Jumat, 18 Februari 2011

Karakteristik Standar Domba Mouflon

Karakteristik standar domba Mouflon ini adalah karakteristik standar yang ditetapkan oleh Perhimpunan Peternak Domba Bulu Bertanduk Amerika (United Horned Hair Sheep Association, Inc.). Karakteristik standar domba Mouflon ini menjadi tujuan yang harus dicapai semua peternak domba Mouflon. Beberapa karakteristik standar wajib dipenuhi untuk pendaftaran domba Mouflon dan daftar lengkap karakteristik standar yang harus dipenuhi untuk pendaftaran domba Mouflon dicantumkan sesudahnya.

Karakteristik domba Mouflon yang kurang diharapkan dianggap sebagai penyimpangan dan bukan diskualifikasi. Domba Mouflon yang memperlihatkan penyimpangan pada salah satu karakteristik tertentu masih bisa didaftarkan. Namun demikian, domba Mouflon yang memperlihatkan karakteristik yang tergolong diskualifikasi tidak bisa didaftarkan. Domba Mouflon yang tidak memperlihatkan karakteristik yang wajib dipenuhi untuk pendaftarannya dianggap terdiskualifikasi dan tidak memenuhi syarat pendaftaran.

Domba Mouflon harus memperlihatkan karakteristik dan penampilan umum sebagai domba yang gagah. Domba Mouflon harus terlihat seperti atlet yang ramping dan menarik. Domba Mouflon bukan murni trah domba pedaging tapi merupakan trah domba yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dan belum tentu mencapai bobot hidup yang tinggi atau memperlihatkan otot-otot yang dalam dan berat sebagaimana domba pedaging murni. Istilah yang tepat untuk menggambarkan domba Mouflon adalah domba yang penampilan dan sifatnya seperti rusa.

Kepala
Kepala domba Mouflon harus benar-benar seimbang dan sesuai dengan badannya dan berdiri tegak ketika dalam keadaan waspada. Domba Mouflon betina harus memperlihatkan wajah dan karakteristik yang lebih feminin daripada domba Mouflon jantan.

Tunggu kelanjutannya.

Selasa, 15 Februari 2011

Perincian Kontak

Hipyan Nopri (lk.)
Peternakan Firstanipo
Usaha Bagi Hasil Peternakan Kambing, Domba, Sapi, dan Kerbau
Onlen Tujuh Hari Seminggu

Jl. Bugis No. 96 Kompleks PT KAI (PJKA) Sawahan Timur
Padang 25111, Sumatera Barat, Indonesia

Email: hipyannopri[at]yahoo[dot]com[dot]au
Website: http://www.proz.com/translator/111189
Yahoo!Messenger ID: hipyannopri

Lokasi Peternakan
Kambing Peranakan Etawa, Jawa Randu, Kacang, dan Sapi Simental:
Desa Sungai Bangek, Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat

Kambing, Domba, Sapi, & Kerbau:
Rencana Pusat Peternakan
Desa Batu Ampar, Kecamatan Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, Bengkulu

Perincian Bank
Hipyan Nopri
Bank BCA KCU Padang
Nomor Rekening: 0321-672-859

Hipyan Nopri
Bank Mandiri KCP Padang Sudirman
Nomor Rekening: 111-00-0435-1629

Rabu, 09 Februari 2011

Domba Dorper Memang Domba Pedaging Unggul

Domba Dorper merupakan trah domba pedaging Afrika Selatan yang dikembangkan pada tahun 1930an dari domba Dorset dan domba Persia kepala hitam. Galur domba Dorper dikembangkan untuk daerah gersang yang luas di Afrika Selatan.

Domba Dorper merupakan salah satu jenis domba tak bertanduk yang paling subur dengan badan yang panjang, bulat, dan dalam, serta perpaduan rambut bulu dan rambut wol tipis dan pendek. Rambut wol yang tipis dan pendek ini mengalami peluruhan alami secara berkala. Dengan demikian, rambut wol domba Dorper ini tidak perlu dicukur sebagaimana rambut wol domba lain. Karena itu, domba Dorper diklasifikasikan sebagai domba bulu (hair sheep), bukan domba wol (wool sheep).

Domba Dorper memiliki ciri khas kepala hitam (disebut domba Dorper) dan juga kepala putih (dinamakan domba Dorper Putih). Selain itu, domba Dorper memperlihatkan kemampuan adaptasi yang luar biasa, ketangguhan fisik, tingkat reproduksi dan pertumbuhan (mencapai 36 kg pada umur 3,5 sampai 4 bulan) serta kemampuan mengasuh anak yang tinggi.

Domba Dorper dikembangkan melalui perkawinan silang antara domba Dorset jantan dengan domba Persia kepala hitam betina. Hasil perkawinan silang ini adalah domba Dorper yang berkepala hitam dan domba Dorper yang berkepala putih. Perbedaan warna ini tidak menunjukkan perbedaan keunggulan keduanya. Namun demikian, sekitar 85% peternak domba Dorper Afrika Selatan memelihara domba Dorper kepala hitam.

Saat ini, domba Dorper merupakan domba dengan populasi terbanyak kedua di Afrika Selatan dan telah menyebar ke berbagai negara di seluruh dunia.

Domba Dorper umumnya diternakkan sebagai domba pedaging unggul. Musim kawin domba Dorper cukup panjang dan tidak dibatasi musim. Peternak dapat mengatur program perkawinan dombanya sehingga induk domba Dorper bisa melahirkan kapan saja setiap tahun. Domba Dorper sangat subur dan persentase domba Dorper betina yang bunting dalam satu musim kawin relatif tinggi. Jarak beranak domba Dorper betina bisa delapan bulan. Karena itu, dengan pemberian pakan yang baik dan pengelolaan yang baik, domba Dorper betina bisa beranak tiga kali dalam dua tahun.

Persentase beranak 150% dapat dicapai dalam kondisi pemeliharaan yang baik, dan bahkan pada sebagian kasus luar biasa dapat dicapai 180%. Dalam kondisi pemeliharaan ekstensif, persentase beranak domba Dorper betina mencapai 100%. Dalam kawanan domba Dorper dengan jumlah domba Dorper betina dara yang besar, persentase beranak berkisar 120% karena domba-domba Dorper betina ini biasanya melahirkan seekor anak. Kalau diasumsikan persentase beranaknya 150% dan pemeliharaannya membuat domba Dorper betina dapat beranak sekitar tiga kali dalam dua tahun, seekor domba Dorper betina akan melahirkan 2,25 anak domba setiap tahun.

Anak domba Dorper tumbuh dengan cepat dan mencapai bobot sapih yang tinggi. Ini merupakan karakteristik penting dari segi ekonomi dalam pembiakan domba pedaging. Bobot hidup sekitar 36 kg dapat dicapai anak domba Dorper pada umur 3-4 bulan. Ini menjamin karkas bermutu tinggi sekitar 16 kg. Hal ini terkait dengan potensi pertumbuhan alami anak domba Dorper dan kemampuannya makan rumput pada usia dini.

Menurut Dr Q P Campbell dalam "Make Money with Mutton Sheep" (Menghasilkan Uang dengan Domba Pedaging), pertambahan berat badan harian rata-rata domba Dorper dalam kondisi pemeliharaan ekstensif berkisar 81 g sampai 91 g per hari.

Domba Dorper mampu menyesuaikan diri dengan baik dengan berbagai kondisi iklim dan sumber pakan. Pada mulanya, domba Dorper dikembang-biakkan untuk daerah gersang di Afrika Selatan, tapi sekarang domba Dorper sudah tersebar luas ke seluruh provinsi di negara ini. Domba Dorper mampu hidup dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan dan pakan serta bereaksi sangat positif dalam kondisi pemeliharaan intensif.

Bersambung

Rujukan:
http://139.78.104.1/breeds/sheep/dorper/index.htm

Fakta mengenai Domba

Domba adalah istilah untuk hewan peragut selektif yang dapat diternakkan (dijinakkan) ataupun yang liar. Tulisan ini lebih banyak membahas domba ternak (Ovis Aries). Berdasarkan tingkah lakunya, domba termasuk hewan sosial, mandiri, dan non-defensif. Sosial artinya domba suka berkumpul atau membentuk kelompok. Jarang sekali terlihat domba sendirian karena sifat sosialnya. Mandiri berarti domba memiliki tingkat kemandirian yang tinggi saat baru lahir. Artinya, domba dapat berdiri sendiri dengan kakinya tidak lama setelah dilahirkan. Domba umumnya juga non-defensif dalam menghadapi hewan pemangsa atau predator seperti serigala dan anjing liar. Dengan kata lain, kalau ada hewan pemangsa atau predator, domba cenderung segera menghindar atau melarikan diri. Domba juga sangat pemilih dalam kebiasaan meragutnya. Pada bibir bagian atas domba terdapat belahan bibir yang membuat domba dapat memilih dan meragut daun yang disukainya.

Pada mulanya, semua domba merupakan domba liar. Sekitar tahun 10.000 SM domba mulai diternakkan oleh manusia. Sebagian besar galur domba wol (wool sheep) berasal dari domba Mouflon. Sebagian besar trah domba bulu (hair sheep) berasal dari domba Urial. Sebelum domestikasi domba, anjing dan rusa sudah dijinakkan manusia.

Setelah domba dipelihara dalam kondisi diternakkan, domba mulai mengalami beberapa perubahan. Pada bagian luar, domba mulai mengalami pertumbuhan lebih banyak rambut wol daripada rambut bulu. Warna wol dan bulu berubah dari coklat dan coklat muda menjadi putih dan hitam. Telinga domba juga menjadi lebih terkulai dan kurang tegak. Tanduk domba yang terdapat pada domba liar semakin menyusut dan hilang pada kebanyakan trah domba ternak. Pada bagian dalam juga terjadi perubahan pada domba. Perubahan internal ini terjadi pada bagian muka maupun belakang badan domba. Ekor domba jadi lebih sedikit tulangnya daripada domba di zaman kuno. Domba sekarang juga lebih kecil otaknya dibandingkan dengan domba 12.000 tahun yang lalu.

Domba diternakkan untuk mendapatkan beberapa manfaat yang masih berlaku sampai sekarang. Pada mulanya domba diternakkan untuk mendapatkan daging, kulit, susu dan wol. Sekarang domba masih digunakan dengan tujuan pokok yang sama ditambah lagi dengan berbagai tujuan lainnya. Produk sampingan domba banyak digunakan pada berbagai macam produk yang kita gunakan sehari-hari.

Berat lahir domba berkisar 2,5 sampai 4 kg per ekor. Jumlah rata-rata anak domba yang dilahirkan seekor domba betina 1,1 sampai 1,4 ekor domba per tahun. Anak domba yang baru lahir akan menyusu pada induknya selama 2 sampai 3 bulan. Sekitar 15 ekor domba memerlukan padang rumput seluas 1 hektar.

Dilihat dari penutup badannya, domba terbagi menjadi beberapa kategori: domba wol halus, domba wol sedang, domba wol panjang, domba wol karpet, dan domba bulu. Domba wol halus adalah domba yang menghasilkan wol bermutu paling tinggi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah domba Merino galur murni seperti domba Merino Spanyol, domba Cormo Amerika, domba Merino Booroola, domba Debouillet, domba Merino Delaine, dan domba Rambouillet. Domba Merino mampu beradaptasi dengan lingkungan gersang dan semi-gersang. Domba Merino memiliki naluri berkelompok yang sangat kuat. Domba penghasil wol halus ini merupakan lebih dari 50 persen dari populasi domba di seluruh dunia. Domba wol halus banyak terdapat di Australia, Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Amerika Serikat Bagian Barat.

Domba wol sedang adalah domba yang menghasilkan wol berkualitas sedang. Domba yang masuk dalam klasifikasi domba wol sedang adalah segala jenis domba peranakan domba Merino. Domba wol sedang biasanya dijadikan sebagai domba ternak untuk tujuan ganda, yaitu penghasil wol kualitas sedang dan penghasil daging. Domba wol sedang yang paling terkenal di Amerika Serikat adalah domba Suffolk, domba Dorset, dan domba Hampshire. Domba wol sedang merupakan 15 persen dari seluruh populasi domba di dunia.

Domba wol panjang adalah domba yang menghasilkan wol yang kasar dan kuat dengan panjang 12 inci per tahun. Domba wol panjang paling cocok hidup di daerah beriklim sejuk, bercurah hujan tinggi, dan terdapat pakan hijauan yang melimpah. Domba yang diklasifikasikan domba wol panjang adalah berbagai jenis domba Inggris. Domba Border Leicester, domba Coopworth, domba Costwold, domba Lincoln, domba Perendale, dan domba Romney termasuk dalam golongan domba wol panjang. Domba wol panjang banyak diternakkan di Inggris, Skotlandia, Selandia Baru, dan Kepulauan Falkland.

Domba wol karpet adalah domba yang menghasilkan wol yang paling kasar dan paling rendah kualitasnya. Wol jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan karpet. Rambut domba wol karpet terdiri dari rambut dalam dan rambut luar. Rambut luar domba wol karpet berupa wol yang panjang dan kasar sebagi pelindung terhadap cuaca lingkungan yang ekstrem. Contoh domba yang dikategorikan sebagai domba wol karpet adalah domba Islandia, domba Karakul, domba Navajo Churro, dan domba Skotlandia Muka Hitam.

Berdasarkan klasifikasi domba wol di atas, domba asli Indonesia, yaitu domba kampung atau domba ekor tipis nampaknya termasuk dalam kategori domba wol karpet. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa rambut domba ekor tipis berupa wol kasar dan tidak mengalami peluruhan alami. Karena peternak tradisional biasanya tidak pernah mencukur rambut wolnya, rambut domba ekor tipis umumnya terlihat kusut dan bergumpal-gumpal.

Domba bulu (hair sheep) adalah domba yang rambutnya bukan berupa wol tapi seluruhnya berupa bulu. Dari pengamatan visual, rambut bulu pada domba bulu ini terlihat seperti rambut bulu pada kambing. Namun demikian, domba yang sebagian rambutnya berupa wol tapi sebagian besar rambutnya berupa bulu juga dimasukkan dalam kategori ini. Domba yang rambutnya merupakan perpaduan rambut bulu dan rambut wol ini akan mengalami peluruhan alami rambut wolnya secara berkala sehingga tidak perlu dicukur.

Ketiga jenis domba liar yang menjadi nenek moyang domba ternak, yaitu domba Argali, domba Urial, dan domba Mouflon, termasuk kelompok domba bulu. Sebagian besar domba bulu ternak terdapat di Afrika dan kawasan Karibia. Meskipun demikian, domba bulu juga ditemukan di daerah beriklim sedang di Amerika Serikat dan Kanada. Beberapa contoh domba bulu ternak yang terkenal adalah domba Dorper, domba Katahdin, domba Barbados Perut Hitam, domba Barbado atau disebut juga domba Amerika Perut Hitam (American Blackbelly), domba Pelibuey, dan domba Damara.

Domba bulu merupakan 10 persen dari populasi domba di seluruh dunia. Namun demikian, populasi domba bulu terus berkembang dengan sangat pesat karena peternak di Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya semakin banyak yang lebih suka memelihara domba bulu daripada domba wol karena dua pertimbangan utama: pertama, biaya pencukuran wol semakin mahal tapi harga jual wol semakin menurun, dan kedua, domba bulu tidak memerlukan pencukuran sama sekali sehingga lebih efisien.

Tunggu kelanjutannya.

Rujukan:
http://www.cals.ncsu.edu/an_sci/extension/animal/4hyouth/sheep/sheepfacts.htm
http://www.sheep101.info/sheeptypes.html
http://www.apparelsearch.com/education_research_wool_sheep_long_wool_breeds.htm

Kamis, 03 Februari 2011

Visi dan Misi

Nama Peternakan Firstanipo berasal dari perpaduan nama anak perempuan kami Firstanisa dan anak lelaki kami yang bernama Amernipo.

Nama Firstanisa merupakan perpaduan dua bahasa, yaitu bahasa Inggris 'first' (pertama) dan bahasa Arab 'annisa' (perempuan).

Nama Amernipo diambil dari perpaduan kata 'Amerika' dan 'Nippon' (Jepang) karena saat kehamilan istri saya sampai kelahiran anak bungsu kami ini, saya sedang sibuk membantu orang Amerika Serikat yang kemudian disusul dengan orang Jepang sebagai juru bahasa atau penerjemah lisan atau interpreter mereka selama kegiatan mereka di Sumatera Barat dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan setelah gempa besar 30 September 2009.

Ide membuka usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga ini mulai timbul pada akhir tahun 2008 setelah saya sering iseng melihat-lihat gambar ternak kambing, domba, sapi, dan kerbau baik di Internet maupun di toko buku.

Setelah sering melihat-lihat gambar kambing, domba, sapi, dan kerbau, akhirnya penasaran ingin membaca uraian mengenai ternak dan usaha peternakan ruminansia ini.

Karena sering membaca berbagai informasi mengenai peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau inilah akhirnya muncul ide untuk ikut membuka usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga mengingat modal yang sangat terbatas.

Selanjutnya, dengan tekad kuat untuk segera membuka usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga namun tidak punya lahan sendiri, akhirnya muncul gagasan untuk menjalin kemitraan dengan keluarga miskin di pedesaan dan pinggiran kota yang memiliki lahan untuk peternakan.

Sejak awal tahun 2009 Peternakan Firstanipo mulai berjalan dengan usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang bermitra dengan keluarga miskin di pinggiran kota Padang, Sumatera Barat. Awal tahun 2010 Peternakan Firstanipo membuka usaha bagi hasil peternakan sapi Simental bermitra dengan keluarga miskin yang sama. Pada awal tahun 2011 ini Peternakan Firstanipo akan segera merintis usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dan domba dengan menjalin kemitraan dengan salah satu keluarga miskin di pinggiran kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

Insyaallah Peternakan Firstanipo, yang merupakan usaha agrobisnis peternakan skala rumah tangga, akan terus dikembangkan agar mencakup peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau dan skala usahanya semakin meningkat serta menjangkau lebih banyak keluarga miskin sebagai mitra usaha.

Sebagai landasan pengembangan usaha agrobisnis peternakan baik dalam jenis ternak, skala usaha, dan banyaknya keluarga miskin yang dijadikan mitra ini, Peternakan Firstanipo memiliki visi dan misi seperti diuraikan di bawah ini.

Visi
Menciptakan sinergi antara pemilik modal dan masyarakat pedesaan dalam usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau demi mewujudkan kesejahteraan bersama lahir dan batin.

Misi
Membuat pemilik modal dan masyarakat pedesaan menyadari potensi besar agrobisnis peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau dalam menciptakan kesejahteraan

Menekan angka kemiskinan, pengangguran, dan urbanisasi

Mempromosikan berbagai jenis kambing, domba, sapi, dan kerbau unggul kepada seluruh masyarakat Indonesia melalui tulisan-tulisan mengenai ternak unggul di blog ini

Mendorong para peternak yang memiliki kemampuan finansial memadai dan pemilik modal yang memiliki perhatian besar pada usaha pengembangan peternakan di Indonesia untuk mendatangkan berbagai jenis kambing, domba, sapi, dan kerbau unggul dari luar negeri ke Indonesia

Mempromosikan domba bulu (hair sheep) kepada para peternak, calon peternak, dan pemerhati peternakan demi pengembangan dan pemasyarakatan peternakan domba bulu (hair sheep) di Indonesia

Mempromosikan konsep usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau kepada para pemilik modal

Mewujudkan kemitraan antara peternak dan pemilik modal dalam usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau

Menciptakan usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau terdepan di tingkat lokal, nasional, dan internasional

Menciptakan usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau yang menguntungkan dan bermanfaat bagi peternak, pemilik modal, dan masyarakat luas

Menciptakan usaha bagi hasil peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau yang ramah lingkungan

Membuka usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang/Kampung

Membuka usaha bagi hasil peternakan kambing Senduro (kambing Etawa Putih)

Membuka usaha bagi hasil peternakan kambing Boer, Boerka, dan Boerawa

Membuka usaha bagi hasil peternakan domba bulu (hair sheep)

Membuka usaha bagi hasil peternakan sapi Bali

Membuka usaha bagi hasil peternakan kerbau

Mencegah terjadinya urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota

Mendorong terjadinya ruralisasi atau perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk membangun ekonomi pedesaan melalui usaha peternakan kambing, domba, sapi, dan kerbau

Peluang Investasi Agrobisnis Peternakan

Jangan biarkan seluruh dana Anda terpendam pasif di bank.

Jangan habiskan penghasilan bulanan Anda untuk keperluan konsumtif yang berlebihan.

Ingat, masih banyak keluarga miskin di sekitar kita yang memerlukan bantuan kita.

Jangan biarkan anak-anak keluarga miskin terlantar pendidikan dan kesehatannya karena kemiskinan orang tua mereka.

Jangan biarkan anak-anak lelaki keluarga miskin tumbuh sebagai pelaku tindak kriminal demi mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan makan mereka.

Jangan biarkan anak-anak perempuan keluarga miskin terjerumus menjadi pekerja seks komersial demi memperoleh uang untuk menghidupi diri dan keluarganya.

Manfaatkan sebagian rizki Anda untuk hal yang produktif dan menguntungkan Anda sendiri dan juga orang lain melalui investasi di bidang usaha agrobisnis peternakan.

Dana investasi Anda akan memberikan manfaat dan keuntungan bagi Anda sebagai investor, saya sebagai peternak, dan keluarga miskin yang diberi bantuan produktif berkat usaha bagi hasil peternakan yang Anda dukung ini.

Tingkatkan dan kembangkan terus dana Anda melalui usaha produktif dan menguntungkan dalam agrobisnis peternakan kambing, domba, sapi, atau kerbau.

Seiring pertambahan populasi ternak Anda, dana yang Anda investasikan akan terus bertambah.

Singkatnya, Anda akan memperoleh keuntungan finansial dari usaha agrobisnis peternakan ini dan kelegaan batin karena ikut membantu meningkatkan taraf hidup keluarga miskin.

Kemampuan dan kemauan berbuat dan mendatangkan manfaat dan kebaikan bagi orang yang membutuhkan bantuan akan menimbulkan kebahagiaan tak terkira selama hidup Anda.

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Agrobisnis Peternakan

Program bantuan produktif yang saya rintis sejak awal tahun 2009 ini sudah berjalan di Padang, Sumatera Barat.

Keluarga miskin yang menjadi sasaran program bantuan produktif agrobisnis peternakan ini adalah keluarga yang terdaftar dalam basis data keluarga miskin yang disusun pemerintah setempat.

Bantuan ini berupa kemitraan dengan satu keluarga miskin di desa Sungai Bangek, kelurahan Balai Gadang, kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang dan sapi Simental.

Karena mitra saya kerepotan mengurus ternak kambing Kacang yang semakin banyak, awal tahun 2010 peternakan kambing diganti dengan peternakan sapi Simental.

Bantuan produktif agrobisnis peternakan ini rencananya juga akan diberikan kepada keluarga miskin di Bengkulu Selatan sejalan dengan rencana pembukaan usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, dan kerbau di desa Batu Ampar, kecamatan Kedurang, Bengkulu Selatan.

Peternakan yang direncanakan di Batu Ampar ini akan menerapkan konsep peternakan terpadu.

Peternakan kambing, sapi, dan kerbau ini akan dipadukan dengan perkebunan coklat.

Dengan sistem peternakan terpadu ini terjadi simbiosis mutualisma antara ternak dan tanaman coklat. Kulit buah coklat dapat dijadikan pakan ternak, dan kotoran ternak menyuburkan tanaman coklat.

Selanjutnya, selain ditanami rumput gajah dan rumput unggul lainnya yang berserat dan bergizi tinggi, lahan yang cukup luas akan dimanfaatkan untuk perkebunan jagung dan kedelai serta kolam ikan nila sebagai sumber pakan konsentrat berprotein tinggi.

Ternak yang dipelihara nanti juga diberi pakan ampas tahu dan dedak padi halus. Sebagai tambahan, mereka juga akan diberi mineral dan probiotik.

Untuk menjaga dan menjamin kesehatan ternak, pemeriksaan kesehatan oleh petugas dinas peternakan setempat akan dilakukan setiap 3 bulan sekali atau kapan pun diperlukan kalau ada ternak yang sakit.

Dengan penyediaan pakan berserat dan bergizi tinggi serta pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan teratur dan berkelanjutan, insyaallah ternak yang dipelihara akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat dan sehat.

Bantuan produktif yang akan diberikan kepada para keluarga miskin di sekitar peternakan yang direncanakan berlokasi di Kedurang tersebut berupa kemitraan dengan keluarga miskin dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Kacang.

Keluarga miskin yang terpilih akan dijadikan mitra untuk memelihara sepasang kambing Kacang. Jatah bagi hasil untuk saya dan pemelihara masing-masing 50%.

Jadi, hasil penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan nanti akan dibagi dua antara saya dan keluarga miskin pemelihara kambing Kacang tersebut.

Kalau pemelihara kambing Kacang ini berhasil dengan baik mengembang-biakkan kambing tersebut dan membuktikan dirinya sebagai peternak yang telaten dan terpercaya, saya juga akan memberikan sepasang sapi Bali untuk mereka kembang-biakkan dengan jatah bagi hasil yang sama.

Karena keterbatasan dana yang saya miliki, saya mengundang partisipasi siapa pun yang memiliki dana minimal Rp2 juta untuk mendukung terwujudnya program bantuan produktif ini dengan mendaftarkan diri sebagai investor.

Segera wujudkan niat baik Anda memberikan bantuan produktif untuk meningkatkan taraf hidup keluarga miskin.

Daftarkan diri Anda sebagai investor usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, atau kerbau, dengan mengirim email ke hipyannopri[@]yahoo[.]com[.]au.

Informasi lengkap mengenai penawaran kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing, sapi, dan kerbau dapat dilihat di bawah ini dan di sini.

Peternakan Solusi Kemiskinan

Sungguh ironis bila kita melihat fakta bahwa masih banyak sekali masyarakat pedesaan yang masuk dalam kategori masyarakat miskin. Fakta ini dapat kita lihat dari banyak dan panjangnya antrian pada saat pembagian BLT. Di satu sisi, pedesaan kita kaya akan sumber daya alam. Namun demikian, kenyataannya banyak sekali masyarakat pedesaan yang hidup miskin dan karena itu banyak di antara mereka yang pindah ke kota mengadu nasib dengan bekal pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan ala kadarnya.

Jadi, tidak mengherankan bila di kota-kota banyak terdapat bangunan kumuh di sepanjang bantaran sungai. Bangunan-bangunan kumuh ini menjadi tempat tinggal orang-orang desa yang gagal mendapatkan keberuntungan di kota.

Dengan sumber daya alam yang melimpah dan lahan pertanian yang luas, mengapa masyarakat desa tetap miskin dan akhirnya berurbanisasi ke berbagai kota? Menurut saya, hal ini disebabkan oleh dua hal utama - wawasan masyarakat pedesaan yang sempit dan kurang atau tidak tersedianya modal atau orang yang bersedia memberikan modal bagi mereka.

Banyak masyarakat desa yang tidak tahu bagaimana memanfaatkan lahan pertanian mereka secara optimal. Pengamatan saya terhadap para petani di pedesaan Bengkulu dan Sumatera Barat menunjukkan bahwa lahan tidur bukanlah kenyataan yang langka di pedesaan. Petani sering hanya menanam padi dan sedikit palawija. Fokus usaha pertanian mereka adalah pemenuhan kebutuhan keluarga. Jarang terlintas dalam pikiran mereka untuk menanam tanaman unggul bernilai jual tinggi seperti durian monthong, mangga harum manis, atau pisang cavendish (pisang Ambon putih) di pinggir sawah atau tanah mereka.

Karena tidak tersedia uang yang cukup banyak, mereka tidak beternak kambing, sapi, atau kerbau padahal selain ternak itu sendiri dapat dijual, kotoran berupa tahi maupun kencing ternak tersebut sangat bermanfaat sebagai pupuk kandang dan penghasil biogas. Penggunaan pupuk kandang ini sangat menyuburkan tanaman dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia yang harganya mahal dan cenderung naik terus serta dapat mencemari dan merusak lingkungan. Begitu pula, biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak sangat menghemat biaya pembelian minyak tanah untuk memasak dan mengurangi penebangan pohon secara serampangan untuk kayu bakar.

Seharusnya, uang yang tidak cukup untuk membeli ternak jangan menjadi penghambat bagi masyarakat untuk beternak. Mereka dapat memulai dengan beternak unggas seperti ayam, bebek, atau itik, yang modalnya cukup beberapa puluh ribu saja. Seandainya mereka tidak punya uang beberapa puluh ribu, mereka bisa menjalin kerja sama bagi hasil dengan tetangga yang punya ayam. Setelah populasinya cukup banyak, ayam tersebut bisa dijual untuk membeli kambing. Begitu pula selanjutnya, setelah populasi kambingnya cukup banyak, kambing tersebut bisa dijual untuk membeli sapi atau kerbau. Jadi, wawasan dan pemahaman agrobisnis harus ditanamkan dan disebarkan di kalangan masyarakat pedesaan.

Itu dari pihak petani. Sekarang kita lihat dari pihak yang memiliki modal. Pemilik modal yang saya maksud di sini bukan lembaga keuangan seperti bank dan lembaga keuangan formal lainnya. Fasilitas kredit dari lembaga keuangan seperti ini tentu sangat merepotkan bagi petani baik dari segi tingginya bunga maupun rumit dan beratnya persyaratan dan prosedurnya.

Pemilik modal yang saya maksud di sini adalah orang perorangan yang memiliki dana yang cukup untuk membeli setidaknya sepasang ternak - kambing, sapi, atau kerbau.

Mungkin pemilik modal di desa jauh lebih sedikit daripada di kota. Karena itu, melalui tulisan dan blog ini saya menghimbau agar siapa pun yang masuk kategori pemilik modal menurut pengertian yang saya maksud dalam tulisan ini segera menjalin kerja sama bagi hasil peternakan - kambing, sapi, atau kerbau. Pemilik modal menyediakan minimal sepasang ternak beserta kandangnya, dan peternak menyediakan lahan dan pakannya. Perhitungan bagi hasil antara pemodal dan peternaknya bisa 70%-30%, 60%-40%, atau 50%-50%, tergantung kesepakatan antara pemodal dan peternak sehubungan dengan beban yang ditanggung masing-masing pihak. Misalnya, pembagian 50%-50% diberlakukan bila pemodal hanya menyediakan ternak, dan peternak membangun kandang dan menyediakan pakan. Kalau pemodal menyediakan ternak, membuat kandang, menyediakan pakan tambahan serta obat-obatan, dan peternak hanya memelihara dan menyediakan pakan hijauan, pembangian 70%-30% dapat diterima.

Mudah-mudahan para pemilik modal di mana pun berada di seluruh Indonesia tertarik dengan konsep usaha bagi hasil peternakan ini. Segera sisihkan sebagian kekayaan Anda untuk membeli sepasang ternak dan membangun kandangnya. Carilah keluarga miskin di daerah pedesaan atau pinggiran kota di daerah tempat tinggal Anda yang bersedia menerima tawaran kerja sama bagi hasil peternakan.

Sebenarnya, saya tidak tergolong orang yang memiliki banyak dana seperti para konglomerat dan pejabat pemerintah kita. Walaupun begitu, saya sekarang sudah menjalin kerja sama peternakan sapi Simental dengan salah satu keluarga miskin di Sungai Bangek, pinggiran kota Padang dengan perhitungan bagi hasil 70% untuk saya sebagai pemilik modal dan 30% untuk peternak.

Peternakan adalah usaha yang relatif mudah dilakukan oleh siapa pun dan menguntungkan. Karena itu, mari kita bangun desa kita melalui usaha peternakan. Mari kita berantas kemiskinan melalui usaha peternakan. Mari kita bantu masyarakat miskin melalui usaha nyata yang saling menguntungkan - kerja sama bagi hasil peternakan. Mari kita bekali masyarakat miskin dengan kail daripada kita beri ikan kepada mereka.

Mari Beternak

Hai Rakyat Indonesia,

Agrobisnis peternakan adalah usaha produktif yang menguntungkan dan mudah dikerjakan.

Ketiadaan modal jangan jadi penghalang niat membuka usaha agrobisnis peternakan.

Agrobisnis peternakan tidak hanya bisa dilakukan orang bermodal besar.

Masyarakat kelas bawah di daerah pedesaan dan kawasan pinggiran perkotaan juga bisa membuka usaha agrobisnis peternakan.

Tentu saja, masyarakat kelas bawah hanya bisa memulai dengan usaha peternakan skala rumah tangga.

Tidak apa-apa; yang penting ada niat, tekad, dan kemauan untuk memperbaiki taraf hidup melalui usaha agrobisnis peternakan.

Belum bisa memelihara ternak besar, mulai saja dengan memelihara ternak kecil.

Kalau ada uang beberapa puluh ribu rupiah, buat kandang yang sederhana namun cukup kuat dan mudah dibersihkan dengan memanfaatkan bahan bangunan yang tersedia di sekitar tempat tinggal kita.

Kalau tinggal di pedesaan, cari kayu atau bambu dan daun di hutan sekitar desa untuk membuat kandang dengan biaya relatif murah.

Kalau tinggal di kawasan pinggiran perkotaan, cari kayu dan seng sisa-sisa bangunan yang tidak terpakai untuk dijadikan bahan membuat kandang ternak.

Setelah itu, segera belikan ternak unggas seperti itik, bebek, ayam, atau angsa.

Kalau tidak punya uang, segera cari pekerjaan apa pun yang bisa mendatangkan uang; yang penting halal. Buang rasa malu dan gengsi dalam melakukan pekerjaan yang baik dan halal untuk mendapatkan penghasilan.

Setelah itu, gunakan uang beberapa puluh ribu rupiah untuk membeli sepasang ayam, itik, bebek, atau angsa.

Setelah populasinya beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor kambing atau domba kampung yang sudah bunting. Kemudian, kalau sudah dapat tambahan uang dari penjualan sebagian populasi unggas lagi, belikan satu ekor kambing atau domba jantan.

Setelah populasi kambing atau domba mencapai beberapa puluh ekor, jual sebagian dan beli seekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau betina yang sudah bunting. Selanjutnya, kalau sudah dapat tambahan uang lagi dari penjualan sebagian populasi kambing atau domba kampung, beli satu ekor sapi Bali atau sapi PO atau kerbau jantan.

Akhirnya, kita tinggal melakukan kegiatan rutin memelihara dan merawat ayam atau itik atau angsa, kambing atau domba, dan sapi atau kerbau tersebut. Populasi ternak kita terus bertambah, dan dengan demikian penghasilan kita akan terus bertambah.

Dengan penghasilan yang terus bertambah, taraf hidup kita terus meningkat dan terangkat dari status miskin menjadi satus berkecukupan.

Kalau dulu kita menerima bantuan dari para pemilik modal yang dermawan, sekarang kita harus menjadi pemberi bantuan untuk saudara kita yang keadaan ekonominya masih memprihatinkan.

Dengan demikian, akan terjadi dua efek berantai sekaligus: pertama, pemasyarakatan usaha agrobisnis peternakan di kalangan masyarakat pedesaan dan kawasan pinggir perkotaan dan kedua, pemerataan kesejahteraan di kalangan masyarakat kelas bawah pedesaan dan perkotaan.

Untuk membantu mewujudkan terjadinya reaksi berantai tersebut tentu saja sangat diharapkan partisipasi aktif para dermawan yang bersedia menyisihkan sebagian dari kekayaannya untuk memberikan bantuan modal kepada orang-orang tidak mampu yang jujur dan mau bekerja keras membuka usaha agrobisnis peternakan.

Mudah-mudahan semakin banyak orang kaya yang menyadari bahwa sebagian dari hartanya adalah hak kaum duafa.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes