Kamis, 21 Oktober 2010

Investor Penggemukan Sapi Kedua

Sapi Simental jantan kedua yang akan digemukkan sudah berhasil diperoleh. Sapi ini diberi nama Bisma. Dana sebesar Rp10 juta untuk pembelian sapi Simental jantan ini sudah terkumpul dari tiga investor berikut:

1. Arif Rakhman dari Malang, Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp3 juta

2. Anang Panca Setiawan dari Tangerang, Banten, dengan nilai investasi Rp1,5 juta, dan

3. Made Oskar dari Denpasar, Bali, dengan nilai investasi Rp5,5 juta

Sabtu, 16 Oktober 2010

Investor Penggemukan Sapi Pertama

Alhamdulillah, bakalan sapi Simental jantan yang akan digemukkan sudah didapat. Sapi ini diberi nama Bima. Sapi jantan ini berumur satu tahun dan dibeli dengan dana yang disediakan oleh investor lokal perorangan, Mas Eko Prabowo Setiawan. Sebagai investor perorangan, beliau menyediakan dana Rp10 juta untuk pembelian sapi Simental jantan ini.

Selasa, 05 Oktober 2010

Peluang Investasi Peternakan Kambing Boer

Karena selama masa promosi satu bulan nilai komitmen investasi yang tercapai hanya kurang separuh (Rp25 juta) dari dana investasi yang diperlukan (Rp60 juta), rencana investasi ini ditangguhkan dulu.

Pengunjung dan pembaca blog semua, setelah beberapa kali menawarkan peluang usaha bagi hasil peternakan sapi Simental, sekarang saya menawarkan peluang kerja sama investasi peternakan kambing Boer.

Sebagaimana pernah dibahas dalam beberapa artikel sebelumnya yang berkaitan dengan kambing Boer, kambing ini merupakan trah kambing pedaging terunggul di dunia berkat karakteristiknya yang prolifik (banyak menghasilkan anak, tiga kali beranak dalam dua tahun), berbadan tebal, panjang dan dalam serta mampu beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan, mulai dari lingkungan berhawa panas (seperti Afrika Selatan, yang merupakan daerah asal kambing Boer) sampai daerah yang bercuaca dingin (seperti Inggris).

Selain itu, kambing Boer juga sudah terbukti dapat berkembang biak dengan baik di berbagai daerah di Malaysia dan Indonesia (seperti Sumatera Utara, Lampung, dan Jawa Timur) yang beriklim tropis. Di Malaysia, sudah banyak importir negeri jiran ini yang melakukan impor kambing Boer skala besar dari Australia. Sayangnya, masih sedikit sekali perusahaan Indonesia yang telah mengimpor kambing Boer dari Australia.

Di Sumatera Utara, kambing Boer diternakkan oleh Loka Penelitian Kambing Potong di Sungai Putih, kecamatan Galang, Deli Serdang. Di Jawa Timur, Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya juga mengelola laboratorium peternakan kambing Boer. Sayang sekali, kambing Boer galur murni (registered fullblood) di kedua lembaga ini tidak dijual kepada masyarakat peternak.

Namun demikian, kabar yang cukup menggembirakan sudah terdengar dari Lampung. Pemerintah daerah Lampung sudah mengalokasikan dana khusus untuk pengadaan kambing Boer galur murni yang kemudian dikawin-silangkan dengan kambing Etawa. Hasil perkawinan silang ini dinamakan kambing Boerawa atau kambing Saburai.

Selain pemerintah daerah, sudah ada beberapa perusahaan swasta di Lampung yang mengimpor kambing Boer galur murni dari Australia dan kemudian mengembang-biakkannya di provinsi ini.

Karena itu, dapat disimpulkan bahwa peternakan kambing Boer masih sangat langka di Indonesia.

Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan tapi juga memberikan peluang besar yang sangat menguntungkan bagi siapa saja yang berminat untuk beternak kambing Boer.

Karena belum banyak orang yang beternak kambing Boer galur murni, nilai jual kambing ini jauh lebih tinggi daripada kambing trah lain. Sebagai perbandingan, nilai jual kambing Kacang berkisar Rp500 ribu hingga Rp1 juta per ekor. Harga kambing Senduro (Etawa putih, yang bisa dijadikan kambing perah dan juga kambing pedaging) berkisar Rp2 juta hingga Rp3,5 juta seekor.

Sementara itu, harga kambing peranakan Boer kelas terendah, yaitu kelas C atau F1 (50% darah Boer) saja minimal Rp1,8 juta satu ekor. Kambing peranakan Boer kelas B atau F2 (75% darah Boer) dan kelas A atau F3 (87,5% darah Boer) dibandrol dengan harga yang lebih mahal.

Tentu saja, kambing peranakan Boer yang masuk kategori setara murni atau F4/F5 (93,75%/96,88% darah Boer) ke atas harganya lebih mahal lagi.

Yang menempati peringkat nilai jual paling mahal kedua dan pertama adalah kambing Boer komersial atau kambing Boer galur murni tak bersertifikat/tak terdaftar (unregistered fullblood) dan kambing Boer galur murni bersertifikat/terdaftar (registered fullblood). Harga kambing Boer kelas super ini berkisar Rp8 hingga Rp20 juta per ekor.

Karena harganya masih relatif mahal, tentu saja pengadaan bibit kambing ini memerlukan dana yang lumayan besar. Kalau ingin berusaha sendiri mungkin sedikit sekali orang Indonesia yang sanggup beternak kambing Boer galur murni ini. Begitu pula, fasilitas kredit bank yang tersedia persyaratannya sangat memberatkan bagi para peternak skala kecil.

Karena itu, mari kita satukan potensi masing-masing dengan menjalin kerja sama usaha bagi hasil peternakan kambing Boer galur murni. Sejalan dengan gagasan ini, konsep usaha bagi hasil ini didasarkan pada prinsip kemandirian dan kegotong-royongan.

Oleh sebab itu, saya mengundang Anda para calon investor untuk menanamkan modal dalam usaha bagi hasil peternakan kambing Boer galur murni yang saya rancang ini.

Selain untuk meningkatkan penghasilan bagi investor dan peternak, peternakan kambing Boer galur murni ini juga dirancang untuk memberikan bantuan produktif dan berkelanjutan kepada para keluarga miskin di sekitar lokasi peternakan.

Setelah peternakan kambing Boer ini berjalan dan berkembang dengan baik nanti, para keluarga miskin akan dijadikan mitra peternakan. Kemitraan ini ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup mereka melalui usaha peternakan yang sederhana namun menguntungkan.

Bentuk kemitraan ini nanti berupa penitipan seekor kambing Boer jantan dan dua ekor kambing Kacang betina untuk dipelihara mitra keluarga miskin. Anak-anak kambing peranakan Boer yang dihasilkan nanti dibagi dua antara peternak dan mitra.

Kambing Boer jantan yang dititipkan kepada mitra keluarga miskin ini nanti merupakan kambing Boer yang sudah menjadi milik penuh peternak. Dengan kata lain, kambing Boer ini merupakan kambing jatah bagi hasil dengan investor dari anak-anak yang dihasilkan kambing Boer galur murni yang dipelihara peternak. Begitu pula, dua ekor kambing Kacang betina yang dititipkan kepada mitra adalah kambing Kacang milik peternak yang dibeli dengan uang jatah bagi hasil dari penjualan anak-anak kambing yang dihasilkan kambing Boer galur murni yang dipelihara peternak.

Dengan pola kemitraan seperti ini, investor tidak dirugikan dan terbebas dari risiko sama sekali. Meskipun demikian, investor telah memberikan sumbangan penting bagi terlaksananya misi peternak membantu keluarga miskin.

Sebagai peternak, saya sudah memiliki lahan seluas +/-4 hektar di kampung asal saya, Kedurang, Bengkulu Selatan. Selain rumput lapangan, lahan ini akan ditanami rumput gajah dan rumput unggul lainnya serta jagung dan kedelai yang akan digiling untuk dijadikan konsentrat tambahan selain dedak padi halus. Tepung jagung ini mengandung protein sekitar 10 persen, dan kadar protein tepung kedelai sekitar 47%.

Selain itu, dedak padi halus untuk pakan konsentrat juga tersedia dalam jumlah sangat besar dengan harga yang masih sangat murah. Hal ini didukung kenyataan bahwa lokasi peternakan terletak di daerah pedesaan di mana masih terdapat areal persawahan yang luas dan di setiap desa terdapat minimal satu penggilingan padi. Dedak padi halus ini mengandung protein sekitar 13%.

Selanjutnya, lahan peternakan yang dekat dengan sungai besar berair jernih namun terhindar dari risiko banjir karena ketinggian yang aman dari jangkauan banjir dan kenyataan bahwa lahan tersebut dulunya pernah dijadikan sawah dan dilalui saluran irigasi, memberikan peluang besar untuk membuat kolam ikan.

Kolam ikan ini nanti akan diisi ikan nila perak/putih yang perkembang-biakannya sangat cepat karena ikan nila dewasa jenis ini selalu bertelur setiap bulan. Tentu saja akan tersedia ikan nila dalam jumlah besar sebagai bahan baku untuk pembuatan tepung ikan sebagai pakan konsentrat berkadar protein kira-kira 63 persen.

Dengan demikian, pakan hijauan berserat tinggi serta pakan konsentrat dengan kadar protein tinggi akan tersedia dalam jumlah yang sangat melimpah dan murah karena bahan bakunya dihasilkan sendiri tanpa perlu membeli pakan konsentrat buatan pabrik yang harganya cenderung terus melonjak tinggi akibat monopoli industri besar produsen pakan konsentrat. Pakan berkadar protein tinggi ini sangat mendukung pertumbuhan otot kambing. Dengan pakan yang mengandung protein dalam jumlah besar ini, daging yang dihasilkan lebih banyak namun berkadar lemak rendah. Pada gilirannya, bobot hidup kambing Boer jadi lebih tinggi dan daging yang dihasilkan lebih menyehatkan. Dengan kata lain, ketersediaan pakan kambing Boer sangat terjamin dan berkelanjutan.

Selanjutnya, sasaran pemasaran kambing Boer galur murni ini adalah para calon peternak dan peternak serta konsumen daging kambing lokal (dalam provinsi) maupun nasional (luar provinsi) yang mengutamakan daging kambing berkadar kolesterol dan lemak jahat rendah.

Demi mencapai sasaran ini, promosi gencar dan berkelanjutan akan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai fasilitas promosi gratis yang tersedia di Internet - blog, situs pemasaran, milis (fasilitas Yahoo group), situs jejaring sosial, dan segala fasilitas Internet lainnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sebagai peternak, saya bertanggung jawab membangun kandang, menyediakan semua perlengkapan kandang yang diperlukan, menyediakan pakan hijauan dan pakan konsentrat, serta mineral dan probiotik. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan kambing yang sakit juga jadi tanggung jawab saya.

Sebagai investor, Anda berkewajiban menyerahkan dana investasi kepada peternak untuk pembelian kambing Boer galur murni.

Sebagai suatu usaha bagi hasil, dalam peternakan ini segala keuntungan dinikmati bersama dan kerugian ditanggung bersama pula.

Persentase bagi hasil dalam peternakan kambing Boer galur murni ini adalah 50% bersih tanpa potongan biaya produksi apa pun untuk investor dan 50% untuk peternak.

Persentase bagi hasil untuk investor di sini lebih besar dibandingkan persentase bagi hasil untuk investor peternakan sapi Simental yang hanya 40%. Persentase bagi hasil yang lebih besar ini dapat diberikan karena lahan yang akan digunakan untuk peternakan kambing ini adalah lahan milik sendiri.

Namun demikian, untuk menjamin kesehatan ternak dan menekan risiko sakit dan kematian sampai tingkat minimum, peternak akan melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dan pengobatan dini kalau timbul gejala penyakit. Untuk keperluan ini, peternak akan menjalin kerja sama dengan dinas peternakan setempat.

Pada tahap awal ini, saya berencana membeli satu ekor kambing Boer jantan dan empat ekor kambing Boer betina galur murni. Kambing betina sengaja dirancang lebih banyak daripada kambing jantan agar pertambahan populasinya lebih cepat.

Pada tahap selanjutnya, pengadaan kambing Boer galur murni ini juga akan menerapkan perbandingan populasi seperti di atas, yaitu seekor pejantan dan empat ekor betina.

Kambing Boer yang akan dibeli adalah kambing Boer yang sudah diternakkan di daerah Lampung. Jadi, kambingnya nanti tidak akan kesulitan beradaptasi di daerah baru karena iklimnya relatif sama.

Berdasarkan perhitungan harga kambing Boer galur murni dan ongkos angkut dari Lampung ke Bengkulu Selatan, saya menetapkan Rp60 juta sebagai nilai total investasi yang diperlukan untuk pembelian seekor kambing pejantan dan empat ekor betina Boer galur murni. Setiap orang yang ingin menjadi investor harus menyertakan dana minimal Rp5 juta.

Selain itu, saya juga akan membeli beberapa ekor kambing Kacang/Kampung yang akan dikawin-silangkan dengan pejantan Boer untuk menghasilkan kambing peranakan Boer kelas C/F1, kelas B/F2, kelas A/F3, dan kambing peranakan Boer F4/F5 atau setara murni (purebred). Jumlah kambing Kacang yang dikawin-silangkan dengan pejantan Boer ini nanti akan diberitahukan kepada investor. Hasil penjualan kambing peranakan Boer ini nanti juga akan dibagi dua antara investor dan peternak.

Untuk memberikan kepastian hukum, kerja sama ini akan diikat dengan surat perjanjian antara investor dan peternak.

Bagi Anda yang berminat menjadi investor:
1. Silakan hubungi saya melalui email hipyannopri [@] yahoo [.] com [.] au untuk mendaftarkan diri.
2. Sebutkan berapa nilai investasi yang Anda rencanakan (minimal Rp5 juta).
3. Sebutkan data diri lengkap Anda (data diri seperti di KTP).

Selanjutnya, saya akan mencatat calon investor yang telah mendaftarkan diri dan menyatakan komitmen investasinya. Calon investor yang sudah terdaftar ini akan dipajang di blog ini dengan nama samaran terlebih dahulu.

Setelah nilai komitmen investasi keseluruhan mencapai Rp60 juta, saya akan mengirimkan dua rangkap surat perjanjiannya kepada calon investor lewat email. Kemudian calon investor mencetaknya dan menanda tangani kedua rangkap surat perjanjian ini dan mengirimkannya kembali kepada saya lewat pos.

Kedua rangkap surat perjanjian yang telah ditanda tangani investor tersebut kemudian saya bubuhi meterai dan tanda tangani, lalu dikirim kembali satu rangkap kepada investor dan satu rangkap lagi untuk pegangan saya.

Ilustrasi Bagi Hasil Peternakan Kambing Boer
Biaya produksi tetap maupun tidak tetap sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai peternak. Karena itu, setiap keuntungan hasil penjualan anak kambing Boer dan kambing peranakan Boer yang dihasilkan nanti tidak akan dikurangi segala jenis biaya ini.

Dalam peternakan ini akan dipelihara kambing Boer galur murni (fullblood) dan juga kambing Kacang/Kampung yang akan dikawin-silangkan dengan pejantan Boer.

Berikut ini analisis usaha peternakan kambing Boer:
Kambing Boer galur murni (dibeli dengan dana dari investor):
Jumlah induk jantan: 1 ekor
Jumlah induk betina: 4 ekor

Pendapatan:
Dalam 2 tahun seekor Boer betina beranak tiga kali
Asumsi konservatif saja, sekali melahirkan satu ekor anak (kambing bisa beranak dua ekor sekali melahirkan).

Total anak yang dihasilkan dalam 2 tahun:
4 ekor induk x (3 kali beranak x 1 ekor) = 12 ekor anak Boer
Persentase kemungkinan lahir betina/jantan 50%

Jadi,
Jumlah anak jantan 50% x 12 ekor anak = 6 ekor Boer jantan
Jumlah anak betina 50% x 12 ekor anak = 6 ekor Boer betina
Harga kambing Boer galur murni saat ini berkisar Rp8 juta hingga Rp20 juta seekor (jantan lebih mahal daripada betina)

Asumsi konservatif:
Jantan terjual Rp15.000.000 per ekor (itu kalau jantannya ingin segera dijual; kalau ditunggu populasinya lebih besar, tentu penghasilan yang diperoleh lebih besar lagi)
Hasil penjualan jantan: 6 ekor x Rp15.000.000 = Rp90.000.000

Betina terjual Rp8.000.000 per ekor (itu kalau betinanya ingin kita jual; kalau belum dijual, Boer betina tsb juga akan melahirkan anak sehingga populasi kambing bisa bertambah terus)
Hasil penjualan betina: 6 ekor x Rp8.000.000 = Rp48.000.000

Keuntungan:
Rp90.000.000 + Rp48.000.000 = Rp138.000.000

Bagi hasil untuk investor 50% bersih:

Investor Perorangan (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan seorang investor)
50% x Rp138.000.000 = Rp69.000.000

Investor Gotong Royong (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan beberapa investor)
Diasumsikan jumlah investor 12 orang, masing-masing menyediakan dana Rp5 juta
5/60 x (50% x Rp138.000.000) = Rp5.750.000

Berikut ini analisis usaha peternakan kambing peranakan Boer:
Kambing Kacang/Kampung (dibeli dengan dana dari peternak):
Jumlah induk betina: 10 ekor

Pendapatan:
Dalam 2 tahun seekor kambing Kacang betina beranak tiga kali
Asumsi konservatif saja, sekali melahirkan satu ekor anak (kambing bisa beranak dua ekor sekali melahirkan).

Total anak yang dihasilkan dalam 2 tahun:
10 ekor induk x (3 kali beranak x 1 ekor) = 30 ekor anak kambing peranakan Boer
Persentase kemungkinan lahir betina/jantan 50%

Jadi,
Jumlah anak jantan 50% x 30 ekor anak = 15 ekor kambing peranakan Boer jantan
Jumlah anak betina 50% x 30 ekor anak = 15 ekor kambing peranakan Boer betina
Harga kambing peranakan Boer galur murni saat ini paling murah Rp1,8 juta (jantan lebih mahal daripada betina)

Asumsi konservatif:
Jantan terjual Rp2.500.000 per ekor (itu kalau jantannya ingin segera dijual; kalau ditunggu populasinya lebih besar, tentu penghasilan yang diperoleh lebih besar lagi)
Hasil penjualan jantan: 15 ekor x Rp2.500.000 = Rp37.500.000

Betina terjual Rp1.800.000 per ekor (itu kalau betinanya ingin kita jual; kalau belum dijual, Boer betina F1 ini dikawin-silangkan lagi dengan jantan Boer galur murni untuk menghasilkan Boer F2, yang harganya tentu lebih tinggi lagi)
Hasil penjualan betina: 15 ekor x Rp1.800.000 = Rp27.000.000

Keuntungan:
Rp37.500.000 + Rp27.000.000 = Rp64.500.000

Bagi hasil untuk investor 50% bersih:

Investor Perorangan (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan seorang investor)
50% x Rp64.500.000 = Rp32.250.000

Investor Gotong Royong (biaya pembelian 5 kambing Boer sebesar Rp60 juta disediakan beberapa investor)
Diasumsikan jumlah investor 12 orang, masing-masing menyediakan dana Rp5 juta
5/60 x (50% x Rp64.500.000) = Rp2.687.500

Bagi hasil total untuk investor:

Investor Perorangan:
Keuntungan penjualan kambing Boer + Keuntungan penjualan kambing peranakan Boer
Rp69.000.000 + Rp32.250.000 = Rp101.500.000

Investor Gotong Royong:
Keuntungan penjualan kambing Boer + Keuntungan penjualan kambing peranakan Boer
Rp5.750.000 + Rp2.687.500 = Rp8.437.500

Klasifikasi Kambing Boer

Di luar negeri, seperti di Inggris, Australia, dan Amerika Serikat, sistem pencatatan silsilah kambing Boernya sudah sangat rapi. Namun demikian, masih ada juga peternak luar negeri yang belum benar-benar memahami istilah-istilah klasifikasi kambing Boer seperti galur murni bersertifikat/terdaftar (registered fullblood), galur murni tak bersertifikat/terdaftar (unregistered fullblood) atau komersial, galur setara murni (purebred atau F4/F5 ke atas), galur kelas A (F3), galur kelas B (F2), dan galur kelas C (F1).

Itu di kalangan peternak luar negeri yang sudah rapi sistem pencatatan silsilah kambingnya, apalagi kita peternak di Indonesia yang belum ada atau mungkin baru sedikit sekali yang melakukan pencatatan silsilah kambingnya. Sebagian besar peternak Indonesia mungkin belum paham istilah kambing Boer fullblood, komersial, purebred, kelas A atau F3, kelas B atau F2, dan kelas C atau F1.

Secara umum, kambing Boer diklasifikasikan menjadi tiga: kambing Boer galur murni (fullblood Boer goat), kambing Boer setara murni (purebred Boer goat), dan kambing peranakan atau silangan Boer (percentage Boer atau Boer cross).

Kambing Boer galur murni selanjutnya terbagi dua: kambing Boer galur murni bersertifikat atau terdaftar (registered fullblood) dan kambing Boer galur murni tak bersertifikat atau tak terdaftar (unregistered fulldblood).

Kambing Boer galur murni bersertifikat atau terdaftar adalah kambing Boer yang terdaftar di suatu himpunan peternak kambing Boer dan dilengkapi sertifikat yang menegaskan babwa kambing Boer tersebut berasal dari kambing Boer yang diimpor dari Afrika Selatan. Sertifikat ini menyebutkan silsilah induk kambing Boer jantan dan betina, tanggal lahir, jumlah anak saat kelahiran, dan informasi penting lainnya yang diperlukan untuk manajemen ternak. Kambing Boer galur murni bersertifikat atau terdaftar memenuhi spesifikasi standar kambing Boer galur murni yang ditetapkan himpunan peternak kambing Boer.

Kambing Boer galur murni tak bersertifikat atau tak terdaftar adalah kambing Boer galur murni yang tidak memenuhi syarat untuk didaftarkan di himpunan peternak kambing Boer karena sebab estetis seperti bercak warna coklat pada badan atau bercak warna putih pada telinga. Namun demikian, mutu produksi dagingnya sama dengan kambing Boer galur murni terdaftar. Kambing Boer golongan ini sering juga disebut kambing Boer komersial.

Kambing Boer setara murni (purebred Boer goat) adalah kambing Boer jantan F5 atau kambing Boer betina F4 ke atas. Kambing Boer F5 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 96,88%, sedangkan kambing Boer F4 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 93,75%. Kambing Boer F5 adalah kambing yang dihasilkan dari perkawinan antara kambing Boer F4 betina dengan kambing Boer jantan galur murni. Kambing Boer F4 adalah kambing yang dihasilkan dari perkawinan antara kambing Boer F3 betina dengan kambing Boer jantan galur murni.

Kambing peranakan atau silangan Boer terbagi menjadi tiga kelas. Kambing Boer kelas A atau F3 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 87,5%. Kambing Boer F3 adalah kambing hasil perkawinan antara kambing Boer F2 betina dengan kambing Boer jantan galur murni. Kambing Boer kelas B atau F2 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 75%. Kambing Boer F2 adalah kambing hasil perkawinan antara kambing Boer F1 betina dengan kambing Boer jantan galur murni. Kambing Boer kelas C atau F1 adalah kambing dengan kadar darah kambing Boer 50%. Kambing Boer F1 adalah kambing hasil perkawinan silang antara kambing betina galur lain, seperti kambing Kacang atau kambing Etawa, dengan kambing Boer jantan galur murni.

Penerjemah Inggris-Indonesia:
Hipyan Nopri

Sumber:
http://www.britishboergoatsociety.co.uk/
http://www.hles.com.au/index.php?option=com_content&task=view&id=31&Itemid=48

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes