi kesehatan lainnya. Kebanyakan anak mampu menanggulangi alergi seperti ini setelah berusia 2 tahun.

Reaksi cepat terjadi tiba-tiba dengan gejala yang meliputi nyeri perut, muntah, mengi, bengkak, ruam urtikaria, benjolan gatal lainnya pada kulit, dan diare berdarah. Pada kasus yang langka, reaksi alergi yang sangat parah (anafilaksis) bisa terjadi dan mempengaruhi kulit, perut, pernapasan, dan tekanan darah bayi. Anafilaksis lebih sering terjadi pada alergi makanan lainnya daripada alergi susu.

Diagnosis Alergi Susu
Kalau Anda menduga bayi Anda alergi susu, segera hubungi dokter. Dokter akan menanyakan riwayat alergi keluarga atau intoleransi makanan keluarga Anda dan kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Tidak ada satu hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat mendiagnosis dengan tepat kasus alergi susu, sehingga dokter Anda mungkin menganjurkan beberapa kali pengujian untuk membuat diagnosis dan mengesampingkan kemungkinan masalah kesehatan lainnya.

Selain pemeriksaan tinja dan darah, dokter mungkin meminta pemeriksaan kulit, di mana sejumlah kecil protein susu dimasukkan ke bawah permukaan kulit anak menggunakan jarum. Bila muncul bercak menonjol yang disebut lesi urtikaria, anak tersebut mungkin mengalami alergi susu.

Dokter bisa juga meminta penghentian pemberian susu sapi sementara (oral challenge test). Setelah Anda menghentikan pemberian susu sapi kepada bayi Anda selama sekitar satu minggu, dokter kemudian meminta Anda kembali memberikan susu sapi, lalu menunggu selama beberapa jam untuk mengamati kemungkinan reaksi alergi. Dokter kadang-kadang mengulangi pemeriksaan ini untuk memastikan diagnosisnya.

Penanggulangan Alergi Susu
Kalau bayi Anda mengalami alergi susu, dan bayi Anda diberi ASI, Anda harus mengurangi konsumsi produk yang terbuat dari susu karena protein susu yang menyebabkan reaksi alergi bisa masuk ke susu Anda. Anda dapat berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mencari alternatif sumber kalsium dan gizi penting lainnya untuk menggantikan gizi yang Anda peroleh dari produk susu.

Semua produsen makanan harus menyatakan dengan jelas pada label kemasan makanan yang dibuatnya apakah makanan tersebut mengandung susu atau produk berbahan dasar susu, yang ditampilkan pada atau dekat daftar bahan di kemasan makanan tersebut. Ketentuan ini berlaku hanya pada makanan yang dikemas mulai tahun 2006, sehingga sebagian makanan yang dikemas sebelum itu mungkin tidak menampilkan informasi mengenai alergen makanan.

Kalau Anda memberikan susu formula kepada bayi Anda, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula berbahan dasar protein kedelai. Kalau bayi Anda tidak toleran kedelai, dokter mungkin menganjurkan Anda beralih ke susu formula hipoalergen, yaitu susu di mana proteinnya terurai menjadi partikel-partikel sehingga susu formula ini lebih kecil kemungkinannya menimbulkan reaksi alergi.

Secara umum, ada dua jenis susu formula hipoalergen yang tersedia di pasar:

1. Susu formula hidrolisis ekstensif, yaitu susu formula yang mengandung protein susu yang terurai menjadi partikel-partikel kecil sehingga kurang alergenik daripada protein utuh pada susu formula biasa. Kebanyakan bayi yang mengalami alergi susu toleran terhadap susu formula ini, tapi pada sebagian kasus, susu formula ini masih menimbulkan reaksi alergi.

2. Susu formula bayi berbahan dasar asam amino, yaitu susu formula yang mengandung protein dalam bentuk paling sederhana (asam amino merupakan bahan pembentuk protein). Susu formula ini mungkin dianjurkan kalau kondisi bayi Anda tidak membaik meskipun telah beralih ke susu formula hidrolisis.

Susu Formula yang Tidak Aman
Susu formula "hidrolisis parsial" juga tersedia di pasaran tapi tidak dianggap benar-benar hipoalergenik dan masih dapat menimbulkan reaksi alergi yang signifikan.

Susu formula yang tersedia di pasar sekarang sudah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (United States Food and Drug Administration, FDA) dan dibuat melalui proses yang sangat khusus yang tidak dapat ditiru di rumah. Susu kambing, susu beras, atau susu almon tidak aman dan tidak dianjurkan untuk bayi.

Berganti Susu Formula
Setelah Anda mengganti susu formula untuk bayi Anda dengan susu formula hipoalergen, gejala alergi akan hilang dalam 2 hingga 4 minggu. Dokter Anda mungkin menganjurkan Anda terus menggunakan susu formula hipoalergen sampai bayi Anda berumur setahun, dan setelah itu secara bertahap makanannya diberi susu sapi.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://kidshealth.org/parent/medical/allergies/milk_allergy.html

Senin, 30 Mei 2011

Perbandingan Komposisi Susu Sapi, Kambing, Domba, dan Kerbau

Unsur Satuan Sapi Kambing Domba Kerbau
Protein Gram 3,2 3,1 5,4 4,5
Lemak Gram 3,9 3,5 6,0 8,0
Karbohidrat Gram 4,8 4,4 5,1 4,9
Energi Kkal 66 60 95 110
Gula Susu (Laktosa) Gram 4,8 4,4 5,1 4,9
Asam Lemak Jenuh Gram 2,4 2,3 3,8 4,2
Asam Lemak Tunggal Tak Jenuh Gram 1,1 0,8 1,5 1,7
Asam Lemak Ganda Tak Jenuh Gram 0,1 0,1 0,3 0,2
Kolesterol Miligram 14 10 11 8
Kalsium SI 120 100 170 195

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://www.buffalomilk.co.uk/id20.htm
http://www.bufaladivermont.com/aboutus.html

Jumat, 20 Mei 2011

Penggemukan Domba

Penggemukan adalah usaha pemeliharaan ternak dengan cara mengandangkannya selama periode tertentu untuk mempercepat dan meningkatkan produksi daging. Usaha ternak domba pasarnya masih terbuka luas karena dagingnya mempunyai cita rasa khas dan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
 

Yang harus diperhatikan dalam usaha penggemukan :

  • Pemilihan bibit (bakalan)
  • Pemberian pakan
  • Perkandangan
  • Manajemen pemeliharaan 
informasi selengkapnya : http://jateng.litbang.deptan.go.id

Selasa, 26 April 2011

Model Kandang Baterai

Kandang Panggung
Saat ini Praja Mandiri sedang membangun Kandang Baterai atau yang lebih dikenal dengan kandang panggung yang dapat menampung kurang lebih 200 ekor domba. Pembangunan kandang ini sudah mencapai 75%, nantinya kandang ini akan digunakan sebagai tempat penggemukan dan pembibitan domba. Kandang yang berlokasi di dusun Temanggungan desa Purwodadi nantinya sebagai pusat kegiatan dari Praja Mandiri, saat ini Praja Mandiri mempunyai 24 anggota. 


Dengan model kandang baterai atau kandang panggung diharapkan pertumbuhan domba lebih baik, tidak mudah terserang penyakit dan tentunya akan lebih bersih dibandingkan dengan kandang tradisional atau bukan kandang panggung. Hal ini sudah dibuktikan oleh beberapa anggota Praja Mandiri yang memilihara domba di rumah masing-masing. Produksi domba lebih baik dibandingkan sebelum menggunakan kandang panggung.


Diharapkan dengan dibangunya kandang dengan model baterai atau panggung ini dapat memotivasi masyarakat desa Purwodadi untuk beralih dari kandang tradisional ke kandang baterai atau panggung. Memang tidak mudah untuk dapat merubah pola pikir yang sudah turun temurun. Para Anggota Praja Mandiri tetap optimis suatu saat nanti cita-cita pasti akan terwujud.




Senin, 25 April 2011

Apa itu FERMENTASI ?

Mungkin banyak diantara kita yang belum tahu makna dari FERMENTASI, padahal setiap hari kata-kata itu sering diucapkan dan sudah menjadi perbendaharaan kata, bagi orang akademik atau perkotaan kata itu sudah tak asing lagi, namun bagi orang awam seperti masyarakat desa kata-kata itu sangat asing dan ngak tahu maknanya yang penting dapat mengucapkan.

Melalui posting ini mari kita kaji apa makna sebenarnya dari FERMENTASI. setelah cari sana kemari kahirnya dapat makna FERMENTASI dari situs Wikipedia.
 

FERMENTASI adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.

Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.

Persamaan Reaksi Kimia

C6H12O6 ? 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)

Dijabarkan sebagai

Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) ? Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.

==============Semoga Bermanfaat============

Minggu, 24 April 2011

Jamnapari: Galur Kambing Perah di India


Kambing Jamnapari (disebut juga kambing Jamunapari, atau terkenal dengan nama kambing Etawa di Indonesia) merupakan salah satu nenek moyang kambing Nubia Amerika. Kambing Nubia ini berasal dari perkawinan silang kambing Jamnapari dari India dan kambing Zaraibi Mesir dengan kambing asli Inggris, setelah kambing ini tiba di Inggris dibawa kapal dagang sebagai bagian dari setiap kargo. Perkawinan silang ini menghasilkan galur kambing Anglo-Nubia.

Selain menjadi nenek moyang kambing Anglo-Nubia (atau kambing Nubia), kambing Jamnapari juga merupakan nenek moyang kambing Etawa atau Peranakan Etawa (PE) di Indonesia. Kambing Jamnapari mulai masuk Indonesia pada tahun 1925 ketika pemerintah kolonial Belanda mulai melakukan importasi kambing unggul ini untuk meningkatkan kinerja kambing lokal melalui perkawinan silang dengan kambing Kacang.

Kambing Jamnapari dikenal sebagai kambing perah terbaik di India. Kambing Jamnapari juga merupakan galur kambing berbadan paling tinggi dan biasanya dikenal sebagai kambing Pari di daerah asalnya karena penampilannya yang gagah. Daerah asal kambing ini dan habitat alaminya adalah daerah Chakarnagar di distrik Etawah di negara bagian Uttar Pradesh, di sepanjang delta sungai Jamuna dan Chambal, dan distrik Bhind di negara bagian Madhya Pradesh di sepanjang sungai Kwari, di sebelah timur New Dehli dan tidak jauh dari Taj Mahal yang terkenal di Agra. Kambing Jamnapari beradaptasi dengan baik dengan jurang-jurang khas di daerah ini dan tumbuhan semak dan belukarnya yang lebat. Kambing Jamnapari nampaknya telah berevolusi khusus di lingkungan ini, karena secara alami galur kambing ini tidak terdapat di daerah-daerah sekitarnya di luar daerah asalnya.

Habitat
Daerah asal kambing Jamnapari terletak di antara 26,8 derajat lintang utara dan 79,3 derajat bujur timur. Daerah Chakarnagar terletak 24 mil di sebelah tenggara kota Etawah di sepanjang sungai Jamuna di daerah seluas 34 hektar. Karena keadaan tanahnya mengalami erosi parah, permukaan tanah di daerah ini bergelombang tidak merata, membentuk ngarai-ngarai dan jurang-jurang dengan kedalaman 3 hingga 46 meter. Pada musim panas cuacanya kering dan panas dengan temperatur mencapai 66? C. Pada musim dingin, temperaturnya turun hingga 14 sampai 16? C.

Curah hujan per tahun sekitar 456 cm3, yang tersebar selama musim hujan. Ngarai dan jurang tertutup semak lebat dan tumbuhan pohon tahan kering, terutama mesquite (Prosopis juliflora), plum (Ziziphus jujuba), babul (Acacia nilotica), conkra (Prosopis spicigera), dan hingota (Balanites aegyptica). Tanaman pepadian utama adalah arhar yang eksotis (Cassia cacjam), gram (Cassia erientinum) dan bajara (Pennisetum aegypticum), dan tergantung pada hujan karena tidak ada sarana irigasi di daerah ini.

Anatomi
Kambing Jamnapari berbulu putih dan pendek kecuali di bagian paha dan kaki belakangnya yang berbulu panjang. Ciri utama galur kambing Jamnapari adalah hidungnya yang sangat cembung dan telinganya yang panjang menggantung. Lehernya panjang, berotot dan tegak. Pinggangnya kuat tapi biasanya melengkung; ekornya pendek dan biasanya melengkung ke atas.

Panjang telinga sekitar 20 cm pada anak kambing Jamnapari berumur tiga sampai enam bulan, yang tumbuh hingga 31 cm pada kambing Jamnapari dewasa. Tanduk mengarah ke belakang dan panjangnya sekitar 23 cm pada kambing Jamnapari dewasa. Ambingnya cukup besar dibandingkan dengan kambing ?perah? Asia lainnya, tapi menggantung. Putingnya mudah diperah dengan tangan dan panjangnya 15 cm.

Meskipun panjang telinga kambing Jamnapari dewasa sekitar 31 cm, wajah dan mulutnya lebih pendek sekitar 5 hingga 8 cm daripada telinganya, sehingga menyebabkan perbandingan kritis dan merugikan 1:4 antara panjang telinga dengan panjang wajah. Hal ini menyebabkan telinga kambing Jamnapari menyentuh tanah atau menghambat mulutnya saat berusaha merumput atau makan. Selain itu, matanya juga bisa tertutup oleh telinganya yang panjang. Karena itu, kambing Jamnapari berevolusi sehingga lebih suka mencari makan dengan meramban semak-semak, dedaunan pohon dan pucuk rerumputan daripada merumput di tanah, yang membuat galur kambing ini rentan terhadap perubahan lingkungan.

Kebiasaan Makan
Pada musim dingin, kambing Jamnapari menggunakan sekitar 94% waktunya untuk meramban dengan lahap, tapi hanya memanfaatkan 55% waktunya untuk meramban pada musim panas dan kemudian meramban perlahan. Kalau tidak ada tumbuhan atas, yang menjadi pilihan utama kambing ini, kambing Jamnapari mencari tumbuhan tengah yang lebih disukai daripada tumbuhan bawah.

Hidungnya yang sangat cembung membuat rahang dan bibir atas kebanyakan kambing Jamnapari lebih pendek daripada rahang bawah, keadaan yang dinamakan ?rahang atas pendek? atau brakignatia, yang merupakan ciri gen resesif. Ini nampaknya merupakan faktor penyebab kebiasaan kambing Jamnapari yang lebih suka meramban daripada merumput dibandingkan dengan hewan ruminansia lain karena bibir dan rahang bawah kambing Jamnapari lebih dulu menyentuh tanah tanpa bibir dan rahang atas yang membuat kambing Jamnapari kesulitan untuk menggigit dan merenggut rumput. Akibat terjadinya penggundulan hutan dan reklamasi tanah, daerah asal mula kambing Jamnapari dengan tumbuhan semaknya yang lebat ini sekarang sudah jauh berubah sehingga kambing Jamnapari kesulitan meramban, dan dengan demikian mengancam keberadaan galur kambing Jamnapari.

Manajemen Perkandangan
Kambing Jamnapari biasanya dipelihara dengan sistem manajamen ekstensif, yaitu kambing mencari pakan hijauan selama tujuh hingga dua belas jam di kawasan jeram Chakarnagar pada musim yang berbeda. Para peternak kambing Jamnapari lebih suka memelihara kambing dalam jumlah kecil karena keterbatasan lahan peternakan mereka. Jumlah populasi kambing Jamnapari maksimal 16 ekor kambing Jamnapari dewasa dengan jumlah anak yang bervariasi. Sebagian kambing Jamnapari dewasa dijual sewaktu-waktu. Umumnya, peternak membuat kandang untuk kambing Jamnapari berupa kandang kecil sederhana berukuran sekitar 4 x 2,5 meter persegi dengan struktur tiang kayu, atap daun lalang, dan dinding kayu semak berduri.

Kadang-kadang struktur kandang ini berupa tanah liat atau bata tergantung status ekonomi peternaknya, dan struktur kandang ini diubah setiap musim agar sesuai dengan cuaca saat itu. Kandang kambing Jamnapari ini dinamakan ?bangla?, yang dikelilingi pagar berupa tonggak dan batang kayu serta kayu semak berduri. Kalau sedang tidak mencari pakan hijauan, kambing Jamnapari ditempatkan di kandang terbuka tanpa dipaut atau dipaut pada musim panas, dan peternak mengawasi kambing mereka agar tidak diserang binatang liar.

Pada musim hujan, kambing Jamnapari dipaut di dalam kandang tertutup. Pada musim dingin, kandang kambing Jamnapari ditutup rapat dengan kayu-kayu semak berduri dan lembaran-lembaran rumput untuk melindungi kambing Jamnapari dari udara yang sangat dingin. Peternak juga menghidupkan api agar kandang tetap hangat dan untuk mengusir binatang liar. Anak-anak kambing Jamnapari dikandangkan terpisah dari kambing Jamnapari dewasa. Kambing Jamnapari pejantan ditempatkan di kandang bata dengan pemeliharaan khusus dan biasanya dipaut.

Manajemen Pakan
Kambing Jamnapari mencari pakan hijauan di kawasan jeram Chakarnagar pada siang hari selama 7-12 jam, tergantung musim. Campuran konsentrat dan biji-bijian diberikan di pagi hari sebelum kambing Jamnapari dikeluarkan untuk meramban. Kambing Jamnapari betina yang sedang bunting dan kambing Jamnapari yang dipelihara untuk tujuan kontes diberi pakan khusus yang terdiri dari bajra (Pennisetum americanum), barley, jowar (Sorghum bicolor) dan gandum utuh atau gandum giling. Anak kambing Jamnapari dibiarkan menyusu pada induknya sampai umum tiga bulan. Sebelum menyusui atau diperah, kambing Jamnapari betina diberi bajra rebus atau roti masak. Selain campuran konsentrat, kulit bajra basah atau kering, rajma (sejenis leguminosa) mentah, kairy (Prosopis cinerarea) dan dedaunan pohon juga diberikan kepada kambing Jamnapari.

Pertumbuhan Badan
Kambing Jamnapari betina berbobot sekitar 3 kg saat lahir, 14 kg saat berusia enam bulan, dan 30 kg saat berusia 12 bulan. Anak kambing Jamnapari jantan bobotnya jauh lebih berat. Tingkat pertumbuhannya rata-rata sekitar 1 kg per minggu sampai usia tiga bulan, dan sekitar 1 kg per 10 hari setelah itu. Kambing Jamnapari jantan dapat mencapai bobot sekitar 36 kg pada usia 12 bulan dengan sistem pemberian pakan yang baik.

Produksi Susu
Catatan produksi susu selama 30, 60, 90, dan 120 hari laktasi dilaporkan rata-rata 32, 68, 91, dan 123 kg susu. Kambing Jamnapari dapat menghasilkan 3,6 kg susu per hari dan produksi susu rata-rata per hari 1 kg per hari. Produksi susu terus meningkat sampai akhir jangka waktu laktasi dua bulan dan kemudian mulai menurun selama jangka waktu laktasi rata-rata 260 hari.

Kambing Jamnapari betina beranak kembar biasanya menghasilkan lebih banyak susu daripada kambing Jamnapari betina beranak tunggal. Penelitian komposisi susu menyimpulkan kandungan protein total rata-rata 2,9% (dengan kisaran 2,4 ? 3,2) pada awal masa laktasi, 3,2% (dengan kisaran 2,3 ? 3,9) pada pertengahan masa laktasi dan 3,8% (dengan kisaran 3,1 ? 4,3) pada akhir masa laktasi (Singh dan Singh, 1980a), dengan persentase kasein rata-rata 82% pada awal masa laktasi, 79% pada pertengahan masa laktasi, dan 77% pada akhir masa laktasi. Kasein susu ini mengandung rata-rata 26% alfa-kasein, 61% beta-kasein dan 13% gama-kasein (Singh dan Singh 1980b).

Reproduksi
Tingkat kebuntingan kambing Jamnapari relatif tinggi, yaitu 88%, jumlah rata-rata anak sekelahiran 1,6 ekor, kemungkinan kelahiran kembar 52%, dan kelahiran kembar tiga dan kembar empat sering terjadi. Usia kebuntingan pertama kambing Jamnapari sekitar 18 bulan, melahirkan pertama pada usia 23 bulan, dan jarak waktu antar-kelahiran sekitar 11 bulan.

Kriteria Seleksi Pejantan
Pemilihan kambing Jamnapari jantan untuk tujuan pembiakan oleh peternak didasarkan pada kriteria tertentu yang sangat ketat dan menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka secara cermat. Silsilah kambing Jamnapari jantan merupakan faktor pertimbangan penting sebelum pembelian dilakukan. Warna badan kambing Jamnapari jantan harus putih sempurna dan tidak boleh ada toleransi dalam hal ini. Kambing Jamnapari jantan harus keturunan dari kambing Jamnapari betina dengan produksi susu tinggi dan sudah tua. Kambing Jamnapari jantan keturunan kambing Jamnapari betina yang baru sekali atau dua kali melahirkan tidak akan dipertimbangkan untuk dijadikan pejantan.

Tanduk kambing Jamnapari jantan tidak boleh lurus tapi melengkung ke atas; kambing Jamnapari jantan yang tanduknya melengkung ke bawah tidak akan dijadikan pejantan. Testes kambing Jamnapari jantan harus bulat dan kecil. Bulu badan kambing Jamnapari jantan harus pendek dan mengkilap, tapi bulu pada bagiah paha dan kaki belakang harus panjang. Tidak boleh ada warna hitam pada hidung atau kepala. Wajah kambing Jamnapari jantan harus jelas cembung dan berhidung Romawi (mancung). Kambing Jamnapari jantan harus berjanggut.

Permasalahan
Para peternak menghadapi banyak masalah dalam memelihara kambing Jamnapari. Pertumbuhan tumbuhan semak bilati babool (Prosopis juliflora) yang tidak seimbang sebagai sumber pakan rambanan mungkin berperan menyebabkan penurunan produksi kambing Jamnapari hingga 50%. Masalah lainnya adalah kurangnya bantuan petugas peternakan, jarangnya pembelian kambing baru, gangguan oleh polisi dan departemen kehutanan, kurangnya pekerja, serangan binatang liar, dan kurangnya pakan hijauan pada musim tertentu.

Rujukan:
Dairy Goat Journal (Jurnal Kambing Perah)
http://www.dairygoatjournal.com/issues/82/82-3/PK_Rout.html

Wageningen Universiteit, The Netherland (Universitas Wageningen, Belanda)
http://library.wur.nl/wda/dissertations/dis3931.pdf

FERMENTASI Solusi Mudah Pakan Ternak

Ternak lokal atau asli Indonesia merupakan salah satu kekayaan nasional yang tidak kecil artinya, baik dilihat dari segi sumber pendapatan, sumber protein hewani yang murah dan mudah, maupun sebagai sumber tenaga kerja. Banyak diantara ternak lokal atau asli Indonesia yang perkembangannya tidak terlalu menggembirakan, bahkan bila tidak segera ditangani dikhawatirkan mengalami kepunahan. Upaya untuk mempertahankan kelestarian dan kemurnian ternak asli perlu ditangani, karena dalam jenis ternak asli mungkin terkandung gen-gen yang belum tentu dimiliki oleh jenis-jenis ternak impor.

Salah satu di antara plasma nutfah hewani yang perlu dipertahankan eksistensinya adalah ternak domba. Disamping sebagai penghasil daging, kulit, susu, wol, dapat juga dipakai sebagai bahan penelitian atau sebagai bahan rakitan untuk menciptakan kultivar-kultivar (bangsa-bangsa) unggul baru.
Pada awal sebelum terjadinya proses domestikasi, domba masih hidup liar di pegunungan. Perburuan hanya dilakukan untuk mendapatkan daging guna pemenuhan hidup sesaat. Pemeliharaan ternak dimulai ketika manusia merasa perlu mempunyai cadangan daging setiap saat diperlukan, sehingga dimulailah pemeliharaan ternak domba yang merupakan awal dari proses domestikasi. Bangsa domba yang dipelihara sekarang ini adalah domba tipe perah, pedaging, dan penghasil wol.

Tidak diketahui secara pasti, kapan domba mulai dipelihara di Indonesia, akan tetapi dengan adanya relief domba di Candi Borobudur (circa 800 SM), menandakan bahwa domba sudah dikenal masyarakat sekitarnya pada saat itu (Ryder, 1983). Domba yang sekarang menyebar di seluruh dunia ini sesungguhnya berasal dari daerah pegunungan Asia Tengah, dimana sebagian menyebar ke arah Barat dan Selatan sehingga dikenal sebagai kelompok urial dan yang lainnya menyebar ke Timur dan Utara yang dikenal sebagai kelompok argali. Terdapat tiga macam domba berdasarkan asalnya (bagian Barat dan Selatan Asia), yaitu Ovis musimon, Ovis ammon, dan Ovis orientalis. Sebelum terjadinya pemisahan daratan antara kepulauan Indonesia dan jazirah Melayu, maka domba yang ada di kawasan tersebut boleh jadi menyebar dari kawasan Asia Tengah (sekarang daerah Tibet, Mongolia), kemudian ke daerah Kamboja, Thailand, Malaysia dan kawasan Barat Indonesia seperti Sumatera yang pada saat itu masih bersatu dengan Malaysia. Hal tersebut terbukti dari jenis domba yang dijumpai di kawasan tersebut adalah dari jenis ekor tipis dengan penutup tubuh berupa rambut.

Pada masa kolonial Belanda, berbagai importasi ternak dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, diantaranya adalah kambing dan domba, terutama ke pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan pada saat itu dan Sumatera Barat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas domba lokal yang ada (Merkens dan Soemirat, 1926). Selain itu, kedatangan pedagang Arab ke Wilayah Nusantara memberikan kontribusi pada keragaman jenis ternak domba yang ada, yaitu dengan membawa domba ekor gemuk ke propinsi Sulawesi Selatan dan Pulau Madura. Demikian pula setelah masa kemerdekaan, dapat dilihat dari banyaknya importasi jenis domba pada masa Orde Baru dengan tujuan utama meningkatkan produktivitas ternak domba lokal. Bisa disebut antara lain domba yang berasal dari daerah bermusim empat seperti Merino, Suffolk, Dorset, Texel (Natasasmita dkk., 1979), maupun domba dari daerah tropis dengan penutup tubuh berupa rambut, seperti domba St. Croix dan Barbados Blackbelly (Subandryo dkk., 1998).
Dengan perkembangan Iptek pada masa sekarang ini perkembangan serta peningkatan kualitas hewan ternak sudah sering dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.

Penggemukan dan Pembibitan Domba di Desa Purwodadi

Beternak Domba, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak Domba tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, Domba memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan kambing tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.

Beternak Domba, merupakan salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Pertama, karena beternak Domba tidak memerlukan lahan yang luas. Kedua, kambing memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan sehingga mudah dipelihara dan dikembangkan. Ketiga, untuk berkembang biak kambing tidak memerlukan waktu yang lama. Keempat, bahan pangan Domba tidak mahal harganya karena dapat memanfaatkan limbah pertanian. Dapat dicatat bahwa kambing merupakan sumber protein yang bernilai gizi tinggi.

Pangsa pasar Domba tergolong baik, karena kambing disamping sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber pangan dan gizi juga peluang ekspornya masih terbuka. Menurut Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Indonesia mempunyai peluang untuk mengekspor Domba 3 juta ekor setiap tahunnya ke Malaysia dan Timur Tengah. Peluang pasar untuk ternak kambing yang begitu besar telah mendorong masyarakat di desa Purwodadi Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung Jawa Tengah untuk beternak kambing. Melalui usaha ini diharapkan dapat ditingkatkan pendapatan masyarakat dan perbaikan ekonomi masyarakat.

Sabtu, 23 April 2011

Kegiatan IB








Kamis, 14 April 2011

Investor Pembiakan Kambing Kacang

Berikut ini para investor yang telah berpartisipasi dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang yang saya kelola:

Tri Satyatama
Mas Tri Satyatama tinggal di Semarang, Jawa Tengah, dan menanamkan modal Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil pembiakan kambing Kacang betina.

Ahnan Alex
Mas Ahnan Alex tinggal di Pasuruan, Jawa Timur, dan ikut berinvestasi senilai Rp1,5 juta dalam pengembang-biakan dua ekor kambing Kacang betina.

Meutia Miranti
Mbak Meutia Miranti tinggal di Jakarta dan menyertakan modal Rp1,5 juta untuk peternakan kambing Kacang ini.

Suherman
Mas Suherman tinggal di Bandung, Jawa Barat, dan menyerahkan modal investasi sebesar Rp1,5 juta untuk pembiakan dua ekor kambing Kacang betina.

Justinus Bong Kim Joeng
Mas Justinus Bong tinggal di Jakarta dan menanamkan modal Rp1,5 juta dalam pembiakan kambing Kacang ini.

Aloisius Dedy Cahyanto
Mas Aloisius Dedy Cahyanto berasal dari Kebumen, Yogyakarta, dan ikut berinvestasi Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang ini.

Danang Fatkhuroji
Mas Danang Fatkhuroji tinggal di Surabaya, Jawa Timur, dan berinvestasi senilai Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil ini.

Suparman
Mas Suparman tinggal di Bone, Sulawesi Selatan, dan menginvestasikan dana Rp1,5 juta dalam kerja sama ini.

Hendra Yulianto
Mas Hendra Yulianto tinggal di Serang, Banten, dan berpartisipasi dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dengan menyetorkan modal Rp1,5 juta.

Kartono
Mas Kartono tinggal di Jakarta dan ikut menginvestasikan dana Rp3 juta untuk pengadaan empat ekor kambing Kacang betina.

Nugroho Sujatmiko
Mas Nugroho tinggal di Jakarta dan ikut serta dalam usaha bagi hasil pembiakan dua ekor kambing Kacang betina dengan penyertaan modal Rp1,5 juta.

Eni Rusmini
Mbak Eni tinggal di Yogyakarta dan menyerahkan dana investasi Rp1,5 juta untuk pembiakan dua ekor kambing Kacang betina.

D. Sumantry
Mas Sumantry tinggal di Tangerang dan menyertakan dana Rp1,5 juta dalam usaha bagi hasil peternakan kambing ini.

Minggu, 03 April 2011

Usaha Bagi Hasil Peternakan Kambing

Saat ini dibuka pendaftaran untuk kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang. Sekarang dibuka peluang kepada para investor untuk target pengadaan 40 ekor kambing Kacang betina. 40 ekor kambing merupakan jumlah populasi minimal skala ekonomis dalam agrobisnis peternakan kambing.

Meskipun demikian, target pada tahap permulaan ini 20 ekor kambing Kacang betina atau setara dengan nilai investasi Rp15 juta (10 investor x Rp1,5 juta; Rp1,5 juta untuk 2 ekor kambing Kacang betina).

Sebagai langkah awal, usaha bagi hasil peternakan kambing ini difokuskan pada peternakan kambing Kacang atau kambing Kampung.

Meskipun badannya relatif kecil dibandingkan dengan kambing pedaging unggul seperti kambing Boer, kambing Boerka, atau kambing Boerawa, namun kambing Kampung sangat subur dan nafsu kawin pejantannya sangat luar biasa sehingga perkembang-biakannya sangat cepat.

Karena itu, berbeda dengan peternakan sapi dan kerbau, peternakan kambing memberikan hasil dalam waktu yang jauh lebih cepat.

Masa kebuntingan kambing Kacang hanya sekitar 5 bulan dan setelah sekitar 3 bulan menyusui anaknya, kambing Kacang sudah bisa kawin lagi.

Dengan demikian, dalam waktu sekitar 12 hingga 14 bulan, kambing Kacang mampu beranak dua kali.

Peluang pemasaran kambing Kacang di Bengkulu dan provinsi sekitarnya masih sangat besar.

Karena penggemar masakan daging kambing semakin banyak, rumah makan yang menyediakan berbagai menu masakan daging kambing semakin bertambah, dan permintaan daging kambing juga terus meningkat.

Kambing juga selalu dibutuhkan untuk aqiqah sebagai wujud syukur orang tua atas kelahiran anaknya dan untuk hewan qurban setiap tahun saat Lebaran Haji.

Tingkat kelahiran yang relatif tinggi juga membuat permintaan kambing untuk keperluan aqiqah tidak pernah berkurang.

Dengan sifatnya yang cepat berkembang biak, harga yang terjangkau (Rp750.000 di hari biasa dan Rp1 juta atau lebih saat Lebaran Haji dan untuk aqiqah), dan permintaan yang tinggi, bisnis peternakan kambing Kacang jelas sangat menguntungkan.

Selain itu, bisnis peternakan kambing Kacang yang sangat menguntungkan ini hanya memerlukan modal yang relatif kecil, hanya Rp1,5 juta untuk pengadaan dua ekor kambing Kacang betina.

Karena itu, Anda yang memiliki dana minimal Rp1,5 juta silakan mendaftar sebagai investor dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang yang saya kelola ini.

Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk mendaftar sebagai investor.

Nilai investasi minimal per investor Rp1,5 juta

Pola investasi: perorangan

Dengan pola investasi perorangan ini, satu orang investor menyediakan dana Rp1,5 juta untuk pembelian dua ekor kambing Kacang betina.

Jangka waktu investasi 5 tahun.

Dana investasi Rp1,5 juta sepenuhnya milik Investor dan akan dikembalikan utuh tanpa potongan apa pun kepada Investor setelah berakhirnya jangka waktu investasi (5 tahun) kalau Investor tidak ingin memperpanjang kerja sama investasinya.

Jatah bagi hasil: 50% untuk investor, 50% untuk peternak.

Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan nanti, bukan 50% dari keuntungan penjualan.

Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.

Pembagian hasil dilakukan setiap kali terjadi penjualan anak-anak kambing Kacang yang dihasilkan nanti.

Dana investasi para investor dijamin dan dilindungi dengan surat perjanjian tertulis rangkap dua yang ditanda tangani kedua pihak dan diberi meterai yang dipegang oleh Investor dan Peternak.

Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang ini seluruh biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak.

Peternakan direncanakan mulai berjalan bulan Juli 2011 yang akan datang dan berlokasi di lahan milik sendiri di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.

Info Lebih Lanjut:
Kalau masih ada yang kurang jelas dan ada yang ingin ditanyakan sehubungan dengan penawaran ini, jangan sungkan menghubungi hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk info lebih lanjut.

Cara Pendaftaran:
Kirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au dan sampaikan keinginan Anda untuk mendaftar sebagai investor dengan memberikan data diri (nama lengkap, alamat domisili lengkap, dan nomor KTP).

Setelah itu saya akan meminta transfer dana investasinya ke:
Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor rekening: 111-00-0435-1629

atau

Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859

Setelah transfer diterima, dua eksemplar surat perjanjian yang keduanya telah saya beri meterai dan tanda tangani dikirim lewat pos ke alamat investor.

Selanjutnya, investor mengirim kembali satu eksemplar surat perjanjian tsb lewat pos ke alamat saya.

Dengan demikian, Peternak dan Investor sudah terikat perjanjian kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang, dan Peternak akan memberikan informasi berkala kepada Investor mengenai perkembangan ternaknya.

Minggu, 27 Maret 2011

Anoa: Kerbau Kerdil Asli Indonesia

Anoa atau kerbau kerdil merupakan subgenus Bubalus yang terdiri dari dua spesies asli Indonesia: Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis).

Bersambung

Jumat, 18 Februari 2011

Karakteristik Standar Domba Mouflon

Karakteristik standar domba Mouflon ini adalah karakteristik standar yang ditetapkan oleh Perhimpunan Peternak Domba Bulu Bertanduk Amerika (United Horned Hair Sheep Association, Inc.). Karakteristik standar domba Mouflon ini menjadi tujuan yang harus dicapai semua peternak domba Mouflon. Beberapa karakteristik standar wajib dipenuhi untuk pendaftaran domba Mouflon dan daftar lengkap karakteristik standar yang harus dipenuhi untuk pendaftaran domba Mouflon dicantumkan sesudahnya.

Karakteristik domba Mouflon yang kurang diharapkan dianggap sebagai penyimpangan dan bukan diskualifikasi. Domba Mouflon yang memperlihatkan penyimpangan pada salah satu karakteristik tertentu masih bisa didaftarkan. Namun demikian, domba Mouflon yang memperlihatkan karakteristik yang tergolong diskualifikasi tidak bisa didaftarkan. Domba Mouflon yang tidak memperlihatkan karakteristik yang wajib dipenuhi untuk pendaftarannya dianggap terdiskualifikasi dan tidak memenuhi syarat pendaftaran.

Domba Mouflon harus memperlihatkan karakteristik dan penampilan umum sebagai domba yang gagah. Domba Mouflon harus terlihat seperti atlet yang ramping dan menarik. Domba Mouflon bukan murni trah domba pedaging tapi merupakan trah domba yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan belum tentu mencapai bobot hidup yang tinggi atau memperlihatkan otot-otot yang dalam dan berat sebagaimana domba pedaging murni. Istilah yang tepat untuk menggambarkan domba Mouflon adalah domba yang penampilan dan sifatnya seperti rusa.

Kepala
Kepala domba Mouflon harus benar-benar seimbang dan sesuai dengan badannya dan berdiri tegak ketika dalam keadaan waspada. Domba Mouflon betina harus memperlihatkan wajah dan karakteristik yang lebih feminin daripada domba Mouflon jantan.

Tunggu kelanjutannya.

Selasa, 15 Februari 2011

Perincian Kontak

Hipyan Nopri (lk.)
Peternakan Firstanipo
Usaha Bagi Hasil Peternakan Kambing, Domba, Sapi, dan Kerbau
Onlen Tujuh Hari Seminggu

Jl. Bugis No. 96 Kompleks PT KAI (PJKA) Sawahan Timur
Padang 25111, Sumatera Barat, Indonesia

Email: hipyannopri[at]yahoo[dot]com[dot]au
Website: http://www.proz.com/translator/111189
Yahoo!Messenger ID: hipyannopri

Lokasi Peternakan
Kambing Peranakan Etawa, Jawa Randu, Kacang, dan Sapi Simental:
Desa Sungai Bangek, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat

Kambing, Domba, Sapi, & Kerbau:
Rencana Pusat Peternakan
Desa Batu Ampar, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu

Perincian Bank
Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859

Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor Rekening: 111-00-0435-1629

Rabu, 09 Februari 2011

Domba Dorper Memang Domba Pedaging Unggul

Domba Dorper merupakan trah domba pedaging Afrika Selatan yang dikembangkan pada tahun 1930an dari domba Dorset dan domba Persia kepala hitam. Galur domba Dorper dikembangkan untuk daerah gersang yang luas di Afrika Selatan.

Domba Dorper merupakan salah satu jenis domba tak bertanduk yang paling subur dengan badan yang panjang, bulat, dan dalam, serta perpaduan rambut bulu dan rambut wol tipis dan pendek. Rambut wol yang tipis dan pendek ini mengalami peluruhan alami secara berkala. Dengan demikian, rambut wol domba Dorper ini tidak perlu dicukur sebagaimana rambut wol domba lain. Karena itu, domba Dorper diklasifikasikan sebagai domba bulu (hair sheep), bukan domba wol (wool sheep).

Domba Dorper memiliki ciri khas kepala hitam (disebut domba Dorper) dan juga kepala putih (dinamakan domba Dorper Putih). Selain itu, domba Dorper memperlihatkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, ketangguhan fisik, tingkat reproduksi dan pertumbuhan (mencapai 36 kg pada umur 3,5 sampai 4 bulan) serta kemampuan mengasuh anak yang tinggi.

Domba Dorper dikembangkan melalui perkawinan silang antara domba Dorset jantan dengan domba Persia kepala hitam betina. Hasil perkawinan silang ini adalah domba Dorper yang berkepala hitam dan domba Dorper yang berkepala putih. Perbedaan warna ini tidak menunjukkan perbedaan keunggulan keduanya. Namun demikian, sekitar 85% peternak domba Dorper Afrika Selatan memelihara domba Dorper kepala hitam.

Saat ini, domba Dorper merupakan domba dengan populasi terbanyak kedua di Afrika Selatan dan telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.

Domba Dorper umumnya diternakkan sebagai domba pedaging unggul. Musim kawin domba Dorper cukup panjang dan tidak dibatasi musim. Peternak dapat mengatur program perkawinan dombanya sehingga induk domba Dorper bisa melahirkan kapan saja setiap tahun. Domba Dorper sangat subur dan persentase domba Dorper betina yang bunting dalam satu musim kawin relatif tinggi. Jarak beranak domba Dorper betina bisa delapan bulan. Karena itu, dengan pemberian pakan yang baik dan pengelolaan yang baik, domba Dorper betina bisa beranak tiga kali dalam dua tahun.

Persentase beranak 150% dapat dicapai dalam kondisi pemeliharaan yang baik, dan bahkan pada sebagian kasus luar biasa dapat dicapai 180%. Dalam kondisi pemeliharaan ekstensif, persentase beranak domba Dorper betina mencapai 100%. Dalam kawanan domba Dorper dengan jumlah domba Dorper betina dara yang besar, persentase beranak berkisar 120% karena domba-domba Dorper betina ini biasanya melahirkan seekor anak. Kalau diasumsikan persentase beranaknya 150% dan pemeliharaannya membuat domba Dorper betina dapat beranak sekitar tiga kali dalam dua tahun, seekor domba Dorper betina akan melahirkan 2,25 anak domba setiap tahun.

Anak domba Dorper tumbuh dengan cepat dan mencapai bobot sapih yang tinggi. Ini merupakan karakteristik penting dari segi ekonomi dalam pembiakan domba pedaging. Bobot hidup sekitar 36 kg dapat dicapai anak domba Dorper pada umur 3-4 bulan. Ini menjamin karkas bermutu tinggi sekitar 16 kg. Hal ini terkait dengan potensi pertumbuhan alami anak domba Dorper dan kemampuannya makan rumput pada usia dini.

Menurut Dr Q P Campbell dalam "Make Money with Mutton Sheep" (Menghasilkan Uang dengan Domba Pedaging), pertambahan berat badan harian rata-rata domba Dorper dalam kondisi pemeliharaan ekstensif berkisar 81 g sampai 91 g per hari.

Domba Dorper mampu menyesuaikan diri dengan baik dengan berbagai kondisi iklim dan sumber pakan. Pada mulanya, domba Dorper dikembang-biakkan untuk daerah gersang di Afrika Selatan, tapi sekarang domba Dorper sudah tersebar luas ke seluruh provinsi di negara ini. Domba Dorper mampu hidup dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan dan pakan serta bereaksi sangat positif dalam kondisi pemeliharaan intensif.

Bersambung

Rujukan:
http://139.78.104.1/breeds/sheep/dorper/index.htm

Fakta mengenai Domba

Domba adalah istilah untuk hewan peragut selektif yang dapat diternakkan (dijinakkan) ataupun yang liar. Tulisan ini lebih banyak membahas domba ternak (Ovis Aries). Berdasarkan tingkah lakunya, domba termasuk hewan sosial, mandiri, dan non-defensif. Sosial artinya domba suka berkumpul atau membentuk kelompok. Jarang sekali terlihat domba sendirian karena sifat sosialnya. Mandiri berarti domba memiliki tingkat kemandirian yang tinggi saat baru lahir. Artinya, domba dapat berdiri sendiri dengan kakinya tidak lama setelah dilahirkan. Domba umumnya juga non-defensif dalam menghadapi hewan pemangsa atau predator seperti serigala dan anjing liar. Dengan kata lain, kalau ada hewan pemangsa atau predator, domba cenderung segera menghindar atau melarikan diri. Domba juga sangat pemilih dalam kebiasaan meragutnya. Pada bibir bagian atas domba terdapat belahan bibir yang membuat domba dapat memilih dan meragut daun yang disukainya.

Pada mulanya, semua domba merupakan domba liar. Sekitar tahun 10.000 SM domba mulai diternakkan oleh manusia. Sebagian besar galur domba wol (wool sheep) berasal dari domba Mouflon. Sebagian besar trah domba bulu (hair sheep) berasal dari domba Urial. Sebelum domestikasi domba, anjing dan rusa sudah dijinakkan manusia.

Setelah domba dipelihara dalam kondisi diternakkan, domba mulai mengalami beberapa perubahan. Pada bagian luar, domba mulai mengalami pertumbuhan lebih banyak rambut wol daripada rambut bulu. Warna wol dan bulu berubah dari coklat dan coklat muda menjadi putih dan hitam. Telinga domba juga menjadi lebih terkulai dan kurang tegak. Tanduk domba yang terdapat pada domba liar semakin menyusut dan hilang pada kebanyakan trah domba ternak. Pada bagian dalam juga terjadi perubahan pada domba. Perubahan internal ini terjadi pada bagian muka maupun belakang badan domba. Ekor domba jadi lebih sedikit tulangnya daripada domba di zaman kuno. Domba sekarang juga lebih kecil otaknya dibandingkan dengan domba 12.000 tahun yang lalu.

Domba diternakkan untuk mendapatkan beberapa manfaat yang masih berlaku sampai sekarang. Pada mulanya domba diternakkan untuk mendapatkan daging, kulit, susu dan wol. Sekarang domba masih digunakan dengan tujuan pokok yang sama ditambah lagi dengan berbagai tujuan lainnya. Produk sampingan domba banyak digunakan pada berbagai macam produk yang kita gunakan sehari-hari.

Berat lahir domba berkisar 2,5 sampai 4 kg per ekor. Jumlah rata-rata anak domba yang dilahirkan seekor domba betina 1,1 sampai 1,4 ekor domba per tahun. Anak domba yang baru lahir akan menyusu pada induknya selama 2 sampai 3 bulan. Sekitar 15 ekor domba memerlukan padang rumput seluas 1 hektar.

Dilihat dari penutup badannya, domba terbagi menjadi beberapa kategori: domba wol halus, domba wol sedang, domba wol panjang, domba wol karpet, dan domba bulu. Domba wol halus adalah domba yang menghasilkan wol bermutu paling tinggi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah domba Merino galur murni seperti domba Merino Spanyol, domba Cormo Amerika, domba Merino Booroola, domba Debouillet, domba Merino Delaine, dan domba Rambouillet. Domba Merino mampu beradaptasi dengan lingkungan gersang dan semi-gersang. Domba Merino memiliki naluri berkelompok yang sangat kuat. Domba penghasil wol halus ini merupakan lebih dari 50 persen dari populasi domba di seluruh dunia. Domba wol halus banyak terdapat di Australia, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat Bagian Barat.

Domba wol sedang adalah domba yang menghasilkan wol berkualitas sedang. Domba yang masuk dalam klasifikasi domba wol sedang adalah segala jenis domba peranakan domba Merino. Domba wol sedang biasanya dijadikan sebagai domba ternak untuk tujuan ganda, yaitu penghasil wol kualitas sedang dan penghasil daging. Domba wol sedang yang paling terkenal di Amerika Serikat adalah domba Suffolk, domba Dorset, dan domba Hampshire. Domba wol sedang merupakan 15 persen dari seluruh populasi domba di dunia.

Domba wol panjang adalah domba yang menghasilkan wol yang kasar dan kuat dengan panjang 12 inci per tahun. Domba wol panjang paling cocok hidup di daerah beriklim sejuk, bercurah hujan tinggi, dan terdapat pakan hijauan yang melimpah. Domba yang diklasifikasikan domba wol panjang adalah berbagai jenis domba Inggris. Domba Border Leicester, domba Coopworth, domba Costwold, domba Lincoln, domba Perendale, dan domba Romney termasuk dalam golongan domba wol panjang. Domba wol panjang banyak diternakkan di Inggris, Skotlandia, Selandia Baru, dan Kepulauan Falkland.

Domba wol karpet adalah domba yang menghasilkan wol yang paling kasar dan paling rendah kualitasnya. Wol jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan karpet. Rambut domba wol karpet terdiri dari rambut dalam dan rambut luar. Rambut luar domba wol karpet berupa wol yang panjang dan kasar sebagi pelindung terhadap cuaca lingkungan yang ekstrem. Contoh domba yang dikategorikan sebagai domba wol karpet adalah domba Islandia, domba Karakul, domba Navajo Churro, dan domba Skotlandia Muka Hitam.

Berdasarkan klasifikasi domba wol di atas, domba asli Indonesia, yaitu domba kampung atau domba ekor tipis nampaknya termasuk dalam kategori domba wol karpet. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa rambut domba ekor tipis berupa wol kasar dan tidak mengalami peluruhan alami. Karena peternak tradisional biasanya tidak pernah mencukur rambut wolnya, rambut domba ekor tipis umumnya terlihat kusut dan bergumpal-gumpal.

Domba bulu (hair sheep) adalah domba yang rambutnya bukan berupa wol tapi seluruhnya berupa bulu. Dari pengamatan visual, rambut bulu pada domba bulu ini terlihat seperti rambut bulu pada kambing. Namun demikian, domba yang sebagian rambutnya berupa wol tapi sebagian besar rambutnya berupa bulu juga dimasukkan dalam kategori ini. Domba yang rambutnya merupakan perpaduan rambut bulu dan rambut wol ini akan mengalami peluruhan alami rambut wolnya secara berkala sehingga tidak perlu dicukur.

Ketiga jenis domba liar yang menjadi nenek moyang domba ternak, yaitu domba Argali, domba Urial, dan domba Mouflon, termasuk kelompok domba bulu. Sebagian besar domba bulu ternak terdapat di Afrika dan kawasan Karibia. Meskipun demikian, domba bulu juga ditemukan di daerah beriklim sedang di Amerika Serikat dan Kanada. Beberapa contoh domba bulu ternak yang terkenal adalah domba Dorper, domba Katahdin, domba Barbados Perut Hitam, domba Barbado atau disebut juga domba Amerika Perut Hitam (American Blackbelly), domba Pelibuey, dan domba Damara.

Domba bulu merupakan 10 persen dari populasi domba di seluruh dunia. Namun demikian, populasi domba bulu terus berkembang dengan sangat pesat karena peternak di Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya semakin banyak yang lebih suka memelihara domba bulu daripada domba wol karena dua pertimbangan utama: pertama, biaya pencukuran wol semakin mahal tapi harga jual wol semakin menurun, dan kedua, domba bulu tidak memerlukan pencukuran sama sekali sehingga lebih efisien.

Tunggu kelanjutannya.

Rujukan:
http://www.cals.ncsu.edu/an_sci/extension/animal/4hyouth/sheep/sheepfacts.htm
http://www.sheep101.info/sheeptypes.html
http://www.apparelsearch.com/education_research_wool_sheep_long_wool_breeds.htm

Kamis, 03 Februari 2011

Visi dan Misi

Nama Peternakan Firstanipo berasal dari perpaduan nama anak perempuan kami Firstanisa dan anak lelaki kami yang bernama Amernipo.

Nama Firstanisa merupakan perpaduan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris 'first' (pertama) dan bahasa Arab 'annisa' (perempuan).

Nama Amernipo diambil dari perpaduan kata 'Amerika' dan 'Nippon' (Jepang) karena saat kehamilan istri saya sampai kelahiran anak bungsu kami ini, saya sedang sibuk membantu orang Amerika Serikat yang kemudian disusul dengan orang Jepang sebagai juru bahasa atau penerjemah lisan atau interpreter mereka selama kegiatan mereka di Sumatera Barat dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan setelah gempa besar 30 September 2009.

Ide membuka usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga ini mulai timbul pada akhir tahun 2008 setelah saya sering iseng melihat-lihat gambar ternak kambing, domba, sapi, dan kerbau baik di Internet maupun di toko buku.

Setelah sering melihat-lihat gambar kambing, domba, sapi, dan kerbau, akhirnya penasaran ingin membaca uraian mengenai ternak dan usaha peternakan ruminansia ini.

Karena sering membaca berbagai informasi mengenai peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau inilah akhirnya muncul ide untuk ikut membuka usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga mengingat modal yang sangat terbatas.

Selanjutnya, dengan tekad kuat untuk segera membuka usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga namun tidak punya lahan sendiri, akhirnya muncul gagasan untuk menjalin kemitraan dengan keluarga miskin di pedesaan dan pinggiran kota yang memiliki lahan untuk peternakan.

Sejak awal tahun 2009 Peternakan Firstanipo mulai berjalan dengan usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang bermitra dengan keluarga miskin di pinggiran kota Padang, Sumatera Barat. Awal tahun 2010 Peternakan Firstanipo membuka usaha bagi hasil peternakan sapi Simental bermitra dengan keluarga miskin yang sama. Pada awal tahun 2011 ini Peternakan Firstanipo akan segera merintis usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dan domba dengan menjalin kemitraan dengan salah satu keluarga miskin di pinggiran kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Insyaallah Peternakan Firstanipo, yang merupakan usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga, akan terus dikembangkan agar mencakup peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau dan skala usahanya semakin meningkat serta menjangkau lebih banyak keluarga miskin sebagai mitra usaha.

Sebagai landasan pengembangan usaha agrobisnis peternakan baik dalam jenis ternak, skala usaha, dan banyaknya keluarga miskin yang dijadikan mitra ini, Peternakan Firstanipo memiliki visi dan misi seperti diuraikan di bawah ini.

Visi
Menciptakan sinergi antara pemilik modal dan masyarakat pedesaan dalam usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau demi mewujudkan kesejahteraan bersama lahir dan batin.

Misi
Membuat pemilik modal dan masyarakat pedesaan menyadari potensi besar agrobisnis peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau dalam menciptakan kesejahteraan

Menekan angka kemiskinan, pengangguran, dan urbanisasi

Mempromosikan berbagai jenis kambing, domba, sapi, dan kerbau unggul kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui tulisan-tulisan mengenai ternak unggul di blog ini

Mendorong para peternak yang memiliki kemampuan finansial memadai dan pemilik modal yang memiliki perhatian besar pada usaha pengembangan peternakan di Indonesia untuk mendatangkan berbagai jenis kambing, domba, sapi, dan kerbau unggul dari luar negeri ke Indonesia

Mempromosikan domba bulu (hair sheep) kepada para peternak, calon peternak, dan pemerhati peternakan demi pengembangan dan pemasyarakatan peternakan domba bulu (hair sheep) di Indonesia

Mempromosikan konsep usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau kepada para pemilik modal

Mewujudkan kemitraan antara peternak dan pemilik modal dalam usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau

Menciptakan usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau terdepan di tingkat lokal, nasional, dan internasional

Menciptakan usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau yang menguntungkan dan bermanfaat bagi peternak, pemilik modal, dan masyarakat luas

Menciptakan usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau yang ramah lingkungan

Membuka usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang/Kampung

Membuka usaha bagi hasil peternakan kambing Senduro (kambing Etawa Putih)

Membuka usaha bagi hasil peternakan kambing Boer, Boerka, dan Boerawa

Membuka usaha bagi hasil peternakan domba bulu (hair sheep)

Membuka usaha bagi hasil peternakan sapi Bali

Membuka usaha bagi hasil peternakan kerbau

Mencegah terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota

Mendorong terjadinya ruralisasi atau perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk membangun ekonomi pedesaan melalui usaha peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau

Peluang Investasi Agrobisnis Peternakan

Jangan biarkan seluruh dana Anda terpendam pasif di bank.

Jangan habiskan penghasilan bulanan Anda untuk keperluan konsumtif yang berlebihan.

Ingat, masih banyak keluarga miskin di sekitar kita yang memerlukan bantuan kita.

Jangan biarkan anak-anak keluarga miskin terlantar pendidikan dan kesehatannya karena kemiskinan orang tua mereka.

Jangan biarkan anak-anak lelaki keluarga miskin tumbuh sebagai pelaku tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan makan mereka.

Jangan biarkan anak-anak perempuan keluarga miskin terjerumus menjadi pekerja seks komersial demi memperoleh uang untuk menghidupi diri dan keluarganya.

Manfaatkan sebagian rizki Anda untuk hal yang produktif dan menguntungkan Anda sendiri dan juga orang lain melalui investasi di bidang usaha agrobisnis peternakan.

Dana investasi Anda akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi Anda sebagai investor, saya sebagai peternak, dan keluarga miskin yang diberi bantuan produktif berkat usaha bagi hasil peternakan yang Anda dukung ini.

Tingkatkan dan kembangkan terus dana Anda melalui usaha produktif dan menguntungkan dalam agrobisnis peternakan kambing, domba, sapi, atau kerbau.

Seiring pertambahan populasi ternak Anda, dana yang Anda investasikan akan terus bertambah.

Singkatnya, Anda akan memperoleh keuntungan finansial dari usaha agrobisnis peternakan ini dan kelegaan batin karena ikut membantu meningkatkan taraf hidup keluarga miskin.

Kemampuan dan kemauan berbuat dan mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang yang membutuhkan bantuan akan menimbulkan kebahagiaan tak terkira selama hidup Anda.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Agrobisnis Peternakan

Program bantuan produktif yang saya rintis sejak awal tahun 2009 ini sudah berjalan di Padang, Sumatera Barat.

Keluarga miskin yang menjadi sasaran program bantuan produktif agrobisnis peternakan ini adalah keluarga yang terdaftar dalam basis data keluarga miskin yang disusun pemerintah setempat.

Bantuan ini berupa kemitraan dengan satu keluarga miskin di desa Sungai Bangek, kelurahan Balai Gadang, kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dan sapi Simental.

Karena mitra saya kerepotan mengurus ternak kambing Kacang yang semakin banyak, awal tahun 2010 peternakan kambing diganti dengan peternakan sapi Simental.

Bantuan produktif agrobisnis peternakan ini rencananya juga akan diberikan kepada keluarga miskin di Bengkulu Selatan sejalan dengan rencana pembukaan usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, dan kerbau di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.

Peternakan yang direncanakan di Batu Ampar ini akan menerapkan konsep peternakan terpadu.

Peternakan kambing, sapi, dan kerbau ini akan dipadukan dengan perkebunan coklat.

Dengan sistem peternakan terpadu ini terjadi simbiosis mutualisma antara ternak dan tanaman coklat. Kulit buah coklat dapat dijadikan pakan ternak, dan kotoran ternak menyuburkan tanaman coklat.

Selanjutnya, selain ditanami rumput gajah dan rumput unggul lainnya yang berserat dan bergizi tinggi, lahan yang cukup luas akan dimanfaatkan untuk perkebunan jagung dan kedelai serta kolam ikan nila sebagai sumber pakan konsentrat berprotein tinggi.

Ternak yang dipelihara nanti juga diberi pakan ampas tahu dan dedak padi halus. Sebagai tambahan, mereka juga akan diberi mineral dan probiotik.

Untuk menjaga dan menjamin kesehatan ternak, pemeriksaan kesehatan oleh petugas dinas peternakan setempat akan dilakukan setiap 3 bulan sekali atau kapan pun diperlukan kalau ada ternak yang sakit.

Dengan penyediaan pakan berserat dan bergizi tinggi serta pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan teratur dan berkelanjutan, insyaallah ternak yang dipelihara akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dan sehat.

Bantuan produktif yang akan diberikan kepada para keluarga miskin di sekitar peternakan yang direncanakan berlokasi di Kedurang tersebut berupa kemitraan dengan keluarga miskin dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang.

Keluarga miskin yang terpilih akan dijadikan mitra untuk memelihara sepasang kambing Kacang. Jatah bagi hasil untuk saya dan pemelihara masing-masing 50%.

Jadi, hasil penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan nanti akan dibagi dua antara saya dan keluarga miskin pemelihara kambing Kacang tersebut.

Kalau pemelihara kambing Kacang ini berhasil dengan baik mengembang-biakkan kambing tersebut dan membuktikan dirinya sebagai peternak yang telaten dan terpercaya, saya juga akan memberikan sepasang sapi Bali untuk mereka kembang-biakkan dengan jatah bagi hasil yang sama.

Karena keterbatasan dana yang saya miliki, saya mengundang partisipasi siapa pun yang memiliki dana minimal Rp2 juta untuk mendukung terwujudnya program bantuan produktif ini dengan mendaftarkan diri sebagai investor.

Segera wujudkan niat baik Anda memberikan bantuan produktif untuk meningkatkan taraf hidup keluarga miskin.

Daftarkan diri Anda sebagai investor usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, atau kerbau, dengan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Informasi lengkap mengenai penawaran kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, dan kerbau dapat dilihat di bawah ini dan di sini.

Peternakan Solusi Kemiskinan

Sungguh ironis bila kita melihat fakta bahwa masih banyak sekali masyarakat pedesaan yang masuk dalam kategori masyarakat miskin. Fakta ini dapat kita lihat dari banyak dan panjangnya antrian pada saat pembagian BLT. Di satu sisi, pedesaan kita kaya akan sumber daya alam. Namun demikian, kenyataannya banyak sekali masyarakat pedesaan yang hidup miskin dan karena itu banyak di antara mereka yang pindah ke kota mengadu nasib dengan bekal pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan ala kadarnya.

Jadi, tidak mengherankan bila di kota-kota banyak terdapat bangunan kumuh di sepanjang bantaran sungai. Bangunan-bangunan kumuh ini menjadi tempat tinggal orang-orang desa yang gagal mendapatkan keberuntungan di kota.

Dengan sumber daya alam yang melimpah dan lahan pertanian yang luas, mengapa masyarakat desa tetap miskin dan akhirnya berurbanisasi ke berbagai kota? Menurut saya, hal ini disebabkan oleh dua hal utama - wawasan masyarakat pedesaan yang sempit dan kurang atau tidak tersedianya modal atau orang yang bersedia memberikan modal bagi mereka.

Banyak masyarakat desa yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan lahan pertanian mereka secara optimal. Pengamatan saya terhadap para petani di pedesaan Bengkulu dan Sumatera Barat menunjukkan bahwa lahan tidur bukanlah kenyataan yang langka di pedesaan. Petani sering hanya menanam padi dan sedikit palawija. Fokus usaha pertanian mereka adalah pemenuhan kebutuhan keluarga. Jarang terlintas dalam pikiran mereka untuk menanam tanaman unggul bernilai jual tinggi seperti durian monthong, mangga harum manis, atau pisang cavendish (pisang Ambon putih) di pinggir sawah atau tanah mereka.

Karena tidak tersedia uang yang cukup banyak, mereka tidak beternak kambing, sapi, atau kerbau padahal selain ternak itu sendiri dapat dijual, kotoran berupa tahi maupun kencing ternak tersebut sangat bermanfaat sebagai pupuk kandang dan penghasil biogas. Penggunaan pupuk kandang ini sangat menyuburkan tanaman dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang harganya mahal dan cenderung naik terus serta dapat mencemari dan merusak lingkungan. Begitu pula, biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak sangat menghemat biaya pembelian minyak tanah untuk memasak dan mengurangi penebangan pohon secara serampangan untuk kayu bakar.

Seharusnya, uang yang tidak cukup untuk membeli ternak jangan menjadi penghambat bagi masyarakat untuk beternak. Mereka dapat memulai dengan beternak unggas seperti ayam, bebek, atau itik, yang modalnya cukup beberapa puluh ribu saja. Seandainya mereka tidak punya uang beberapa puluh ribu, mereka bisa menjalin kerja sama bagi hasil dengan tetangga yang punya ayam. Setelah populasinya cukup banyak, ayam tersebut bisa dijual untuk membeli kambing. Begitu pula selanjutnya, setelah populasi kambingnya cukup banyak, kambing tersebut bisa dijual untuk membeli sapi atau kerbau. Jadi, wawasan dan pemahaman agrobisnis harus ditanamkan dan disebarkan di kalangan masyarakat pedesaan.

Itu dari pihak petani. Sekarang kita lihat dari pihak yang memiliki modal. Pemilik modal yang saya maksud di sini bukan lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan formal lainnya. Fasilitas kredit dari lembaga keuangan seperti ini tentu sangat merepotkan bagi petani baik dari segi tingginya bunga maupun rumit dan beratnya persyaratan dan prosedurnya.

Pemilik modal yang saya maksud di sini adalah orang perorangan yang memiliki dana yang cukup untuk membeli setidaknya sepasang ternak - kambing, sapi, atau kerbau.

Mungkin pemilik modal di desa jauh lebih sedikit daripada di kota. Karena itu, melalui tulisan dan blog ini saya menghimbau agar siapa pun yang masuk kategori pemilik modal menurut pengertian yang saya maksud dalam tulisan ini segera menjalin kerja sama bagi hasil peternakan - kambing, sapi, atau kerbau. Pemilik modal menyediakan minimal sepasang ternak beserta kandangnya, dan peternak menyediakan lahan dan pakannya. Perhitungan bagi hasil antara pemodal dan peternaknya bisa 70%-30%, 60%-40%, atau 50%-50%, tergantung kesepakatan antara pemodal dan peternak sehubungan dengan beban yang ditanggung masing-masing pihak. Misalnya, pembagian 50%-50% diberlakukan bila pemodal hanya menyediakan ternak, dan peternak membangun kandang dan menyediakan pakan. Kalau pemodal menyediakan ternak, membuat kandang, menyediakan pakan tambahan serta obat-obatan, dan peternak hanya memelihara dan menyediakan pakan hijauan, pembangian 70%-30% dapat diterima.

Mudah-mudahan para pemilik modal di mana pun berada di seluruh Indonesia tertarik dengan konsep usaha bagi hasil peternakan ini. Segera sisihkan sebagian kekayaan Anda untuk membeli sepasang ternak dan membangun kandangnya. Carilah keluarga miskin di daerah pedesaan atau pinggiran kota di daerah tempat tinggal Anda yang bersedia menerima tawaran kerja sama bagi hasil peternakan.

Sebenarnya, saya tidak tergolong orang yang memiliki banyak dana seperti para konglomerat dan pejabat pemerintah kita. Walaupun begitu, saya sekarang sudah menjalin kerja sama peternakan sapi Simental dengan salah satu keluarga miskin di Sungai Bangek, pinggiran kota Padang dengan perhitungan bagi hasil 70% untuk saya sebagai pemilik modal dan 30% untuk peternak.

Peternakan adalah usaha yang relatif mudah dilakukan oleh siapa pun dan menguntungkan. Karena itu, mari kita bangun desa kita melalui usaha peternakan. Mari kita berantas kemiskinan melalui usaha peternakan. Mari kita bantu masyarakat miskin melalui usaha nyata yang saling menguntungkan - kerja sama bagi hasil peternakan. Mari kita bekali masyarakat miskin dengan kail daripada kita beri ikan kepada mereka.

Mari Beternak

Hai Rakyat Indonesia,

Agrobisnis peternakan adalah usaha produktif yang menguntungkan dan mudah dikerjakan.

Ketiadaan modal jangan jadi penghalang niat membuka usaha agrobisnis peternakan.

Agrobisnis peternakan tidak hanya bisa dilakukan orang bermodal besar.

Masyarakat kelas bawah di daerah pedesaan dan kawasan pinggiran perkotaan juga bisa membuka usaha agrobisnis peternakan.

Tentu saja, masyarakat kelas bawah hanya bisa memulai dengan usaha peternakan skala rumah tangga.

Tidak apa-apa; yang penting ada niat, tekad, dan kemauan untuk memperbaiki taraf hidup melalui usaha agrobisnis peternakan.

Belum bisa memelihara ternak besar, mulai saja dengan memelihara ternak kecil.

Kalau ada uang beberapa puluh ribu rupiah, buat kandang yang sederhana namun cukup kuat dan mudah dibersihkan dengan memanfaatkan bahan bangunan yang tersedia di sekitar tempat tinggal kita.

Kalau tinggal di pedesaan, cari kayu atau bambu dan daun di hutan sekitar desa untuk membuat kandang dengan biaya relatif murah.

Kalau tinggal di kawasan pinggiran perkotaan, cari kayu dan seng sisa-sisa bangunan yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan membuat kandang ternak.

Setelah itu, segera belikan ternak unggas seperti itik, bebek, ayam, atau angsa.

Kalau tidak punya uang, segera cari pekerjaan apa pun yang bisa mendatangkan uang; yang penting halal. Buang rasa malu dan gengsi dalam melakukan pekerjaan yang baik dan halal untuk mendapatkan penghasilan.

Setelah itu, gunakan uang beberapa puluh ribu rupiah untuk membeli sepasang ayam, itik, bebek, atau angsa.

Setelah populasinya beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor kambing atau domba kampung yang sudah bunting. Kemudian, kalau sudah dapat tambahan uang dari penjualan sebagian populasi unggas lagi, belikan satu ekor kambing atau domba jantan.

Setelah populasi kambing atau domba mencapai beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau betina yang sudah bunting. Selanjutnya, kalau sudah dapat tambahan uang lagi dari penjualan sebagian populasi kambing atau domba kampung, beli satu ekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau jantan.

Akhirnya, kita tinggal melakukan kegiatan rutin memelihara dan merawat ayam atau itik atau angsa, kambing atau domba, dan sapi atau kerbau tersebut. Populasi ternak kita terus bertambah, dan dengan demikian penghasilan kita akan terus bertambah.

Dengan penghasilan yang terus bertambah, taraf hidup kita terus meningkat dan terangkat dari status miskin menjadi satus berkecukupan.

Kalau dulu kita menerima bantuan dari para pemilik modal yang dermawan, sekarang kita harus menjadi pemberi bantuan untuk saudara kita yang keadaan ekonominya masih memprihatinkan.

Dengan demikian, akan terjadi dua efek berantai sekaligus: pertama, pemasyarakatan usaha agrobisnis peternakan di kalangan masyarakat pedesaan dan kawasan pinggir perkotaan dan kedua, pemerataan kesejahteraan di kalangan masyarakat kelas bawah pedesaan dan perkotaan.

Untuk membantu mewujudkan terjadinya reaksi berantai tersebut tentu saja sangat diharapkan partisipasi aktif para dermawan yang bersedia menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk memberikan bantuan modal kepada orang-orang tidak mampu yang jujur dan mau bekerja keras membuka usaha agrobisnis peternakan.

Mudah-mudahan semakin banyak orang kaya yang menyadari bahwa sebagian dari hartanya adalah hak kaum duafa.

Sabtu, 29 Januari 2011

Daftar Harga Domba Waringin

Kepada para peternak dan calon peternak yang tertarik untuk memelihara dan mengembang-biakkan domba pedaging unggul asal Sumatera Utara, yaitu domba Waringin, yang ditemukan Bapak Tista Waringin Sitompul, berikut saya berikan informasi harga domba Waringin jantan dan domba Waringin betina.

Domba Waringin Jantan:

Umur 4-6 bulan, berat 12-20 kg, Rp900.000/ekor

Umur 6-8 bulan, berat 20-30 kg, Rp1.200.000/ekor

Umur 8-10 bulan, berat 30-40 kg, Rp1.400.000/ekor

Umur 10-12 bulan, berat 40-50 kg, Rp1.800.000/ekor

Umur 12-18 bulan, berat 50-80 kg, Rp2000.000/ekor

Umur 18 bulan atau lebih, berat 70-145 kg, Rp2.500.000-Rp4.000.000/ekor


Domba Waringin Betina

Umur 4-6 bulan, berat 12-18 kg, Rp800.000/ekor

Umur 6-8 bulan, berat 18-25 kg, Rp1.200.000/ekor

Umur 8-10 bulan, berat 25-30 kg, Rp1.200.000/ekor

Umur 10-12 bulan, berat 30-40 kg, Rp1.400.000/ekor

Umur 12 bulan atau lebih, berat 40-70 kg, Rp2.500.000-Rp3000.000/ekor

Catatan:
1. Calon pembeli harus mendaftar dulu untuk memesan domba Waringin karena peminatnya cukup banyak.
2. Sebagai tanda jadi, calon pembeli harus memberikan uang panjar.
3. Pengangkutan domba yang dibeli ditangani sendiri oleh pembeli.
4. Silakan hubungi:
Bapak Tista Waringin Sitompul
Jl. DI Panjaitan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara
Telepon: (061)-891-2023
HP: 081-361-148-235

Segera hubungi Bapak Tista Waringin Sitompul untuk pemesanan domba Waringin karena persediaan domba Waringin di peternakan domba Waringin yang beliau kelola tidak selalu ada.

Sering terjadi, calon pembeli harus mendaftar dulu untuk pemesanan dan harus menunggu beberapa bulan untuk mendapatkan domba Waringinnya.

Jadi, kalau Anda berminat mengembang-biakkan domba Waringin yang merupakan domba pedaging unggul temuan putera terbaik Indonesia ini, jangan berpikir dan menunggu terlalu lama, segera hubungi Bapak Tista Waringin Sitompul, pimpinan Waringin Centre.

Rujukan:
http://tistawaringin.blogspot.com/2009/05/tentang-irtista-waringin-sitmpul.html

Kamis, 27 Januari 2011

Gambaran Umum Domba Dorper

Kali ini saya tampilkan foto salah satu galur domba pedaging unggul asal luar negeri, domba Dorper. Sebagaimana kambing Boer, domba ini juga jelas sekali memperlihatkan tampilan fisik dengan karakteristik nyata domba pedaging.

Domba Dorper merupakan domba pedaging unggul hasil perkawinan silang yang dilakukan oleh Departemen Pertanian Afrika Selatan antara domba Dorset dan domba Persia kepala hitam. Nama "Dorper" untuk domba hasil perkawinan silang ini merupakan gabungan suku kata awal domba Dorset (Dor-) dan suku kata awal domba Persia (Per-). Karena keunggulannya sebagai domba pedaging, domba Dorper merupakan trah domba kedua yang paling banyak dipelihara para peternak Afrika Selatan. Domba Dorper mampu hidup di daerah gersang dan beriklim tropis di Afrika Selatan. Karena itu, domba Dorper cocok diternakkan di Indonesia yang beriklim tropis sebagaimana iklim di negara asal domba Dorper ini, yaitu Afrika Selatan.

Di luar Afrika Selatan, domba Dorper juga banyak diternakkan di Australia. Di negara Kanguru ini, domba Dorper banyak dipelihara di daerah gurun dan kawasan beriklim tropis benua ini serta daerah selatan Australia yang bercurah hujan tinggi. Domba Dorper ini bahkan terbukti mampu berkembang biak di daerah berhawa sangat dingin dan lembab seperti Tasmania.

Badan domba Dorper dalam, lebar, panjang, dan padat berisi. Domba Dorper jantan bisa mencapai bobot hidup 110 hingga 130 kg, sedangkan domba Dorper betina bisa mencapai bobot hidup 80 sampai 110 kg. Domba Dorper ada yang berkepala hitam dan ada juga yang putih total. Namun demikian, peternak domba Dorper di luar negeri tidak lebih menyukai salah satu di antara kedua jenis domba Dorper ini. Mereka biasanya memelihara baik domba Dorper kepala hitam maupun domba Dorper putih. Mutu kedua jenis domba Dorper ini sama saja; yang berbeda cuma warnanya.

Domba ini termasuk klasifikasi domba bulu (hair sheep), yaitu domba yang kadar bulunya lebih besar daripada wolnya. Berbeda dengan domba wol yang wolnya harus dicukur secara rutin, sebagai domba bulu, domba Dorper tidak perlu dicukur. Di luar negeri yang beriklim empat musim, bulu domba Dorper ini tumbuh cukup lebat di musim gugur dan dingin. Namun demikian, ketika memasuki musim semi dan musim panas, bulu yang lebat tadi luruh dengan sendirinya sehingga yang tertinggal hanya bulunya yang mirip dengan bulu kambing.

Bersambung

Rujukan:
http://www.texasdorpers.com/
http://en.wikipedia.org/wiki/Dorper_%28sheep%29

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes