Selasa, 28 Desember 2010

Domba Lincoln - Domba Terbesar di Dunia

Domba Lincoln adalah domba wol hasil perkawinan silang antara domba Leicester dan domba Lincolnshire yang berbulu kasar. Domba hasil persilangan ini terus dikembangkan dan diseleksi untuk menghasilkan trah domba terbaik. Banyak peternak yang berperan melakukan perbaikan karakteristik domba Lincoln ini. Namun demikian, dari sekian banyak peternak, keluarga Dudding di Great Grimsby, Lincolnshire, mungkin memberikan sumbangan terbesar bagi perbaikan karakteristik domba Lincoln ini. Keluarga peternak ini telah mengembang-biakkan domba Lincoln selama 175 tahun. Pada tahun 1913, domba Lincoln mulai diekspor ke berbagai negara di luar Inggris, terutama Argentina.

Domba Lincoln pertama kali diekspor ke Amerika Serikat pada awal abad ke 19. Namun demikian, domba Lincoln tidak pernah menjadi trah domba yang terkenal di Amerika Serikat kecuali di beberapa negara bagian di kawasan tengah, Idaho dan Oregon untuk produksi wol. Trah domba ini lebih terkenal di Kanada daripada di Amerika Serikat.

Berdasarkan kriteria bobot hidupnya yang mencapai 113 hingga 160 kg pada domba Lincoln jantan dewasa dan 90 sampai 113 kg pada domba Lincoln betina dewasa, domba Lincoln dinyatakan sebagai galur domba terbesar di dunia. Memang, berat rata-rata domba Lincoln lebih besar daripada domba trah lain.

Sebagai trah domba hasil persilangan yang telah dikembang-biakkan dan diseleksi selama ratusan tahun, domba Lincoln tidak bertanduk, kepalanya berwarna putih kebiruan, bertelinga menghadap ke depan, dan lapisan wol yang lebat di bagian kepala. Kakinya kokoh dan dipenuhi wol kecuali bagian bawah kaki depan. Wol yang dihasilkannya sangat berat dan kasar, keriting, panjang dan mengkilap.Domba Lincoln berbadan persegi, tinggi, dan lebar. Punggungnya lurus dan kuat, dan domba Lincoln dewasa berbulu tebal. Bulu wol domba Lincol sangat lebat dan berpilin membentuk spiral di bagian ujungnya. Bulu wol domba Lincoln menutupi badannya sampai ke lutut dan pergelangan kaki.

Serat wol domba Lincoln merupakan salah satu serat wol terpanjang di antara semua trah domba wol, yang panjangnya berkisar dari 20 hingga 38 cm dengan persentase wol 65 sampai 80 persen. Domba Lincoln menghasilkan wol paling berat dan paling kasar di antara domba berwol panjang, dan produksi wol domba Lincoln betina berkisar 5,4 hingga 9 kg per tahun. Meskipun wolnya kasar dan mirip rambut, wol yang dihasilkan domba Lincoln sangat mengkilap.

Karkas domba Lincoln sangat besar, berkadar lemak rendah, dan banyak dagingnya. Namun demikian, prolifikasi domba Lincoln tergolong sedang. Selera makan domba Lincoln sangat besar, sehingga domba Lincoln betina kadang terlalu gemuk dan susah beranak. Karena itu, para peternak modern melakukan seleksi untuk memperoleh domba Lincoln yang lebih gesit dan berpenampilan menarik serta tidak terlalu gemuk. Domba Lincoln umumnya berwarna putih cerah, dan kepalanya lebih besar dan kokoh daripada kepala trah domba berwol panjang lainnya.

Sebagai trah domba hasil persilangan yang telah dikembang-biakkan dan diseleksi selama ratusan tahun, domba Lincoln tidak bertanduk, kepalanya berwarna putih kebiruan, bertelinga menghadap ke depan, dan lapisan wol yang lebat di bagian kepala. Kakinya kokoh dan dipenuhi wol kecuali bagian bawah kaki depan. Wol yang dihasilkannya sangat berat dan kasar, keriting, panjang dan mengkilap.

Rujukan:
http://www.ansi.okstate.edu/breeds/sheep/lincoln/

http://www.apparelsearch.com/education_research_sheep_lincoln.htm

Kamis, 23 Desember 2010

Domba Bulu vs Domba Wol

Moyang liar galur-galur domba ternak sekarang ini berbulu panjang kasar dan bulu bawah pendek halus, yang kemudian berkembang menjadi wol melalui proses domestikasi perlahan, dan bulunya yang panjang menghilang. Domba liar, seperti domba Mouflon, tetap tidak berbulu wol.

Sebagian galur domba tetap sama dengan moyangnya dan tidak berbulu wol panjang yang perlu dicukur. Sebenarnya, wol merupakan kelemahan dan tidak menguntungkan di lingkungan dan keadaan tertentu.

Menurut perkiraan, sekitar 10 persen populasi domba dunia merupakan domba bulu, dan sekitar 90 persen di antaranya terdapat di Afrika, Asia, dan Amerika Latin dan Karibia.

Di Amerika Serikat dan daerah berhawa sejuk, populasi domba bulu bertambah dengan cepat seiring dengan peningkatan popularitasnya di kalangan peternak karena wol tidak lagi menguntungkan seperti dulu dan daging menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian besar peternakan domba. Domba bulu lebih disukai karena efisiensi produksinya dan kemudahan pemeliharaannya.

Domba bulu bukan hasil perkawinan silang antara domba dan kambing. Jumlah kromosom domba bulu sama dengan domba wol. Perbedaan utama antara domba bulu dan domba wol adalah perbandingan serat bulu dengan wol. Kedua jenis serat ini terdapat pada semua domba. Serat bulu lebih banyak pada domba bulu, dan serat wol lebih banyak pada domba wol. Domba wol harus dicukur, sedangkan domba bulu tidak perlu dicukur. Domba bulu biasanya juga tidak perlu dipotong ekornya. Ekor domba wol biasanya dipotong karena alasan kesehatan dan kebersihan.

Sebagaimana domba wol, terdapat juga perbedaan di antara galur domba bulu, tergantung pada lingkungan asalnya. Sebagian domba bulu berbulu pendek halus tanpa wol, sementara sebagian domba bulu yang lain berbulu tebal dan terdapat perpaduan serat bulu dan wol yang luruh secara alami setiap tahun. Domba bulu cenderung berserat wol lebih banyak di daerah beriklim dingin, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan ekstrem yang berbeda.

Sebagian galur baru domba bulu merupakan hasil perkawinan silang antara galur domba bulu "murni" dan galur domba wol tipe pedaging. Domba jenis ini lebih banyak serat wolnya daripada domba bulu biasa, tapi bulunya luruh secara alami setiap tahun dan tidak perlu dicukur. Domba jenis ini mungkin lebih tepat dikategorikan sebagai domba "luruh".

Selain meluruhkan bulunya, domba bulu memiliki karakteristik unggul lainnya. Domba bulu yang berasal dari daerah tropis tingkat reproduksinya tinggi, lebih tahan terhadap parasit internal (cacing) dibandingkan dengan domba wol biasa, dan lebih toleran terhadap panas dan kelembaban.

Dari segi kulitnya, kulit domba bulu memiliki jaringan serat yang lebih rapat dan kuat sehingga menghasilkan kulit yang lebih baik. Hal ini karena serat wol halus yang banyak terdapat pada domba wol membuat kulitnya lebih terbuka dan longgar teksturnya.

Anak domba bulu memiliki kemampuan hidup dan tumbuh yang luar biasa. Tingkat pertumbuhannya bervariasi menurut galur, genetika, dan nutrisinya. Domba bulu umumnya menjadi gemuk seperti kambing, yaitu dengan menimbun lemak di sekitar organ internalnya sebelum menghasilkan lemak eksternal. Karena itu, anak domba bulu sebaiknya tidak diberi pakan lengkap di fidlot. Sebagaimana kambing, anak domba bulu sebaiknya digemukkan secara perlahan dengan pemberian pakan berkadar energi rendah dan berserat tinggi.

Keterangan gambar:
Kiri atas: Domba Merino Rambouillet jantan (domba wol)
Kanan bawah: Domba Dorper putih jantan (domba bulu)

Rujukan:
http://www.sheep101.info/hair.html
http://www.fwi.co.uk/Articles/2007/08/30/106321/Dorper-sheep-ideal-for-lamb-market.htm

Sabtu, 20 November 2010

Gambaran Umum Kambing Anglo Nubia

Kambing Anglo Nubia merupakan kambing dwi-fungsi - bisa dijadikan kambing pedaging dan bisa juga dijadikan kambing perah. Kalau diperhatikan, kambing Anglo Nubia mirip dengan kambing Etawa - keduanya sama-sama tinggi dan panjang serta bermuka cembung dan telinga panjang menggantung. Namun demikian, berbeda dengan kambing Etawa yang berbadan ramping, kambing Anglo Nubia memperlihatkan badan yang padat berisi.

Tunggu kelanjutannya.

Senin, 15 November 2010

Daftar Calon Investor Peternakan Sapi Bali

Sebagaimana disebutkan pada tulisan sebelumnya, pada tahap penawaran sekarang ini ditawarkan peluang investasi untuk pengadaan 5 (lima) ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau sudah bunting. Alhamdulillah, sudah terdaftar investor sbb.:

A. Investasi Perorangan:
Investor yang memilih pola investasi perorangan ini akan menyediakan dana Rp8 juta secara sendiri saja untuk pengadaan seekor sapi Bali.

1. Mbak IP1 di Jakarta telah mendaftar dengan nilai komitmen investasi penuh Rp8 juta untuk pembelian seekor sapi Bali betina.

2. Kang IP2 di Bandung mendaftarkan diri dengan komitmen investasi senilai Rp8 juta untuk pembelian satu ekor sapi Bali .

B. Investasi Gotong Royong:
Investor yang memilih pola investasi gotong royong secara bersama-sama menyerahkan dana sesuai kemampuannya (minimal Rp2 juta) untuk pembelian seekor sapi Bali betina seharga Rp8 juta.

1.a. Mbak IGR1 di Banten dengan nilai komitmen investasi Rp2 juta.

Dengan demikian, nilai komitmen investasi saat ini baru cukup untuk pengadaan dua ekor sapi Bali betina. Untuk pembelian sapi Bali betina ketiga masih diperlukan dana Rp6 juta lagi karena nilai komitmen investasi yang ada baru Rp2 juta.

Secara keseluruhan, untuk pembelian lima ekor sapi Bali betina, masih diperlukan dana sebesar Rp22 juta lagi.

Bagi Anda yang ingin ikut serta dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini, silakan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au untuk mendaftarkan diri sebagai calon investor.

Penawaran investasi ini akan ditutup kalau nilai komitmen investasi dari para calon investor yang telah mendaftar sudah mencapai Rp40 juta.

Kamis, 04 November 2010

Peluang Investasi Usaha Bagi Hasil Peternakan Sapi Bali

Kalau dibandingkan dengan besarnya sapi Simental, ukuran sapi Bali mungkin kurang dari setengahnya. Sapi Bali jantan mampu mencapai bobot hidup 350 hingga 450 kg, sedangkan sapi Simental jantan bobot hidupnya bisa mencapai 800 kg hingga lebih dari 1 ton.

Namun demikian, sebagai trah sapi asli Indonesia, sapi Bali memiliki dua keunggulan utama: 1) tingkat kesuburan yang tinggi dan 2) kecocokan dengan iklim tropis Indonesia.

Dengan dua keunggulan tersebut serta karakteristik badannya yang padat berisi, sapi Bali menjadi pilihan utama bagi para peternak sapi pedaging bermodal terbatas karena harga bibitnya yang jauh lebih murah daripada sapi Simental.

Karena itu, melalui tulisan ini saya mengundang siapa saja yang memiliki dana minimal Rp2 juta untuk ikut serta menanamkan modal dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali.

Berbeda dengan peternakan sapi Simental yang berlokasi di desa Sungai Bangek, kelurahan Balai Gadang, kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, peternakan sapi Bali ini akan berlokasi di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.

Saat ini harga sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting berkisar Rp7 hingga Rp8 juta. Namun demikian, saya menetapkan nilai investasi per ekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting adalah Rp8 juta.

Sama dengan usaha peternakan sapi Simental, tersedia dua pola investasi dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini: perorangan dan gotong royong. Dengan pola investasi perorangan, satu orang investor menyediakan dana Rp8 juta untuk pembelian satu ekor sapi Bali betina siap kawin atau sudah bunting. Pada pola investasi gotong royong, beberapa orang investor secara bersama-sama menyediakan dana sesuai kemampuannya (minimal Rp2 juta) sehingga tercapai jumlah Rp8 juta untuk pembelian seekor sapi Bali betina siap kawin atau yang sudah bunting.

Nilai investasi minimum untuk ikut serta dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini adalah Rp2 juta per investor.

Selanjutnya, jangka waktu investasi peternakan sapi Bali ini 3 tahun dan dapat diperpanjang tergantung keputusan investor bersangkutan. Kalau investor memutuskan untuk tidak memperpanjang investasinya, maka sapi Bali betina milik investor yang dibeli dengan dana investasi Rp8 juta akan dijual dan hasil penjualannya diserahkan utuh tanpa potongan apa pun kepada investor.

Karena itu, untuk menjamin kepastian hukum baik bagi investor maupun peternak, kerja sama investasi usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini akan diikat dan dilindungi dengan perjanjian tertulis antara peternak dan investor. Surat perjanjian ini dibuat dua rangkap dan masing-masing diberi meterai asli dan ditanda tangani kedua pihak.

Investor dan peternak masing-masing mendapat jatah bagi hasil 50%. Investor mendapat jatah bagi hasil 50% bersih tanpa potongan apa pun, dan peternak mendapat jatah bagi hasil 50% kotor karena dipotong biaya pembangunan kandang dan penyediaan peralatannya, pakan harian, pemeliharaan kesehatan, dan pengobatan sapi Bali.

Jatah bagi hasil 50% untuk investor ini adalah 50% dari hasil penjualan, bukan 50% dari keuntungan. Ingat, 50% dari penjualan lebih besar daripada 50% dari keuntungan karena keuntungan = nilai penjualan dikurangi biaya produksi.

Dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini biaya produksi sepenuhnya ditanggung peternak.

Pada tahap awal ini, saya merencanakan pengadaan lima ekor sapi Bali betina siap kawin atau sedang bunting. Karena itu, peluang investasi ini akan ditutup kalau nilai komitmen investasi dari para investor yang telah mendaftarkan diri sudah mencapai Rp40 juta (5 x Rp8 juta).

Calon investor yang telah mendaftarkan diri nanti akan diumumkan dengan identitas tersamar pada tulisan terpisah pada blog ini.

Untuk mendaftar sebagai calon investor, silakan hubungi alamat email saya hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Sapi Bali ini nanti akan dipelihara dengan sistem peternakan semi-intensif, yaitu selain dikandangkan sapi juga dilepas di padang rumput agar mendapat kesempatan untuk bergerak bebas sambil mencari makan sendiri.

Pakan yang diberikan berupa rumput liar yang tersedia di padang rumput, rumput gajah, dedak padi halus, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik.

Untuk pemeliharaan kesehatan, petugas dinas peternakan setempat akan didatangkan secara berkala setiap tiga bulan atau kapan saja bila diperlukan kalau ada gangguan kesehatan sapi.

Jadi, dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini, investor bertanggung jawab menyediakan dana untuk pembelian sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting; saya berkewajiban menanggung biaya pembuatan kandang beserta perlengkapannya, penyediaan dan penanaman bibit rumput gajah, pembelian dedak padi halus, sagu batangan segar, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik, serta pemeliharaan kesehatan sapi.

Setelah peternakan sapi Bali ini berjalan dan menghasilkan, sebagian jatah bagi hasil untuk peternak akan digunakan untuk membeli sepasang kambing Kacang yang akan diserahkan kepada keluarga miskin di sekitar peternakan.

Dengan kata lain, dana yang akan digunakan untuk program pemberian bantuan produktif kepada keluarga miskin tidak diambil dari jatah bagi hasil untuk investor. Jadi, jatah bagi hasil untuk investor tetap utuh 50% dari hasil penjualan sapi Bali (bukan 50% dari keuntungan penjualan sapi Bali) tanpa potongan apa pun. Seluruh biaya produksi dan dana program bantuan produktif bagi keluarga miskin ditanggung peternak.

Namun demikian, dalam hal ini investor jelas memainkan peran dan memberikan andil besar berupa dukungan dan bantuan tak langsung bagi terlaksananya program bantuan produktif bagi keluarga miskin ini.

Agar keluarga miskin yang diberi bantuan benar-benar memelihara kambing yang diserahkan dan tidak segera menjualnya, bantuan ini dikemas dalam bentuk usaha bagi hasil peternakan kambing antara peternak dan keluarga miskin.

Dengan demikian, usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini dirancang untuk memberikan manfaat dan keuntungan finansial bagi investor, peternak, dan masyarakat miskin.

Demikianlah uraian konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Bali yang saya tawarkan. Kalau dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari bunga deposito bank (maksimum 7% per tahun, belum dikurangi potongan biaya administrasi bulanan dan inflasi), persentase bagi hasil dalam usaha peternakan sapi Bali ini sangat jauh lebih besar (50% bersih).

Memang, sebagai salah satu usaha sektor ril, usaha agrobisnis peternakan melibatkan risiko tertentu. Namun demikian, perlu diingat bahwa semakin besar potensi keuntungan yang akan diperoleh dalam suatu usaha ekonomi, semakin besar risiko yang dihadapi.

Jadi, mereka yang ingin memperoleh keuntungan lebih besar harus siap menghadapi kerugian yang lebih besar pula.

Karena itu, dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini, keuntungan dinikmati bersama, dan kerugian ditanggung bersama.

Walaupun begitu, dengan kandang yang memenuhi syarat peternakan yang baik serta pemeliharaan kebersihan kandang harian, pemilihan sapi Bali betina dengan kualitas terbaik, penyediaan pakan bergizi tinggi (rumput gajah dan konsentrat - dedak padi halus, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik), dan pemeliharaan serta pemeriksaan kesehatan berkala oleh petugas dari dinas peternakan, insyaallah risiko gangguan kesehatan atau kematian sapi tertekan sampai tingkat minimum.

Berdasarkan uraian di atas, konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Bali yang saya tawarkan ini merupakan suatu terobosan dalam metode peternakan. Dalam konsep peternakan tradisional, yang bisa beternak hanya petani dan orang desa yang memiliki lahan dekat tempat tinggalnya.

Sebaliknya, dengan konsep usaha bagi hasil peternakan sapi online ini, ketiadaan lahan maupun ilmu, keterampilan, serta pengalaman beternak, tempat tinggal yang jauh dari lokasi peternakan skala rumah tangga kami, dan kekurangan modal untuk membeli seekor sapi Bali, tidak menghalangi niat Anda untuk menjadi peternak sapi Bali online.

Di mana pun Anda berada dan dengan modal yang relatif kecil (Rp2.000.000), Anda bisa ikut serta dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali online ini.

Nah, bagi Anda yang sudah membaca dan memahami konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini dan memiliki dana minimum yang diperlukan, silakan hubungi saya untuk menjadi investor.

Segera daftarkan diri Anda sebagai calon investor dengan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Prosedur Pendaftaran Investor:
1. Kirim email yang menyatakan minat Anda untuk menjadi investor ke alamat email saya, hipyannopri [@] yahoo [titik] com [titik] au. Ingat, 'yahoo.com.au'. Jangan sampai ketinggalan akhiran 'au'-nya.:)
2. Sebutkan pola investasi yang diinginkan - gotong royong atau perorangan.
3. Kalau memilih pola investasi perorangan, dana yang harus diserahkan nanti sebesar Rp8.000.000 untuk pembelian seekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting.
4. Kalau memilih pola gotong royong, sebutkan berapa nilai investasi yang diinginkan (minimum Rp2.000.000).
5. Investor yang telah menyatakan komitmennya saya catat.
6. Untuk investor perorangan, saya akan segera mengirimkan surat perjanjian melalui email untuk ditandatangani investor.
7. Investor mengirimkan kembali surat perjanjian yang telah ditandatanganinya melalui jasa pos ke alamat saya.
8. Investor mengirimkan dana investasinya ke rekening bank saya.
9. Saya menandatangani surat perjanjian tsb setelah dana yang wajib diserahkan investor masuk rekening bank saya.
10. Saya mengirimkan salinan surat perjanjian yang telah saya tandatangani dan diberi meterai ke alamat investor.
11. Proses pengadaan sapi Bali dimulai.
12. Setelah sapinya diperoleh, investor saya beri tahu lewat email.
13. Informasi selanjutnya mengenai perkembangan ternak sapi Bali, foto sapi Bali, dan data investornya akan dipajang di blog peternakan saya.

Catatan:
Untuk investor gotong royong, langkah 6 sampai selesai baru akan dimulai setelah nilai komitmen investasi para investor mencapai nilai yang diperlukan untuk pengadaan sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting. Calon investor yang sudah ada akan diberi tahu perkembangan nilai komitmen investasi ini.

Ilustrasi Bagi Hasil
Pola Investasi Perorangan
Dengan pola investasi perorangan, A menyerahkan dana investasi sebesar Rp8.000.000 untuk pengadaan seekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting.

Pemeliharaan sapi Bali betina dilakukan selama jangka waktu investasi, yaitu 3 (tiga) tahun.

Misalkan, sapi Bali betina yang dipelihara sudah melahirkan anak sapi Bali jantan pada tahun pertama, maka pada akhir jangka waktu investasi, anak sapi jantan tersebut sudah berumur sekitar 2 tahun. Anggap saja sapi Bali jantan ini kemudian dijual dengan harga Rp8.000.000.

Investor akan memperoleh bagian hasil Rp8.000.000 (modal disetor)/Rp8.000.000 (patokan nilai investasi untuk satu ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting) x (50% x Rp8.000.000) = Rp4.000.000.

Pola Investasi Gotong Royong
Dalam pola investasi gotong royong, beberapa investor menggabungkan uangnya untuk pembelian satu ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting seharga Rp8.000.000.

Anggap saja ada empat investor, yang masing-masing menyerahkan dana investasi Rp2 juta, untuk pembelian seekor sapi Bali betina siap kawin atau bunting.

Misalkan, sapi Bali betina yang dipelihara sudah melahirkan anak sapi Bali jantan pada tahun pertama, maka pada akhir jangka waktu investasi, anak sapi jantan tersebut sudah berumur sekitar 2 tahun. Anggap saja sapi Bali jantan ini kemudian dijual dengan harga Rp8.000.000.

Masng-masing investor akan memperoleh bagian hasil Rp2.000.000 (modal disetor)/Rp8.000.000 (patokan nilai investasi untuk satu ekor sapi Bali betina dewasa siap kawin atau bunting) x (50% x Rp8.000.000) = Rp1.000.000.

Ini baru hasil penjualan dari seekor anak yang dilahirkan sapi Bali betina yang dibeli investor. Perlu diingat bahwa sekitar 5 bulan setelah melahirkan, sapi Bali betina ini akan birahi lagi, dan dengan demikian akan kawin lagi dengan sapi Bali jantan. Karena itu, sapi Bali betina ini akan kembali melahirkan pada tahun berikutnya.

Kalau kelahiran pertama menghasilkan anak sapi Bali betina, sapi Bali betina tersebut juga akan menghasilkan anak berikutnya.

Begitulah seterusnya, proses melahirkan anak ini akan terus berlanjut. Dengan demikian, keuntungan yang akan diperoleh investor juga akan terus bertambah seiring pertambahan jumlah anak sapi Bali yang dilahirkan induk sapi Bali betina dan anak sapi Bali betina yang dilahirkannya.

Pertambahan keuntungan ini akan terus berlanjut hanya dengan sekali menyerahkan dana investasi pada awal pendaftaran sebagai investor. Dengan kata lain, investor tidak diminta kembali menyerahkan dana investasi setelah berakhirnya jangka waktu investasi 3 tahun kalau investor memutuskan untuk memperpanjang keikutsertaannya dalam investasi usaha bagi hasil peternakan sapi Bali ini.

Jadi, jangan sia-siakan dana Anda. Kembangkan dana ini melalui kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Bali.

Daftarkan diri Anda segera ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Kamis, 21 Oktober 2010

Investor Penggemukan Sapi Kedua

Sapi Simental jantan kedua yang akan digemukkan sudah berhasil diperoleh. Sapi ini diberi nama Bisma. Dana sebesar Rp10 juta untuk pembelian sapi Simental jantan ini sudah terkumpul dari tiga investor berikut:

1. Arif Rakhman dari Malang, Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp3 juta

2. Anang Panca Setiawan dari Tangerang, Banten, dengan nilai investasi Rp1,5 juta, dan

3. Made Oskar dari Denpasar, Bali, dengan nilai investasi Rp5,5 juta

Sabtu, 16 Oktober 2010

Investor Penggemukan Sapi Pertama

Alhamdulillah, bakalan sapi Simental jantan yang akan digemukkan sudah didapat. Sapi ini diberi nama Bima. Sapi jantan ini berumur satu tahun dan dibeli dengan dana yang disediakan oleh investor lokal perorangan, Mas Eko Prabowo Setiawan. Sebagai investor perorangan, beliau menyediakan dana Rp10 juta untuk pembelian sapi Simental jantan ini.

Selasa, 05 Oktober 2010

Peluang Investasi Peternakan Kambing Boer

Karena selama masa promosi satu bulan nilai komitmen investasi yang tercapai hanya kurang separuh (Rp25 juta) dari dana investasi yang diperlukan (Rp60 juta), rencana investasi ini ditangguhkan dulu.

Pengunjung dan pembaca blog semua, setelah beberapa kali menawarkan peluang usaha bagi hasil peternakan sapi Simental, sekarang saya menawarkan peluang kerja sama investasi peternakan kambing Boer.

Sebagaimana pernah dibahas dalam beberapa artikel sebelumnya yang berkaitan dengan kambing Boer, kambing ini merupakan trah kambing pedaging terunggul di dunia berkat karakteristiknya yang prolifik (banyak menghasilkan anak, tiga kali beranak dalam dua tahun), berbadan tebal, panjang dan dalam serta mampu beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan, mulai dari lingkungan berhawa panas (seperti Afrika Selatan, yang merupakan daerah asal kambing Boer) sampai daerah yang bercuaca dingin (seperti Inggris).

Selain itu, kambing Boer juga sudah terbukti dapat berkembang biak dengan baik di berbagai daerah di Malaysia dan Indonesia (seperti Sumatera Utara, Lampung, dan Jawa Timur) yang beriklim tropis. Di Malaysia, sudah banyak importir negeri jiran ini yang melakukan impor kambing Boer skala besar dari Australia. Sayangnya, masih sedikit sekali perusahaan Indonesia yang telah mengimpor kambing Boer dari Australia.

Di Sumatera Utara, kambing Boer diternakkan oleh Loka Penelitian Kambing Potong di Sungai Putih, kecamatan Galang, Deli Serdang. Di Jawa Timur, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya juga mengelola laboratorium peternakan kambing Boer. Sayang sekali, kambing Boer galur murni (registered fullblood) di kedua lembaga ini tidak dijual kepada masyarakat peternak.

Namun demikian, kabar yang cukup menggembirakan sudah terdengar dari Lampung. Pemerintah daerah Lampung sudah mengalokasikan dana khusus untuk pengadaan kambing Boer galur murni yang kemudian dikawin-silangkan dengan kambing Etawa. Hasil perkawinan silang ini dinamakan kambing Boerawa atau kambing Saburai.

Selain pemerintah daerah, sudah ada beberapa perusahaan swasta di Lampung yang mengimpor kambing Boer galur murni dari Australia dan kemudian mengembang-biakkannya di provinsi ini.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa peternakan kambing Boer masih sangat langka di Indonesia.

Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan tapi juga memberikan peluang besar yang sangat menguntungkan bagi siapa saja yang berminat untuk beternak kambing Boer.

Karena belum banyak orang yang beternak kambing Boer galur murni, nilai jual kambing ini jauh lebih tinggi daripada kambing trah lain. Sebagai perbandingan, nilai jual kambing Kacang berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 juta per ekor. Harga kambing Senduro (Etawa putih, yang bisa dijadikan kambing perah dan juga kambing pedaging) berkisar Rp2 juta hingga Rp3,5 juta seekor.

Sementara itu, harga kambing peranakan Boer kelas terendah, yaitu kelas C atau F1 (50% darah Boer) saja minimal Rp1,8 juta satu ekor. Kambing peranakan Boer kelas B atau F2 (75% darah Boer) dan kelas A atau F3 (87,5% darah Boer) dibandrol dengan harga yang lebih mahal.

Tentu saja, kambing peranakan Boer yang masuk kategori setara murni atau F4/F5 (93,75%/96,88% darah Boer) ke atas harganya lebih mahal lagi.

Yang menempati peringkat nilai jual paling mahal kedua dan pertama adalah kambing Boer komersial atau kambing Boer galur murni tak bersertifikat/tak terdaftar (unregistered fullblood) dan kambing Boer galur murni bersertifikat/terdaftar (registered fullblood). Harga kambing Boer kelas super ini berkisar Rp8 hingga Rp20 juta per ekor.

Karena harganya masih relatif mahal, tentu saja pengadaan bibit kambing ini memerlukan dana yang lumayan besar. Kalau ingin berusaha sendiri mungkin sedikit sekali orang Indonesia yang sanggup beternak kambing Boer galur murni ini. Begitu pula, fasilitas kredit bank yang tersedia persyaratannya sangat memberatkan bagi para peternak skala kecil.

Karena itu, mari kita satukan potensi masing-masing dengan menjalin kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Boer galur murni. Sejalan dengan gagasan ini, konsep usaha bagi hasil ini didasarkan pada prinsip kemandirian dan kegotong-royongan.

Oleh sebab itu, saya mengundang Anda para calon investor untuk menanamkan modal dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Boer galur murni yang saya rancang ini.

Selain untuk meningkatkan penghasilan bagi investor dan peternak, peternakan kambing Boer galur murni ini juga dirancang untuk memberikan bantuan produktif dan berkelanjutan kepada para keluarga miskin di sekitar lokasi peternakan.

Setelah peternakan kambing Boer ini berjalan dan berkembang dengan baik nanti, para keluarga miskin akan dijadikan mitra peternakan. Kemitraan ini ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui usaha peternakan yang sederhana namun menguntungkan.

Bentuk kemitraan ini nanti berupa penitipan seekor kambing Boer jantan dan dua ekor kambing Kacang betina untuk dipelihara mitra keluarga miskin. Anak-anak kambing peranakan Boer yang dihasilkan nanti dibagi dua antara peternak dan mitra.

Kambing Boer jantan yang dititipkan kepada mitra keluarga miskin ini nanti merupakan kambing Boer yang sudah menjadi milik penuh peternak. Dengan kata lain, kambing Boer ini merupakan kambing jatah bagi hasil dengan investor dari anak-anak yang dihasilkan kambing Boer galur murni yang dipelihara peternak. Begitu pula, dua ekor kambing Kacang betina yang dititipkan kepada mitra adalah kambing Kacang milik peternak yang dibeli dengan uang jatah bagi hasil dari penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan kambing Boer galur murni yang dipelihara peternak.

Dengan pola kemitraan seperti ini, investor tidak dirugikan dan terbebas dari risiko sama sekali. Meskipun demikian, investor telah memberikan sumbangan penting bagi terlaksananya misi peternak membantu keluarga miskin.

Sebagai peternak, saya sudah memiliki lahan seluas +/-4 hektar di kampung asal saya, Kedurang, Bengkulu Selatan. Selain rumput lapangan, lahan ini akan ditanami rumput gajah dan rumput unggul lainnya serta jagung dan kedelai yang akan digiling untuk dijadikan konsentrat tambahan selain dedak padi halus. Tepung jagung ini mengandung protein sekitar 10 persen, dan kadar protein tepung kedelai sekitar 47%.

Selain itu, dedak padi halus untuk pakan konsentrat juga tersedia dalam jumlah sangat besar dengan harga yang masih sangat murah. Hal ini didukung kenyataan bahwa lokasi peternakan terletak di daerah pedesaan di mana masih terdapat areal persawahan yang luas dan di setiap desa terdapat minimal satu penggilingan padi. Dedak padi halus ini mengandung protein sekitar 13%.

Selanjutnya, lahan peternakan yang dekat dengan sungai besar berair jernih namun terhindar dari risiko banjir karena ketinggian yang aman dari jangkauan banjir dan kenyataan bahwa lahan tersebut dulunya pernah dijadikan sawah dan dilalui saluran irigasi, memberikan peluang besar untuk membuat kolam ikan.

Kolam ikan ini nanti akan diisi ikan nila perak/putih yang perkembang-biakannya sangat cepat karena ikan nila dewasa jenis ini selalu bertelur setiap bulan. Tentu saja akan tersedia ikan nila dalam jumlah besar sebagai bahan baku untuk pembuatan tepung ikan sebagai pakan konsentrat berkadar protein kira-kira 63 persen.

Dengan demikian, pakan hijauan berserat tinggi serta pakan konsentrat dengan kadar protein tinggi akan tersedia dalam jumlah yang sangat melimpah dan murah karena bahan bakunya dihasilkan sendiri tanpa perlu membeli pakan konsentrat buatan pabrik yang harganya cenderung terus melonjak tinggi akibat monopoli industri besar produsen pakan konsentrat. Pakan berkadar protein tinggi ini sangat mendukung pertumbuhan otot kambing. Dengan pakan yang mengandung protein dalam jumlah besar ini, daging yang dihasilkan lebih banyak namun berkadar lemak rendah. Pada gilirannya, bobot hidup kambing Boer jadi lebih tinggi dan daging yang dihasilkan lebih menyehatkan. Dengan kata lain, ketersediaan pakan kambing Boer sangat terjamin dan berkelanjutan.

Selanjutnya, sasaran pemasaran kambing Boer galur murni ini adalah para calon peternak dan peternak serta konsumen daging kambing lokal (dalam provinsi) maupun nasional (luar provinsi) yang mengutamakan daging kambing berkadar kolesterol dan lemak jahat rendah.

Demi mencapai sasaran ini, promosi gencar dan berkelanjutan akan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas promosi gratis yang tersedia di Internet - blog, situs pemasaran, milis (fasilitas Yahoo group), situs jejaring sosial, dan segala fasilitas Internet lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai peternak, saya bertanggung jawab membangun kandang, menyediakan semua perlengkapan kandang yang diperlukan, menyediakan pakan hijauan dan pakan konsentrat, serta mineral dan probiotik. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan kambing yang sakit juga jadi tanggung jawab saya.

Sebagai investor, Anda berkewajiban menyerahkan dana investasi kepada peternak untuk pembelian kambing Boer galur murni.

Sebagai suatu usaha bagi hasil, dalam peternakan ini segala keuntungan dinikmati bersama dan kerugian ditanggung bersama pula.

Persentase bagi hasil dalam peternakan kambing Boer galur murni ini adalah 50% bersih tanpa potongan biaya produksi apa pun untuk investor dan 50% untuk peternak.

Persentase bagi hasil untuk investor di sini lebih besar dibandingkan persentase bagi hasil untuk investor peternakan sapi Simental yang hanya 40%. Persentase bagi hasil yang lebih besar ini dapat diberikan karena lahan yang akan digunakan untuk peternakan kambing ini adalah lahan milik sendiri.

Namun demikian, untuk menjamin kesehatan ternak dan menekan risiko sakit dan kematian sampai tingkat minimum, peternak akan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan pengobatan dini kalau timbul gejala penyakit. Untuk keperluan ini, peternak akan menjalin kerja sama dengan dinas peternakan setempat.

Pada tahap awal ini, saya berencana membeli satu ekor kambing Boer jantan dan empat ekor kambing Boer betina galur murni. Kambing betina sengaja dirancang lebih banyak daripada kambing jantan agar pertambahan populasinya lebih cepat.

Pada tahap selanjutnya, pengadaan kambing Boer galur murni ini juga akan menerapkan perbandingan populasi seperti di atas, yaitu seekor pejantan dan empat ekor betina.

Kambing Boer yang akan dibeli adalah kambing Boer yang sudah diternakkan di daerah Lampung. Jadi, kambingnya nanti tidak akan kesulitan beradaptasi di daerah baru karena iklimnya relatif sama.

Berdasarkan perhitungan harga kambing Boer galur murni dan ongkos angkut dari Lampung ke Bengkulu Selatan, saya menetapkan Rp60 juta sebagai nilai total investasi yang diperlukan untuk pembelian seekor kambing pejantan dan empat ekor betina Boer galur murni. Setiap orang yang ingin menjadi investor harus menyertakan dana minimal Rp5 juta.

Selain itu, saya juga akan membeli beberapa ekor kambing Kacang/Kampung yang akan dikawin-silangkan dengan pejantan Boer untuk menghasilkan kambing peranakan Boer kelas C/F1, kelas B/F2, kelas A/F3, dan kambing peranakan Boer F4/F5 atau setara murni (purebred). Jumlah kambing Kacang yang dikawin-silangkan dengan pejantan Boer ini nanti akan diberitahukan kepada investor. Hasil penjualan kambing peranakan Boer ini nanti juga akan dibagi dua antara investor dan peternak.

Untuk memberikan kepastian hukum, kerja sama ini akan diikat dengan surat perjanjian antara investor dan peternak.

Bagi Anda yang berminat menjadi investor:
1. Silakan hubungi saya melalui email hipyannopri [@] yahoo [.] com [.] au untuk mendaftarkan diri.
2. Sebutkan berapa nilai investasi yang Anda rencanakan (minimal Rp5 juta).
3. Sebutkan data diri lengkap Anda (data diri seperti di KTP).

Selanjutnya, saya akan mencatat calon investor yang telah mendaftarkan diri dan menyatakan komitmen investasinya. Calon investor yang sudah terdaftar ini akan dipajang di blog ini dengan nama samaran terlebih dahulu.

Setelah nilai komitmen investasi keseluruhan mencapai Rp60 juta, saya akan mengirimkan dua rangkap surat perjanjiannya kepada calon investor lewat email. Kemudian calon investor mencetaknya dan menanda tangani kedua rangkap surat perjanjian ini dan mengirimkannya kembali kepada saya lewat pos.

Kedua rangkap surat perjanjian yang telah ditanda tangani investor tersebut kemudian saya bubuhi meterai dan tanda tangani, lalu dikirim kembali satu rangkap kepada investor dan satu rangkap lagi untuk pegangan saya.

Ilustrasi Bagi Hasil Peternakan Kambing Boer
Biaya produksi tetap maupun tidak tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai peternak. Karena itu, setiap keuntungan hasil penjualan anak kambing Boer dan kambing peranakan Boer yang dihasilkan nanti tidak akan dikurangi segala jenis biaya ini.

Dalam peternakan ini akan dipelihara kambing Boer galur murni (fullblood) dan juga kambing Kacang/Kampung yang akan dikawin-silangkan dengan pejantan Boer.

Berikut ini analisis usaha peternakan kambing Boer:
Kambing Boer galur murni (dibeli dengan dana dari investor):
Jumlah induk jantan: 1 ekor
Jumlah induk betina: 4 ekor

Pendapatan:
Dalam 2 tahun seekor Boer betina beranak tiga kali
Asumsi konservatif saja, sekali melahirkan satu ekor anak (kambing bisa beranak dua ekor sekali melahirkan).

Total anak yang dihasilkan dalam 2 tahun:
4 ekor induk x (3 kali beranak x 1 ekor) = 12 ekor anak Boer
Persentase kemungkinan lahir betina/jantan 50%

Jadi,
Jumlah anak jantan 50% x 12 ekor anak = 6 ekor Boer jantan
Jumlah anak betina 50% x 12 ekor anak = 6 ekor Boer betina
Harga kambing Boer galur murni saat ini berkisar Rp8 juta hingga Rp20 juta seekor (jantan lebih mahal daripada betina)

Asumsi konservatif:
Jantan terjual Rp15.000.000 per ekor (itu kalau jantannya ingin segera dijual; kalau ditunggu populasinya lebih besar, tentu penghasilan yang diperoleh lebih besar lagi)
Hasil penjualan jantan: 6 ekor x Rp15.000.000 = Rp90.000.000

Betina terjual Rp8.000.000 per ekor (itu kalau betinanya ingin kita jual; kalau belum dijual, Boer betina tsb juga akan melahirkan anak sehingga populasi kambing bisa bertambah terus)
Hasil penjualan betina: 6 ekor x Rp8.000.000 = Rp48.000.000

Keuntungan:
Rp90.000.000 + Rp48.000.000 = Rp138.000.000

Bagi hasil untuk investor 50% bersih:

Investor Perorangan (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan seorang investor)
50% x Rp138.000.000 = Rp69.000.000

Investor Gotong Royong (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan beberapa investor)
Diasumsikan jumlah investor 12 orang, masing-masing menyediakan dana Rp5 juta
5/60 x (50% x Rp138.000.000) = Rp5.750.000

Berikut ini analisis usaha peternakan kambing peranakan Boer:
Kambing Kacang/Kampung (dibeli dengan dana dari peternak):
Jumlah induk betina: 10 ekor

Pendapatan:
Dalam 2 tahun seekor kambing Kacang betina beranak tiga kali
Asumsi konservatif saja, sekali melahirkan satu ekor anak (kambing bisa beranak dua ekor sekali melahirkan).

Total anak yang dihasilkan dalam 2 tahun:
10 ekor induk x (3 kali beranak x 1 ekor) = 30 ekor anak kambing peranakan Boer
Persentase kemungkinan lahir betina/jantan 50%

Jadi,
Jumlah anak jantan 50% x 30 ekor anak = 15 ekor kambing peranakan Boer jantan
Jumlah anak betina 50% x 30 ekor anak = 15 ekor kambing peranakan Boer betina
Harga kambing peranakan Boer galur murni saat ini paling murah Rp1,8 juta (jantan lebih mahal daripada betina)

Asumsi konservatif:
Jantan terjual Rp2.500.000 per ekor (itu kalau jantannya ingin segera dijual; kalau ditunggu populasinya lebih besar, tentu penghasilan yang diperoleh lebih besar lagi)
Hasil penjualan jantan: 15 ekor x Rp2.500.000 = Rp37.500.000

Betina terjual Rp1.800.000 per ekor (itu kalau betinanya ingin kita jual; kalau belum dijual, Boer betina F1 ini dikawin-silangkan lagi dengan jantan Boer galur murni untuk menghasilkan Boer F2, yang harganya tentu lebih tinggi lagi)
Hasil penjualan betina: 15 ekor x Rp1.800.000 = Rp27.000.000

Keuntungan:
Rp37.500.000 + Rp27.000.000 = Rp64.500.000

Bagi hasil untuk investor 50% bersih:

Investor Perorangan (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan seorang investor)
50% x Rp64.500.000 = Rp32.250.000

Investor Gotong Royong (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan beberapa investor)
Diasumsikan jumlah investor 12 orang, masing-masing menyediakan dana Rp5 juta
5/60 x (50% x Rp64.500.000) = Rp2.687.500

Bagi hasil total untuk investor:

Investor Perorangan:
Keuntungan penjualan kambing Boer + Keuntungan penjualan kambing peranakan Boer
Rp69.000.000 + Rp32.250.000 = Rp101.500.000

Investor Gotong Royong:
Keuntungan penjualan kambing Boer + Keuntungan penjualan kambing peranakan Boer
Rp5.750.000 + Rp2.687.500 = Rp8.437.500

Klasifikasi Kambing Boer

Di luar negeri, seperti di Inggris, Australia, dan Amerika Serikat, sistem pencatatan silsilah kambing Boernya sudah sangat rapi. Namun demikian, masih ada juga peternak luar negeri yang belum benar-benar memahami istilah-istilah klasifikasi kambing Boer seperti galur murni bersertifikat/terdaftar (registered fullblood), galur murni tak bersertifikat/terdaftar (unregistered fullblood) atau komersial, galur setara murni (purebred atau F4/F5 ke atas), galur kelas A (F3), galur kelas B (F2), dan galur kelas C (F1).

Itu di kalangan peternak luar negeri yang sudah rapi sistem pencatatan silsilah kambingnya, apalagi kita peternak di Indonesia yang belum ada atau mungkin baru sedikit sekali yang melakukan pencatatan silsilah kambingnya. Sebagian besar peternak Indonesia mungkin belum paham istilah kambing Boer fullblood, komersial, purebred, kelas A atau F3, kelas B atau F2, dan kelas C atau F1.

Secara umum, kambing Boer diklasifikasikan menjadi tiga: kambing Boer galur murni (fullblood Boer goat), kambing Boer setara murni (purebred Boer goat), dan kambing peranakan atau silangan Boer (percentage Boer atau Boer cross).

Kambing Boer galur murni selanjutnya terbagi dua: kambing Boer galur murni bersertifikat atau terdaftar (registered fullblood) dan kambing Boer galur murni tak bersertifikat atau tak terdaftar (unregistered fulldblood).

Kambing Boer galur murni bersertifikat atau terdaftar adalah kambing Boer yang terdaftar di suatu himpunan peternak kambing Boer dan dilengkapi sertifikat yang menegaskan babwa kambing Boer tersebut berasal dari kambing Boer yang diimpor dari Afrika Selatan. Sertifikat ini menyebutkan silsilah induk kambing Boer jantan dan betina, tanggal lahir, jumlah anak saat kelahiran, dan informasi penting lainnya yang diperlukan untuk manajemen ternak. Kambing Boer galur murni bersertifikat atau terdaftar memenuhi spesifikasi standar kambing Boer galur murni yang ditetapkan himpunan peternak kambing Boer.

Kambing Boer galur murni tak bersertifikat atau tak terdaftar adalah kambing Boer galur murni yang tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan di himpunan peternak kambing Boer karena sebab estetis seperti bercak warna coklat pada badan atau bercak warna putih pada telinga. Namun demikian, mutu produksi dagingnya sama dengan kambing Boer galur murni terdaftar. Kambing Boer golongan ini sering juga disebut kambing Boer komersial.

Kambing Boer setara murni (purebred Boer goat) adalah kambing Boer jantan F5 atau kambing Boer betina F4 ke atas. Kambing Boer F5 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 96,88%, sedangkan kambing Boer F4 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 93,75%. Kambing Boer F5 adalah kambing yang dihasilkan dari perkawinan antara kambing Boer F4 betina dengan kambing Boer jantan galur murni. Kambing Boer F4 adalah kambing yang dihasilkan dari perkawinan antara kambing Boer F3 betina dengan kambing Boer jantan galur murni.

Kambing peranakan atau silangan Boer terbagi menjadi tiga kelas. Kambing Boer kelas A atau F3 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 87,5%. Kambing Boer F3 adalah kambing hasil perkawinan antara kambing Boer F2 betina dengan kambing Boer jantan galur murni. Kambing Boer kelas B atau F2 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 75%. Kambing Boer F2 adalah kambing hasil perkawinan antara kambing Boer F1 betina dengan kambing Boer jantan galur murni. Kambing Boer kelas C atau F1 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 50%. Kambing Boer F1 adalah kambing hasil perkawinan silang antara kambing betina galur lain, seperti kambing Kacang atau kambing Etawa, dengan kambing Boer jantan galur murni.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://www.britishboergoatsociety.co.uk/
http://www.hles.com.au/index.php?option=com_content&task=view&id=31&Itemid=48

Minggu, 26 September 2010

Sejarah Kambing Boer

Asal mula kambing Boer tidak jelas dan kemungkinan besar berasal dari nenek moyang kambing yang dipelihara oleh suku Namaqua Hottentot dan suku-suku masyarakat Bantu Selatan yang hidup berpindah-pindah (Barrow, 1801; Epstein, 1971; Mason, 1981; Campbell, 1984). Pengaruh lainnya kemungkinan besar berasal dari India (Pegler, 1886) dan Eropa (Schreiner, 1898) juga memberikan pengaruh terhadap nenek moyang kambing ini. Adanya kambing Boer yang tidak bertanduk menunjukkan kemungkinan pengaruh kambing perah Eropa (Anonim, 1960). Kelihatannya kambing Boer memiliki gen dari jenis-jenis kambing ini, terutama berdasarkan kebiasaan hidup berpindah dan berdagang masyarakat penghuni awal Afrika Selatan.

Bersambung

Kamis, 19 Agustus 2010

Peluang Investasi Penggemukan Simental

Pengumuman ini sudah ditutup karena nilai komitmen investasi yang diperlukan untuk pengadaan satu ekor bakalan sapi Simental jantan yang akan digemukkan sudah terpenuhi. Berikut ini tiga calon investor yang telah mendaftarkan diri dan menyatakan komitmen investasinya:

1. Mas A di Jawa Timur dengan komitmen investasi Rp3.000.000 (sudah konfirmasi).

2. Mas B di Banten dengan komitmen investasi Rp1.500.000 (sudah konfirmasi).

3. Bli C di Denpasar, Bali, dengan komitmen investasi Rp5.500.000 (sudah konfirmasi).

Dengan demikian, nilai komitmen investasi para calon investor sudah cukup untuk pembelian seekor bakalan sapi Simental jantan seharga Rp10.000.000.

Sejauh ini, sudah tiga belas investor dari beberapa provinsi yang telah memberikan kepercayaan kepada kami. Kalau Anda merasa perlu meminta klarifikasi dan konfirmasi dari investor yang sudah bergabung dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Simental ini, data kontak mereka tersedia di basis data saya sehingga Anda bisa berhubungan langsung dengan investor yang ingin Anda hubungi.

Kalau Anda ingin ikut serta berinvestasi dalam pengadaan sapi Simental ini segera daftarkan diri Anda dengan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Selasa, 17 Agustus 2010

Investor Sapi Ketiga

Alhamdulillah, pedet sapi Simental betina umur empat bulan sudah menjadi penghuni kandang peternakan sapi skala rumah tangga kami di desa Sungai Bangek, kelurahan Balai Gadang, kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat. Pedet Simental betina ini sudah tiba di kandang hari Minggu pagi 15 Agustus yang lalu. Penghuni kandang keempat ini diberi nama Humaira karena bulunya yang berwarna kemerah-merahan.

Berikut ini data ketiga investor yang menanamkan modal untuk pengadaan pedet sapi Simental betina di atas. Data kontak lengkap masing-masing investor tersimpan rapi di pangkalan data saya. Dengan demikian, kalau Anda calon investor ingin klarifikasi dan konfirmasi, masing-masing investor bisa Anda hubungi secara langsung.

1. Happy
Pak Happy menginvestasikan dana sebesar Rp4.500.000 dan tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat.

2. Anang Panca Setiawan
Mas Anang ikut menyertakan dana investasi sejumlah Rp1.250.000 dan tinggal di Tangerang, Banten.



3. Achmad Syaipul Arif
Mas Syaipul tinggal di Jakarta dan menyertakan modal Rp1.250.000.

Minggu, 01 Agustus 2010

Peluang Investasi Pembiakan Sapi Simental Betina

Karena tidak ada pertambahan calon investor untuk peluang investasi penggemukan sapi Simental jantan tempo hari, sekarang kami membuka kembali peluang investasi untuk pembiakan sapi Simental betina. Untuk pembelian seekor pedet sapi Simental betina yang akan dibiakkan nanti diperlukan dana investasi Rp7.000.000 (tujuh juta rupiah).

Berikut ini calon investor yang sudah mendaftarkan diri beserta komitmen investasinya:

1. Mas A di Jakarta, dengan komitmen investasi Rp1.250.000 (sudah transfer).

2. Uda B di Jambi, dengan komitmen investasi Rp1.250.000. Saya barusan menghubungi Uda B untuk konfirmasi jadi-tidaknya ikut dalam investasi ini. Ternyata beliau menunda keikutsertaannya. Karena itu, setelah berusaha mencari penggantinya, saya sudah mendapatkan calon penggantinya, yaitu Mas B1 dari Jakarta (sudah transfer).

3. Pak C di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan komitmen investasi Rp4.500.000 (sudah transfer).

Dengan demikian, nilai komitmen investasi untuk pembiakan sapi Simental betina ini sudah cukup untuk pembelian seekor pedet sapi Simental betina.

Para investor akan segera dihubungi untuk melakukan transfer dana investasinya. Setelah transfer dari ketiga calon investor diterima, data diri jelas (bukan samaran lagi) ketiga investor akan dipajang di blog ini.

Meskipun demikian, kalau masih ada yang berminat mendaftar jadi investor, silakan hubungi saya lewat email. Pendaftar berikutnya akan dicatat untuk investasi pengadaan sapi berikutnya.

Prosedur pendaftaran keikutsertaan Anda dalam investasi kerja sama usaha bagi hasil ini sangat mudah.
1. Kirim email yang menyatakan minat Anda untuk menjadi investor ke alamat email saya, hipyannopri [@] yahoo [titik] com [titik] au. Ingat, 'yahoo.com.au'. Jangan sampai ketinggalan akhiran 'au'-nya.:)
2. Sebutkan berapa nilai investasi yang diinginkan (minimum Rp1.250.000).
3. Investor yang telah menyatakan komitmennya dicatat dan diumumkan di blog ini dengan identitas samaran.
4. Setelah nilai komitmen investasinya mencapai Rp7.000.000, para calon investor saya minta mentransfer dananya.
5. Setelah transfer masuk rekening bank, surat perjanjian dikirim ke investor, ditanda tangani investor, dan dikirim kembali ke email saya.
6. Surat perjanjian yang telah ditanda tangani investor saya tanda tangani dan diberi meterai, lalu saya kirim kembali ke investor.
7. Proses pengadaan pedet sapi Simental betina dimulai.
8. Sapi yang diperoleh dipajang di blog ini beserta data para investor.

Jumat, 09 Juli 2010

KUPS: Kredit Usaha Pembibitan Sapi atau Kredit Untuk Pengusaha Sukses?

Secara teoretis, KUPS dirancang pemerintah untuk membantu dan memberdayakan para peternak kecil di pedesaan Indonesia.

Dengan pertimbangan bahwa para peternak gurem umumnya tidak memiliki aset yang dapat dijadikan jaminan kredit bank, pemerintah menjadikan KUPS sebagai fasilitas kredit tanpa agunan/jaminan.

Secara teoretis, KUPS ini terdengar sebagai program yang sangat luhur - memberikan kredit tanpa agunan kepada para peternak kecil agar mereka dapat mengembangkan peternakan mereka dan dengan demikian meningkatkan taraf hidup mereka.

Tapi bagaimana kenyataannya? Ternyata, bank-bank pelaksana KUPS tetap mewajibkan agunan dan pemerintah diam saja.

Karena wajib pakai agunan, yang mampu memperoleh fasilitas kredit ini cuma para pengusaha yang sudah sukses alias pengusaha kelas atas.

Mana janji pemerintah bahwa kredit ini tidak perlu agunan? Seperti biasa, janji tinggal janji. Para peternak skala rumah tangga, termasuk saya,:) hanya bisa gigit jari.

Apakah kita peternak skala rumah tangga harus putus asa, beli tali nilon atau racun serangga, dan mengakhiri kehidupan yang sebenarnya indah ini?

Tidak sama sekali. Membunuh orang lain saja haram, apalagi membunuh diri sendiri.:)

Lalu bagaimana cara meningkatkan populasi sapi kita agar usaha peternakan kita terus berkembang sampai mencapai standar populasi minimum (menurut dinas peternakan standar populasi minimum ekonomis untuk peternakan sapi adalah 20 ekor) yang ekonomis?

Tidak ada jalan lain, kita harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) atau mandiri.

Bagaimana cara mandiri untuk mengembangkan populasi sapi sementara kita sendiri peternak kelas gurem yang tidak punya modal?

Secara perorangan, kita memang peternak kecil dan lemah. Karena itu, kita harus bersatu untuk memadukan potensi masing-masing agar menjadi kuat. Caranya adalah dengan bekerja sama, bergotong royong, melakukan investasi bersama dalam peternakan sapi. Beberapa orang membentuk kelompok dan menyetorkan dana sesuai kemampuannya untuk membeli seekor sapi. Untuk membeli seekor sapi berikutnya, bentuk lagi kelompok investor baru, atau kelompok investor yang sudah ada bisa kembali menyerahkan dana segar untuk pengadaan sapi berikutnya.

Bagaimana contoh nyatanya? Silakan baca artikel pada tautan di bawah ini:

http://peternakan-kambing-sapi-kerbau.blogspot.com/2010/06/peluang-investasi-usaha-bagi-hasil.html

http://peternakan-kambing-sapi-kerbau.blogspot.com/2010/06/rancangan-perjanjian-kerja-sama-bagi.html

Selasa, 06 Juli 2010

Investor Sapi Kedua

Alhamdulillah, pedet sapi Simental betina yang dicari sudah diperoleh. Sapi Simental betina kedua ini diberi nama Muni. Sebagaimana Audri (sapi Simental betina pertama), Muni juga dipelihara untuk dikembangbiakkan dengan inseminasi buatan menggunakan sperma dari sapi Simental jantan unggul dari Balai Inseminasi Buatan Sumatera Barat. Berikut data ketiga investor yang ikut dalam investasi gotong royong dalam pengadaan bibit sapi Simental betina ini. Karena pertimbangan privasi dan sesuai permintaan investor, tidak semua data diri investor dipajang di sini. Namun demikian, data diri lengkap para investor tersimpan rapi dalam basis data saya.

1. Meutia Miranti
Ibu Meutia tinggal di Jakarta dan menanamkan modal sebesar Rp4.000.000 (empat juta rupiah).

2. Suyanto
Mas Suyanto tinggal di Jakarta dan menyertakan dana Rp1.250.000 (satu juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).


3. Henny Fitriani

Ibu Henny tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat, dan menginvestasikan dana sejumlah Rp1.750.000 (satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

Jumat, 11 Juni 2010

Sofia Mansoor

Assalamualaikum wr. wb.

Perkenalkan, saya Sofia dari Bandung, seorang ibu dua anak dan sekaligus nenek dua cucu. Saya berprofesi sebagai penerjemah.

Alhamdulillah, sudah beberapa tahun ini penghasilan saya melebihi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Lalu, sudah lama juga saya berniat untuk mencari investasi yang bukan saja memberikan penghasilan tambahan bagi saya, tetapi khususnya dapat memberi kail untuk orang yang dari segi keuangan tidak seberuntung saya.

Karena itulah, ketika di Face Book saya membaca usaha Uda Hipyan yang membantu peternak miskin di Padang, saya langsung tertarik. Saya sudah lama mengenal Uda Hipyan melalui milis Bahtera, milis para penerjemah Indonesia yang saya dirikan 12 tahun yang lalu. Jadi, meskipun belum pernah bertatap muka langsung, dari berbagai postingnya saya percaya pada integritas dan kejujuran Uda Hipyan.

Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Uda Hipyan yang telah membukakan jalan bagi saya untuk berinvestasi sambil beramal. Semoga usaha kita sebagai peternak ini diridhoi oleh Allah Swt. Amin!

Rabu, 09 Juni 2010

Investor Sapi Pertama

Ini adalah Audri, sapi Simental F2 betina umur delapan bulan. Sapi betina ini dibeli secara gotong royong oleh tujuh investor. Sebagian investor ini berasal dari Padang, dan sebagian lagi berasal dari luar Sumatera Barat. Karena pada waktu itu ketentuan baru sebagaimana diuraikan pada dua tulisan sebelumnya belum berlaku, nilai investasi per investor ada yang kurang dari Rp1.250.000. Berikut ini data ketujuh investor untuk pembiakan sapi Simental betina. Sebagian investor menampilkan data kontak lengkapnya, tapi sebagian hanya menampilkan kota dan provinsi karena pertimbangan privasi. Walaupun begitu, kalau ada yang ingin konfirmasi, silakan hubungi saya. Nanti saya hubungi investor bersangkutan, dan kalau beliau bersedia, penanya bisa berkomunikasi langsung dengan investor bersangkutan.
1. Jonaldi
Jonaldi investor pertama kami. Beliau tinggal di Jl. Panyalai No. 19 RT 003 RW 002, Kampung Baru, Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat. HP: 081266948788. Beliau ikut serta menanamkan modal Rp700.000 untuk pembelian sapi Simental betina di atas.

2. Eko Cahyo
Mas Eko investor kedua kami dari Tulung Agung, Jawa Timur. Beliau menyertakan dana sebesar Rp900.000 untuk pembelian sapi Simental betina ini.



3. Rufarmen
Ini investor ketiga kami yang tinggal di Batam, Riau. Beliau ikut menanamkan modal Rp900.000 untuk pembelian bibit sapi Simental betina.

4. Sofia Mansoor
Ibu Sofia salah seorang penerjemah kawakan Indonesia. Beliau investor keempat kami dan tinggal di Bandung, Jawa Barat. Beliau berpartisipasi menanamkan investasi Rp900.000 untuk pembelian Audri.


5. Widodo Haryoko
Mas Widodo menjadi investor kelima kami. Beliau kandidat doktor dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang. Alamat: Jl. Ombilin III Blok M No. 20 Kampung Baru Brandon, Lapai, Padang, Sumatera Barat. HP: 081363418639
Beliau menginvestasikan dana Rp700.000 untuk pengadaan bakalan sapi Simental betina tersebut.

6. A.M. Sriwulani
Beliau investor kami yang keenam, tinggal di Bantul Yogyakarta, dan turut serta menanamkan investasi Rp3.000.000 untuk pengadaan sapi Simental betina. Sebenarnya, yang ikut jadi investor adalah Mbak Francisca, anak Ibu Sriwulani yang tinggal di Shanghai, Cina. Namun Mbak Francis minta agar investor dibuat atas nama ibunya.

7. Yudi Prabowo
Mas Yudi investor kami yang ketujuh dan tinggal di Jl. Lebak Para No. 6 RT 08 RW 03 Cijantung Jakarta Timur 13770. Beliau ikut menanamkan modal Rp1.000.000 untuk pembelian satu ekor sapi Simental betina tersebut di atas.

Jumat, 04 Juni 2010

Rancangan Perjanjian Kerja Sama Bagi Hasil Peternakan

RANCANGAN PERJANJIAN KERJA SAMA
BAGI HASIL PENGGEMUKAN SAPI SIMENTAL

Perjanjian ini dibuat pada tanggal __________ oleh dan antara Hipyan Nopri, yang berdomisili di Jl. Bugis No. 96 Kompleks PT KAI (dulu PJKA) Sawahan Timur, Padang (?Peternak) dan Nama Investor, yang berdomisili di Alamat Lengkap Investor (?Investor?).

1. Tujuan

Peternak dan Investor sepakat untuk mengadakan kerja sama bagi hasil usaha peternakan sapi Simental.

2. Definisi
Kerja sama bagi hasil usaha peternakan sapi Simental merupakan usaha bersama antara Investor dan Peternak dalam penggemukan sapi Simental. Penggemukan dilakukan pada sapi Simental jantan berumur setahun atau kurang.

3. Nilai dan Pola Investasi

a. Investasi minimum per Investor Rp2.000.000 (dua juta rupiah).
b. Investasi dapat dilakukan secara gotong royong atau perorangan.
c. Dalam pola investasi gotong royong, beberapa Investor secara bersama-sama menyerahkan dana sesuai kemampuannya kepada Peternak untuk pembelian seekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang.
d. Dalam pola investasi perorangan, Investor secara sendiri menyerahkan dana Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah) untuk pembelian seekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang kepada Peternak.

4. Persentase Bagi Hasil
a. Investor mendapat jatah bagi hasil sebesar 40% dari keuntungan penjualan sapi jantan yang telah digemukkan.
b. Peternak mendapat jatah bagi hasil sebesar 35%, dan pemelihara mendapat jatah bagi hasil 25%, dari keuntungan penjualan sapi jantan yang telah digemukkan.

5. Hak
a. Investor

* Mendapatkan jatah bagi hasil sebesar 40% dari keuntungan penjualan sapi jantan yang telah digemukkan.
* Mendapatkan informasi berkala mengenai perkembangan usaha bagi hasil peternakan sapi Simental dan keadaan sapi Simental yang dipelihara Peternak.

b. Peternak
Mendapatkan jatah bagi hasil sebesar 35% dari keuntungan penjualan sapi jantan yang telah digemukkan.

6. Kewajiban
a. Investor

Menyerahkan dana investasi kepada Peternak.

b. Peternak

* Membuat kandang sapi Simental yang memenuhi syarat peternakan yang baik.
* Memelihara sapi Simental dan menjaga kebersihan kandangnya.
* Menyediakan pakan sapi Simental berupa rumput liar di padang rumput, rumput gajah, dedak padi halus, sagu batangan segar, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik.
* Melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan rutin pada sapi Simental serta melakukan pengobatan apabila ada sapi Simental yang sakit dengan mendatangkan dokter hewan secara berkala.

7. Sapi

* Trah sapi yang diternakkan adalah trah sapi Simental.
* Sapi Simental yang diternakkan terdiri dari sapi Simental jantan umur setahun atau kurang.
* Penjualan sapi jantan yang telah digemukkan dilakukan oleh Peternak atas persetujuan Investor.
* Peternak akan memberikan informasi dan masukan kepada Investor mengenai kapan sebaiknya penjualan dilakukan.

8. Jangka Waktu
Kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Simental ini berlaku selama paling tidak tiga tahun sejak penandatanganan perjanjian ini dan dapat diperpanjang.

9. Lain-lain
Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan dibicarakan dan disepakati secara tertulis oleh Investor dan Peternak.

10. Hukum yang Berlaku
Perjanjian ini diatur oleh dan tunduk pada hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.

11. Keterpisahan
Apabila ada ketentuan dalam perjanjian ini yang oleh pengadilan yang berwenang dinyatakan tidak sah, batal, atau tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat, ketentuan-ketentuan lainnya akan tetap berlaku dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat.

Diterima dan disepakati
Tanggal ___________ 2010

Peternak__________________________Investor

Hipyan Nopri_______________________Nama Investor

Kamis, 03 Juni 2010

Peluang Investasi Usaha Bagi Hasil Peternakan Sapi

Pengunjung dan pembaca blog semua,

Mulai hari ini saya membuka peluang kepada siapa pun yang berminat dan di mana pun Anda bertempat tinggal untuk ikut serta dalam investasi usaha bagi hasil peternakan sapi Simental skala rumah tangga.

Memang, di Indonesia tersedia berbagai trah sapi yang dapat diternakkan - sapi kampung, sapi Madura, sapi Bali, sapi Peranakan Ongole (PO), sapi Brahma, sapi Limusin, dan sapi Simental. Namun demikian, dari beberapa trah sapi ini, saya memutuskan untuk memilih sapi Simental karena keunggulan pertumbuhannya yang cepat dan harga jualnya yang tinggi.

Saat ini harga sapi Simental jantan umur setahun atau kurang sekitar Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Konsep investasi bagi hasil peternakan sapi Simental ini merupakan usaha peternakan gotong royong. Artinya, beberapa orang investor bisa menggabungkan uangnya untuk membeli seekor sapi Simental. Namun demikian, satu orang investor juga boleh menyetor dana untuk pembelian satu ekor sapi Simental.

Dibandingkan dengan sapi Bali, harga bibit sapi Simental memang jauh lebih mahal. Namun demikian, harga jualnya setelah besar nanti juga jauh lebih tinggi. Nilai investasi untuk satu ekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

Ada dua pola investasi yang saya tawarkan dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Simental ini: gotong royong dan perorangan. Dalam pola gotong royong, beberapa investor menggabungkan dananya untuk pembelian seekor sapi Simental. Sebaliknya, dengan pola perorangan, seorang investor sendiri saja menanggung dana pembelian satu ekor sapi Simental.

Nilai investasi minimum per investor adalah Rp2.000.000 (dua juta rupiah) apabila beberapa investor ingin bergotong royong untuk pembelian satu ekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang.

Investor bisa juga sendiri saja menanamkan modalnya untuk pembelian seekor sapi Simental. Untuk pola perorangan ini, investor menyetorkan dana Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah) untuk pembelian sapi Simental jantan umur satu tahun atau kurang.

Sapi Simental ini nanti akan dipelihara dengan sistem peternakan semi-intensif, yaitu selain dikandangkan sapi juga dilepas sebentar di padang rumput agar mendapat kesempatan untuk bergerak bebas sambil mencari makan sendiri.

Pakan yang diberikan berupa rumput liar yang tersedia di padang rumput, rumput gajah, dedak padi halus, sagu batangan segar yang dicincang, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik.

Untuk pemeliharaan kesehatan, petugas dinas peternakan langganan kami datang secara berkala setiap tiga bulan atau kapan saja bila diperlukan (kalau ada gangguang kesehatan sapi).

Jadi, dalam usaha bagi hasil peternakan sapi Simental ini, investor bertanggung jawab menyediakan dana untuk pembelian sapi Simental jantan; saya berkewajiban menanggung biaya pembuatan kandang, penyediaan dan penanaman bibit rumput gajah, pembelian dedak padi halus, sagu batangan segar, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik, serta pemeliharaan kesehatan sapi; kewajiban Uda Buyuang Nurfal adalah menyediakan lahan dan memelihara sapi.

Demikianlah uraian konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Simental yang saya tawarkan. Kalau dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari bunga deposito bank (maksimum 7%, belum dikurangi potongan biaya administrasi bulanan dan inflasi), persentase bagi hasil dalam usaha peternakan sapi Simental ini sangat jauh lebih besar (40% bersih).

Memang, yang namanya usaha sektor ril melibatkan risiko tertentu. Namun demikian, perlu diingat bahwa semakin besar potensi keuntungan yang akan diperoleh dalam suatu usaha ekonomi, semakin besar risiko yang dihadapi.

Karena itu, dalam usaha bagi hasil penggemukan sapi Simental ini, keuntungan dinikmati bersama, dan kerugian ditanggung bersama.

Walaupun begitu, dengan kandang yang memenuhi syarat peternakan yang baik serta pemeliharaan kebersihan kandang harian, pemilihan sapi Simental jantan dengan kualitas terbaik, penyediaan pakan bergizi tinggi (rumput gajah dan konsentrat - dedak padi halus, sagu batangan segar, ampas tahu segar, mineral, dan probiotik), dan pemeliharaan serta pemeriksaan kesehatan berkala oleh petugas dari dinas peternakan, insyaallah risiko gangguan kesehatan atau kematian sapi tertekan sampai tingkat minimum.

Selain itu, saya akan melakukan pemantauan rutin dengan kunjungan langsung ke kandang beberapa kali seminggu. Kalau tidak sempat datang langsung pada minggu tertentu, Uda Buyuang Nurfal akan saya pantau melalui komunikasi telepon. Pemantauan ketat berkala ini dilakukan untuk memastikan bahwa sapi dipelihara dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Simental yang saya tawarkan ini merupakan suatu terobosan dalam metode peternakan. Dalam konsep peternakan tradisional, yang bisa beternak hanya petani dan orang desa yang memiliki lahan dekat tempat tinggalnya. Sebaliknya, dengan konsep usaha bagi hasil peternakan sapi online ini, ketiadaan lahan maupun ilmu, keterampilan, serta pengalaman beternak, tempat tinggal yang jauh dari lokasi peternakan skala rumah tangga kami, dan kekurangan modal untuk membeli seekor sapi Simental, tidak menghalangi niat Anda untuk menjadi peternak sapi Simental online.

Di mana pun Anda berada dan dengan modal yang relatif kecil (Rp2.000.000), Anda bisa ikut serta dalam kerja sama usaha bagi hasil peternakan sapi Simental online ini.

Nah, bagi Anda yang sudah membaca dan memahami konsep usaha bagi hasil peternakan sapi Simental ini dan memiliki dana minimum yang diperlukan, silakan hubungi saya untuk menjadi investor. Rincian kontak saya terpajang di bagian kiri bawah blog ini.

Prosedur Pendaftaran Investor:
1. Kirim email yang menyatakan minat Anda untuk menjadi investor ke alamat email saya, hipyannopri [@] yahoo [titik] com [titik] au. Ingat, 'yahoo.com.au'. Jangan sampai ketinggalan akhiran 'au'-nya.:)
2. Sebutkan pola investasi yang diinginkan - gotong royong atau perorangan.
3. Kalau memilih pola investasi perorangan, dana yang harus diserahkan nanti sebesar Rp10.000.000 untuk pembelian seekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang.
4. Kalau memilih pola gotong royong, sebutkan berapa nilai investasi yang diinginkan (minimum Rp2.000.000).
5. Investor yang telah menyatakan komitmennya saya catat.
6. Untuk investor perorangan, saya akan segera mengirimkan surat perjanjian melalui email untuk ditandatangani investor.
7. Investor mengirimkan kembali surat perjanjian yang telah ditandatanganinya melalui jasa pos ke alamat saya.
8. Investor mengirimkan dana investasinya ke rekening bank saya.
9. Saya menandatangani surat perjanjian tsb setelah dana yang wajib diserahkan investor masuk rekening bank saya.
10. Saya mengirimkan salinan surat perjanjian yang telah saya tandatangani dan diberi meterai ke alamat investor.
11. Proses pengadaan sapi Simental dimulai.
12. Setelah sapinya diperoleh, investor saya beri tahu lewat email.
13. Informasi selanjutnya mengenai perkembangan ternak sapi Simental, foto sapi Simental, dan data investornya akan dipajang di blog peternakan saya.

Catatan:
Untuk investor gotong royong, langkah 5 sampai selesai baru akan dimulai setelah nilai komitmen investasi para investor mencapai nilai yang diperlukan untuk pengadaan sapi Simental jantan umur setahun atau kurang. Calon investor yang sudah ada akan diberi tahu perkembangan nilai komitmen investasi ini.

Ilustrasi Bagi Hasil
Pola Investasi Perorangan
Dengan pola investasi perorangan, A menyerahkan dana investasi sebesar Rp10.000.000 untuk pengadaan seekor sapi Simental jantan umur satu tahun atau kurang.

Penggemukan sapi Simental jantan dilakukan selama jangka waktu investasi, yaitu 3 (tiga) tahun.

Misalnya, sapi Simental jantan yang digemukkan sudah berumur 3 tahun. Sapi Simental jantan ini terjual dengan harga Rp25.000.000.

Investor yang menanamkan modal untuk pembelian sapi Simental jantan yang digemukkan akan memperoleh bagian hasil Rp10.000.000 (modal disetor)/Rp10.000.000 (patokan nilai investasi untuk satu ekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang) x (40% x [Rp25.000.000-Rp10.000.000][Keuntungan Penjualan Sapi Simental Jantan]) = Rp6.000.000.

Uang Rp10.000.000 dari hasil penjualan (Rp25.000.000) ini digunakan untuk kembali membeli seekor sapi Simental jantan yang akan digemukkan.

Sapi Simental jantan yang digemukkan sampai umur tiga tahun bisa mencapai bobot 800 kg hingga 1 ton (1000 kg). Dengan harga timbang hidup Rp25.000/kg, maka harga jual sapi jantan ini bisa mencapai Rp20.000.000 hingga Rp25.000.000 per ekor.

Pola Investasi Gotong Royong
Dalam pola investasi gotong royong, beberapa investor menggabungkan uangnya untuk pembelian satu ekor sapi Simental jantan umur setahun atau kurang seharga Rp10.000.000.

Anggap saja ada empat investor, yang masing-masing menyetor Rp2,5 juta, untuk pembelian seekor sapi Simental jantan berumur setahun atau kurang untuk digemukkan. Setelah sapi Simental jantan yang digemukkan mencapai umur 3 tahun, sapi tersebut dijual dengan harga Rp25.000.000.

Masing-masing dari keempat investor akan mendapat bagian hasil Rp2.500.000/Rp10.000.000 x (40% x [Rp25.000.000-Rp10.000.000][Keuntungan Penjualan Sapi Jantan]) = Rp1.500.000.

Kamis, 06 Mei 2010

Pemberian Pakan Kerbau

Sebagaimana sapi, kerbau adalah hewan ruminansia. Ini berarti kerbau memanfaatkan mikroorganisme di dalam rumen untuk mencerna makanannya. Pakan yang dimakan hewan ruminansia sebagian besar berasal dari hijauan. Hewan ruminansia mampu mengubah selulosa dan bahan serat lainnya menjadi susu dan daging bermutu tinggi. Kemampuan cerna hewan ruminansia lebih besar daripada hewan non-ruminansia. Hewan ruminansia ?mengunyah mamahan", yaitu mengeluarkan kembali makanan yang telah ditelannya ke mulut dan mengunyahnya beberapa kali sehingga membantu pencernaan makanan.

Makanan ini akan masuk ke rongga rumen saat ditelan kerbau. Rumen merupakan rongga anaerob, yaitu tidak ada oksigen. Makanan ini terpapar mikroba bakteri, protozoa dan jamur. Mikroba-mikroba ini menyerang partikel-partikel makanan dan dengan proses enzim unsur-unsur tersebut diuraikan dan digunakan untuk metabolisme, pertumbuhan dan perkembang-biakan mikroba ini.

Bersambung

http://www.milkproduction.com/Library/Articles/Buffalo_Milk_Production_Chapter_4_Feeding.htm

Jumat, 30 April 2010

Sapi Simbrah - Perpaduan Dua Sapi Unggul

Pada akhir tahun 1960-an, tidak lama setelah masuknya sapi Simental ke Amerika Utara, beberapa peternak sapi mulai mengembangkan gagasan menciptakan jenis sapi yang dapat hidup di iklim sub-tropis Kawasan Gulf Coast Amerika Serikat. Mereka tidak hanya menginginkan trah sapi yang dapat hidup di kawasan selatan tapi juga mampu memenuhi tuntutan pasar. Akhirnya, mereka berhasil mendapatkan jenis sapi pedaging unggul dari perkawinan silang dua trah sapi paling terkenal di dunia, yaitu sapi Simental dan sapi Brahma, yang diberi nama sapi Simbrah.

Perkawinan silang kedua trah sapi yang sangat berbeda ini memanfaatkan keunggulan kedua trah sapi ini dan meningkatkan heterosis berkat perbedaan genetik yang ekstrem. Penggabungan keunggulan trah sapi Brahma, seperti umur panjang, ketahanan terhadap panas, ketahanan terhadap caplak dan penyakit, ketahanan fisik, kemampuan merumput dan kemudahan beranak dengan karakteristik unggul trah sapi Simental seperti kesuburan, produksi susu, pertumbuhan yang cepat, dan kedewasaan seksual dini ini menghasilkan trah sapi baru - Simbrah.

Meskipun telah dilakukan eksperimen dengan Bos Indicus (sapi India) dan Bos Taurus (sapi Eropa) pada akhir tahun 1960-an, sapi Simbrah pertama yang dihasilkan baru didaftarkan pada tahun 1977. Dengan sistem pencatatan terbukanya, Perhimpunan Peternak Sapi Simental Amerika Serikat (the American Simmental Association) menyadari bahwa trah sapi Simbrah sebaiknya dimasukkan dalam buku catatan sapi Simental daripada dimasukkan dalam buku catatan tersendiri. Pada tahun 1977, pencatatan sapi Simbrah disetujui oleh para anggota perhimpunan ini, di mana para peternak mendaftarkan 700 sapi pada tahun pertama terbentuknya organisasi peternak ini. Pada tahun berikutnya tercatat 1.100 sapi lagi, dan dalam lima tahun pertama lebih 3.000 sapi Simbrah didaftarkan dan dicatat setiap tahun.

Ada dua kategori sapi Simbrah yang diakui pada buku catatan silsilah sapi, yaitu mendekati murni (purebred) dan peranakan (percentage). Sapi Simbrah trah mendekati murni memiliki 5/8 ciri genetik sapi Simental dan 3/8 ciri genetik sapi Brahma, sedangkan sapi Simbrah trah peranakan harus memiliki minimum 3/8 ciri genetik sapi Simental dan 1/4 ciri genetik sapi Brahma. Variabel lain sebagai tambahan rumus trah mendekati murni adalah ?1/16 ciri genetik mengambang trah lain? yang memungkinkan peternak menambah 1/16 ciri genetik trah lain agar sapi Simbrah cocok dengan program dan keadaan lingkungan mereka.

Pada mulanya, para peternak menamakan sapi hasil perkawinan silang antara sapi Simental jantan dan sapi Brahma betina ini sapi ?Brahmental? dan menggunakan nama ini pada sertifikat pendaftarannya, tapi karena peternak yang pertama kali mengawinsilangkan kedua sapi ini menyatakan dialah yang berhak memberikan nama untuk trah sapi baru tersebut dan mengajukan keberatan pada tahun 1977, ASA mengganti nama sapi tersebut menjadi Simbrah. Ini merupakan trah sapi yang sekarang terkenal di seluruh dunia. Trah sapi baru ini dikenal sebagai sapi Simbrah di sebagian besar negara tapi juga dinamakan sapi ?Simbra? di Afrika Selatan dan sapi ?Simbrasil? di Brazil.

Pada musim semi 1993, Simbrah International diterbitkan dengan bantuan ASA Publication, Inc. Majalah empat warna ini diterbitkan tiga kali setahun sampai tahun 1996 ketika majalah ini mulai diterbitkan setiap enam bulan sekali. Pada musim gugur 1997, majalah ini mengalami perubahan tampilan dan diberi nama baru. American Simbrah menjadi media iklan bagi para peternak sapi Simbrah dan sekarang terbit empat kali setahun.

Di bawah payung Perhimpunan Peternak Sapi Simental Amerika Serikat (American Simmental Association), sekarang sapi Simbrah diawasi dengan standar keunggulan yang sama ketatnya dengan sapi Simental dan dimasukkan dalam program keunggulan karkas inovatif ASA.

Sapi Simbrah memadukan keunggulan genetik dua trah sapi paling terkenal di dunia, yang keunggulannya dapat diandalkan dan menjadi andalan trah sapi baru ini dalam bisnis sapi pedaging.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://www.simmental.org
http://www.simbrah.com/446p.pdf

Kamis, 15 April 2010

Sapi Brahma

Kalau dalam tulisan sebelumnya pernah dibahas sapi Simental dan sapi Simbrah, hasil perkawinan silang sapi Simental dan sapi Brahma, sekarang saya akan menampilkan tulisan mengenai sapi Brahma.

Dari namanya, Brahma, orang mungkin langsung membayangkan kemungkinan hubungan antara sapi jenis ini dengan agama Hindu atau negeri India. Untuk membuktikan apakah bayangan ini benar atau tidak, bagian selanjutnya dari tulisan ini akan membahas sejarah sapi Brahma dan kemudian menguraikan karakteristiknya.

Sapi Brahma merupakan keturunan dari sapi Bos indicus yang berasal dari India. Setelah ratusan tahun menghadapi kekurangan persediaan pakan, hama serangga, parasit, penyakit dan cuaca tropis ekstrim di India, sapi asli India ini mengalami beberapa adaptasi yang luar biasa sehingga mampu bertahan hidup. Sapi ini merupakan "sapi suci India," dan orang Hindu umumnya tidak memakan daging sapi ini, tidak memperbolehkan penyembelihannya, dan tidak menjualnya. Kenyataan ini, ditambah lagi dengan peraturan karantina di Amerika Serikat, menyulitkan usaha mengimpor sapi dari India ke negara ini.

Berawal dari sekitar 266 sapi jantan dan 22 sapi betina dari beberapa jenis Bos indicus (sapi India) yang diimpor ke Amerika Serikat dari tahun 1854 sampai 1926, sekarang sapi Brahma telah mencapai keunggulan adaptivitas lingkungan, umur yang panjang, kemampuan mengasuh anak dan produksi daging yang efisien. Jenis sapi India yang pada mulanya dibawa ke Amerika Serikat tersebut adalah sapi Kankrej atau Gujarat, sapi Nelore atau Ongole, sapi Gir, dan sapi Krishna. Keempat jenis sapi India inilah yang digunakan dalam proses seleksi untuk menghasilkan sapi pedaging unggul jenis baru, sapi Brahma.

Impor sapi India pertama dilakukan pada tahun 1854, ketika petani tebu dan kapas, Richard Barrow dari St. Francisville, Louisiana, diberi hadiah dua ekor sapi jantan oleh Pemerintah Inggris atas jasanya dalam mengajarkan cara produksi kapas dan tebu kepada para pejabat Inggris yang mulai memperkenalkan tanaman ini di kawasan delta India.

Pada tahun 1924, Himpunan Peternak Sapi Brahma Amerika (The American Brahman Breeders Association, ABBA) dibentuk. J.W. Sartwelle dari Houston menjadi sekretaris pertama organisasi ini dan dialah yang mengusulkan nama "Brahma" dan nama ini kemudian dijadikan nama sapi jenis baru tersebut.

Ciri khas sapi Brahma Amerika ini adalah punuk besar di pundak dan gelambir yang menggantung di leher sampai perutnya. Telinga sapi Brahma lebih besar daripada telinga sapi Eropa (Bos taurus). Sapi Brahma jantan bisa mencapai bobot hidup 800 hingga 1.100 kilogram dan berat sapi Brahma betina bisa 500 hingga 700 kilogram. Saat lahir, anak sapi Brahma berbobot 30 to 33 kilogram. Sapi Brahma Amerika dikenal sebagai sapi yang jinak dan cerdas. Sapi ini suka diperhatikan dan bisa jadi sangat jinak. Sapi ini cepat tanggap terhadap perlakuan yang diterimanya, baik atau pun buruk.

Warna sapi ini bisa kelabu, merah, atau kelabu kehitaman. Sapi Brahma jantan berwarna lebih gelap daripada sapi Brahma betina. Pada bagian hidung, ujung telinga, dan kuku sapi Brahma terdapat pigmentasi hitam. Pada dasarnya, sapi Brahma adalah jenis sapi bertanduk, tapi ada juga sebagian sapi Brahma yang tidak bertanduk.

Sapi Brahma betina merupakan induk yang sangat baik, yang memberikan perlindungan dan banyak susu bagi anaknya. Anak sapi Brahma cenderung mencapai berat badan yang tinggi pada masa sapih karena banyaknya susu yang diberikan induknya. Di beberapa negara, khususnya Amerika Selatan, sapi Brahma dipelihara untuk menghasilkan susu dan daging.

Selain itu, dibandingkan dengan sapi Eropa, sapi Brahma lebih tahan terhadap panas. Ketahanan terhadap panas ini dihasilkan berkat rendahnya temperatur internal yang dihasilkan di dalam tubuhnya. Sapi ini memiliki lebih banyak kelenjar keringat dan kulitnya berminyak, berbulu pendek dan tebal. Kulit yang halus berminyak ini diperkirakan berperan mengusir serangga.

Sekarang, sapi Brahma tidak hanya tersebar di berbagai penjuru Amerika tapi juga sudah tersebar luas di berbagai belahan dunia.

Referensi:
http://www.brahman.org/
http://en.wikipedia.org/wiki/Brahman_(cattle)
http://www.cattle.com/articles/title/Brahman+Cattle.aspx
http://www.ansi.okstate.edu/breeds/

Kamis, 01 April 2010

Spesifikasi Standar Kambing Boer

Perhimpunan Peternak Kambing Boer Amerika (ABGA, American Boer Goat Association) telah menetapkan spesifikasi standar kambing Boer murni. Spesifikasi standar tersebut adalah sebagai berikut:

Kepala

Kepala besar dan kokoh dengan mata coklat dan penampilan yang gagah. Hidung dengan lengkung yang bagus, lubang hidung lebar, dan bentuk mulut yang bagus dengan kedua rahang berhadapan rapi. Rahang atas maupun rahang bawah tidak ada yang menonjol ke depan sejak lahir sampai umur 24 bulan. Setelah umur 24 bulan, tonjolan rahang bawah tidak lebih dari ? inci. Rahang atas dan bawah yang saling berhadapan pas lebih bagus. Gigi-gigi tumbuh dengan posisi berurutan dan rapi. Dahi harus menonjol dan membentuk lengkung simetris yang menghubungkan hidung dan tanduk. Kedua tanduk berwarna gelap, bundar, kokoh, panjang sedang, terletak tidak begitu berjauhan dan melengkung bertahap ke belakang sebelum membelok simetris keluar. Kedua telinga terjuntai lemas ke bawah dengan panjang sedang.
Penyimpangan: Dahi cembung, tanduk lurus, rahang terlalu runcing, rahang atas atau rahang bawah terlalu menonjol ke depan.
Diskualifikasi: Mata biru, telinga berlipat memanjang, telinga pendek, rahang atas menonjol ke depan atau rahang bawah menonjol ke depan lebih dari ? inci.

Leher dan Badan Bagian Depan
Panjang leher sedang dan sebanding dengan panjang badan. Badan bagian depan padat, berotot, dan ruas kaki depan terhubung dengan baik dan berpadu mulus dengan badan. Dada lebar. Bahu padat berisi, sangat serasi dengan bagian badan lainnya serta berpadu mulus dan terhubung dengan gumba. Gumba lebar, bundar dan tidak tajam. Kedua kaki depan kokoh, kedudukan pas dan sebanding dengan kedalaman badan. Sendi pasterna kokoh dan kuku berbentuk normal dan segelap mungkin.
Penyimpangan: Leher terlalu pendek atau terlalu kecil; bahu terlalu goyah dan terdapat cacat atau kelainan struktural pada kaki depan, otot, tulang, sendi, atau kuku yang meliputi tapi tidak terbatas pada lutut goyah, kaki bengkok, kuku bengkok ke luar atau ke dalam, kuku renggang, lutut kaku, kaki cekung, pasterna lurus atau lemah.

Badan
Badan padat berisi: panjang, dalam dan lebar. Rusuk memgembang. Pinggang berotot, lebar dan panjang. Garis punggung relatif lurus dan kokoh dan bahu bundar dengan otot padat berisi dari bahu sampai pinggul.
Penyimpangan: Badan cekung atau punggung melengkung; dada terlalu sempit atau dangkal atau rata; bahu lemah; punggung dan pinggang kurang berotot, lingkar dada pendek.

Badan Bagian Belakang
Punggung belakang lebar, panjang dan bulat. Pinggul dan paha berotot dan bulat. Pangkal ekor berada di tengah dan lurus. Bagian ekor lainnya melengkung ke atas atau ke samping. Kaki kokoh dan membentuk poros lurus dari pinggul (tulang duduk) melalui sendi kaki belakang, sendi kuku, dan pasterna. Kuku berbentuk normal dan segelap mungkin.
Penyimpangan: Pasterna lemah, pasterna lurus, punggung bagian belakang terlalu pipih, sendi kaki belakang terlalu bengkok, sendi kaki kedua kaki belakang terlalu berjauhan, sendi kaki belakang terlalu lurus.
Diskualifikasi: Ekor miring

Kulit dan Bulu

Kulit longgar dan lentur. Kelopak mata dan bagian lainnya yang tidak berbulu berpigmen. Bagian tak berbulu di bawah ekor minimal 75% berpigmen: berpigmen 100% lebih disukai. Bulu pendek mengkilap sangat disukai. Sedikit bulu halus dapat diterima selama musim dingin, terutama di daerah berhawa dingin.
Penyimpangan: Bulu terlalu panjang atau terlalu kasar.
Diskualifikasi: Pigmentasi kulit tidak memadai.

Organ Reproduksi Kambing Boer Betina
Kambing Boer betina memiliki ambing berbentuk normal yang menempel sempurna dengan jumlah puting fungsional masing-masing tidak lebih dari dua di kiri dan di kanan. Puting bercabang berupa dua puting dan lubang terpisah di mana minimal 50% dari badan puting terpisah masih dapat ditolerir tapi puting tak bercabang lebih disukai. Yang paling penting adalah ambing terletak sedemikian rupa sehingga anak kambing dapat menyusu tanpa bantuan. Kambing betina yang telah melahirkan atau yang sedang bunting harus sudah melahirkan atau bunting pada umur 24 bulan.
Penyimpangan: Ketidaknormalan atau kelainan ambing dan puting mencakup tapi tidak terbatas pada puting terlalu besar atau bulat dan ambing menggantung.
Diskualifikasi: Puting berdempet, puting bengkok atau kambing betina belum pernah melahirkan atau memperlihatkan tanda-tanda kebuntingan pada umur 24 bulan.

Organ Reproduksi Kambing Boer Jantan
Kambing Boer jantan memiliki dua testis besar berbentuk normal, fungsional, dan berukuran sama pada satu skrotum dengan belahan tidak lebih dari 2 inci pada ujung skrotum.
Diskualifikasi: Testis tunggal. Testis terlalu kecil. Testis tidak normal atau sakit; belahan skrotum terlalu panjang.

Kolorasi atau Pola Warna
Kambing Boer umumnya berbulu putih pada badan dan berbulu merah pada bagian kepala. Namun demikian, tidak ada kolorasi atau pola warna bulu yang lebih disukai.

Referensi:
http://www.abga.org/page.php?pageid=8