Rabu, 15 April 2009

Kambing Unggul

Kambing dapat dimanfaatkan daging dan susunya. Kambing yang diternakkan dengan tujuan utama produksi daging dinamakan kambing pedaging; kambing yang diternakkan dengan tujuan utama produksi susu dinamakan kambing perah. Untuk meningkatkan produksi daging kambing, peternak biasanya memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan daging. Begitu pula, untuk meningkatkan produksi susu kambing, peternak memilih kambing yang unggul dalam menghasilkan susu.

Berikut ini uraian singkat jenis-jenis kambing pedaging dan kambing perah.

Kambing Pedaging
1. Kambing Angora
Kambing Angora berasal dari daerah Angora di Anatolia, dekat Ankara, yang sekarang jadi ibu kota Turki. Kambing ini suka meramban dan mendapatkan sebagian besar pasokan makanannya dari daun-daun dan ranting pohon. Namun demikian, bila tersedia, kambing ini juga makan rumput. Kambing Angora sedikit lebih kecil daripada domba pedaging. Saat lahir, anak kambing Angora berbobot 2 sampai 4 kilogram; pada usia 6 bulan, 18 sampai 25 kilogram; dan pada usia 16 sampai 18 bulan, 28 sampai 33 kilogram. Kambing Angora betina dewasa berbobot 38 sampai 50 kilogram, dan kambing Angora jantan dewasa berbobot 43 sampai 63 kilogram. Kambing Angora sangat kurang prolifik dibandingkan dengan domba dan banyak kambing betinanya yang mandul. Masa kebuntingan kambing Angora sekitar 148 hari.

2. Kambing Achondroplastik
Kambing ini merupakan kambing kecil berkaki pendek. Pada usia dewasa, tinggi kambing ini 50 cm, dan beratnya sekitar 20 kg. Kambing Achondroplastik terdapat di kawasan hutan dan savana Afrika Barat dan Afrika Tengah. Kambing ini sangat cocok diternakkan di daerah tropis. Meskipun termasuk kambing kerdil, kambing ini menghasilkan daging dengan kualitas baik. Dengan pemeliharaan yang telaten, kambing ini dapat menghasilkan anak kembar dua atau tiga. Perkawinan kambing jenis ini dapat terjadi sepanjang tahun. Sayangnya, pertumbuhan tubuhnya lambat.

3. Kambing Barbari
Kambing Barbari juga termasuk dalam kategori kambing kecil. Kambing jenis ini banyak terdapat di daerah Sind, Pakistan. Kambing Barbari dewasa beratnya berkisar 20 sampai 30 kilogram. Kambing Barbari juga termasuk kambing prolifik, yaitu setiap kelahiran biasanya beranak kembar 2 sampai 3 ekor. Sifat prolifiknya ini membuat kambing ini diternakkan sebagai kambing pedaging.

4. Kambing Benggala Hitam
Kambing Benggala hitam adalah jenis kambing kerdil lainnya. Kambing ini banyak terdapat di Assam dan kawasan utara Bangladesh. Kambing jantan dewasa berbobot hanya 13 kg dan betina 9 kg.

5. Kambing Bligon
Kambing Bligon disebut juga kambing Gumbolo atau Jawa Randu. Kambing ini merupakan hasil perkawinan silang antara kambing Etawa dan kambing Kacang. Kambing hasil persilangan ini lebih mirip kambing Kacang. Moncongnya lancip, telinganya tebal dan lebih panjang daripada kepalanya, lehernya tidak bersurai, tubuhnya terlihat tebal, dan bulu tubuhnya kasar.
Sebagaimana kambing Kacang, kambing Bligon sangat mudah pemeliharaannya karena jenis pakan apa pun dimakannya, termasuk rumput lapangan. Kambing ini cocok dipelihara sebagai kambing potong karena anak yang dilahirkan cepat besar.

6. Kambing Boer
Untuk uraian mengenai kambing Boer, silakan klik Gambaran Umum Kambing Boer



7. Kambing Boerawa
Sesuai dengan namanya, kambing Boerawa merupakan hasil perkawinan silang antara kambing jantan Boer dan kambing betina Etawa atau Peranakan Etawa. Usaha persilangan kedua jenis kambing ini sudah pernah dilakukan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan melalui perkawinan alami. Namun demikian, usaha perkawinan silang alami di kedua provinsi ini kurang berhasil dibandingkan dengan usaha perkawinan silang melalui inseminasi buatan di Lampung. Karena perkembangannya yang pesat dan untuk mengangkat citra provinsi Lampung dalam merintis perkawinan silang kedua jenis kambing ini, nama kambing Boerawa kemudian diganti dengan Saburai.

Para peternak di Lampung sangat berminat untuk memelihara kambing Saburai karena beberapa keunggulannya. Selain sosoknya yang lebih besar, kambing ini juga memiliki tingkat produksi dan mutu daging yang lebih baik dibandingkan dengan kambing Etawa atau Peranakan Etawa. Kadar kolesterol kambing ini rendah dan dagingnya empuk dan enak. Tingkat pertumbuhannya juga lebih cepat, sementara pemeliharaan dan perawatannya tidak begitu berbeda dengan kambing lokal. Saat lahir berat rata-rata kambing Saburai 2,5 sampai 3,5 kg. Sedangkan kambing Kacang 1,6?2,0 kg dan PE 2,4?2,6 kg; berat sapih kambing Saburai 14?20 kg, kambing Kacang hanya 7?8 kg, dan PE 9?11 kg. Perbedaan ini semakin jelas terlihat pada usia 6-7 bulan. Berat kambing Saburai mencapai 30?35 kg, kambing Kacang 10?12 kg, dan PE 15?20 kg. Setelah 1 tahun, kambing Saburai bisa mencapai bobot 50?60 kg, kambing Kacang 24?27 kg, dan kambing PE 40-60 kg.

8. Kambing Kreolo
Kambing Kreolo adalah ternak pedaging yang banyak dipelihara di Amerika Latin dan Tengah. Kambing ini mampu hidup di daerah yang sangat gersang. Kambing ini berbulu tipis, pendek, berwarna hitam atau coklat, dan sering terdapat bercak putih. Tanduknya melengkung, dan telinganya pendek dan tegak. Kambing jantan berjanggut, sedangkan kambing betina tidak berjanggut. Tinggi gumba kambing Kreolo jantan 75 cm, dan kambing betina 65 cm. Bobot kambing dewasa berkisar 40 sampai 60 kg. Satu kelahiran menghasilkan anak 1 sampai 2 ekor.

9. Kambing Gaddi
Kambing Gaddi dapat diternakkan untuk mendapatkan daging atau susunya. Ini tergolong kambing berbulu panjang. Kambing ini disebut juga kambing Himachal Pradesh. Kambing ini banyak ditemukan di kawasan India Utara dan Pakistan.

10. Kambing Kacang
Kambing Kacang adalah kambing asli Indonesia. Kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar. Dengan kata lain, kambing ini masuk klasifikasi kambing yang sangat prolifik. Satu kelahiran bisa menghasilkan 2 sampai 3 ekor anak. Kambing ini berkembang biak sepanjang tahun dan pemeliharaannya sangat sederhana. Kambing ini tahan derita, lincah, tersebar luas, dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan.

11. Kambing Kashmir
Kambing Kashmir merupakan kambing yang hidup di daerah pegunungan Asia Tengah seperti Tibet, Mongolia Dalam, Kashmir, Iran, Turki, Kurdistan, Khirgiztan, dan Rusia. Kambing ini dapat hidup di daerah gersang dengan ketinggian 3.600 sampai 4.200 di atas permukaan laut. Kambing Kashmir jantan dewasa sekitar 60 kg dan kambing Kashmir betina 40 kg. Kambing ini merupakan keturunan langsung kambing liar Capra Falconeri. Kambing gembrong yang terdapat di Bali diduga merupakan keturunan kambing Kashmir. Karena bulunya yang lebat, selain menghasilkan daging, kambing ini juga menghasilkan bulu yang dapat diolah sebagai bahan pakaian.

12. Kambing Kerdil Cina Selatan
Kambing kerdil Cina Selatan merupakan kambing kerdil yang hidup di daerah tropis dan lembab. Kambing jantan dewasa berbobot sekitar 30 kg, dan bobot kambing betina dewasa hanya 25 kg. Meskipun ukuran badannya kecil, kambing ini sangat sering melahirkan anak kembar dua.

13. Kambing Kecil Afrika Timur
Sesuai dengan namanya, kambing ini hdiup di daerah Afrika Timur dan banyak dipelihara sebagai ternak pedaging dan penghasil kulit. Penampilan fisik kambing ini mirip kambing Kacang, yang merupakan kambing asli Indonesia. Kambing ini berbulu pendek dengan berbagai corak warna dan bertanduk kecil. Kambing dewasa beratnya sekitar 30 kg. Kambing ini juga sangat prolifik.

14. Kambing Maxoto
Kambing ini juga dinamakan kambing Nungfing. Kambing Maxoto banyak diternakkan di kawasan timur laut Brazil. Warna bulunya coklat muda atau coklat kelabu kuning dengan garis-garis hitam di punggung dan perut. Bulu muka dan kakinya berwarna hitam. Kambing Maxoto dewasa berbobot sekitar 32 kg. Induk kambing betina bisa melahirkan tiga kali dalam dua tahun dan hampir 90% selalu melahirkan anak kembar.

15. Kambing Sahel
Kambing Sahel paling cocok dipelihara di kawasan padang pasir yang gersang seperti Sudan dan Afrika Barat. Kambing ini tahan panas dan lingkungan yang sangat gersang seperti kawasan sabana di pinggiran gurun Sahara. Kambing Sahel berbulu pendek tapi halus. Kambing ini merupakan ternak penghasil daging dan kulit bermutu tinggi.

16. Kambing Salt Range
Kambing ini terdapat di kawasan barat laut Pakistan, Rawalpindi, dan Mianwali. Kambing ini dipelihara sebagai ternak penghasil daging dan bulu yang panjang. Berat karkas kambing Salt Range berumur satu tahun mencapai 15-20 kg.

17. Kambing Sirli
Kambing ini banyak ditemukan di kawasan pegunungan barat laut Pakistan. Kambing Sirli dewasa sekitar 35 kg. Bulunya yang panjang bisa mencapai 25 cm.

18. Kambing Somalia
Hampir semua kambing Somalia berbulu putih halus. Kambing ini biasanya diternakkan sebagai penghasil daging dan kulit. Kulitnya tipis namun bermutu tinggi. Kisaran bobot kambing dewasa adalah 20 sampai 30 kg. Seperti ditunjukkan namanya, kambing ini banyak terdapat di Somalia, Afrika Timur.

19. Kambing Spanyol
Kambing Spanyol atau kambing La Mancha berasal dari Spanyol. Ciri khas kambing ini adalah telinganya sangat pendek atau hampir tidak berdaun telinga. Kambing Spanyol jantan dewasa berkisar 55 sampai 80 kg dan kambing Spanyol betina 35 sampai 40 kg. Bulunya pendek dan warnanya beraneka ragam. Kambing ini sangat tangguh dan mampu beradaptasi di berbagai lingkungan yang buruk. Tujuan utama peternakan kambing Spanyol adalah produksi daging. Kambing ini dapat berkembang biak pada musim gugur sampai musim dingin sepanjang tahun. Dengan demikian, kambing Spanyol dapat beranak dan menghasilkan daging sepanjang tahun di daerah berhawa dingin.

Kambing Perah
1. Kambing Etawa
Kambing Etawa berasal dari daerah Jamnapari, India. Karena itu, kambing ini disebut juga kambing Jamnapari. Kambing Etawa paling terkenal di Asia Tenggara. Di negara asalnya, kambing ini tergolong kambing dwiguna - penghasil susu dan daging. Postur tubuhnya besar, telinganya panjang menggantung, mukanya cembung, dan bulu di paha belakang sangat lebat. Kambing Etawa jantan bisa mencapai bobot 90 kg, dan kambing betinanya hanya 60 kg. Produksi susu kambing Etawa sangat tinggi, yaitu 235 kg per masa laktasi (261 hari). Pada masa puncak laktasinya, produksi susu kambing ini mencapai 3,8 kg per hari.

Karena tingkat produksi susu dan tingkat pertumbuhannya yang tinggi, serta kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim, kambing ini sering digunakan untuk memperbaiki mutu kambing lokal di suatu negara. Usaha perbaikan mutu genetik kambing lokal di Indonesia menghasilkan kambing Peranakan Etawa (PE). Pusat produksi terbesar kambing PE adalah Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah.

Walaupun begitu, sejak beberapa tahun belakangan ini telah muncul pusat peternakan kambing PE baru seperti kecamatan Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah dan Banyuwangi, Jawa Timur. Bogor, Sukabumi, Bandung, Lampung, dan Palembang juga mulai berkembang menjadi pusat peternakan baru kambing PE.

2. Kambing Alpen
Seperti tersirat dari namanya, kambing Alpen berasal dari pegunungan Alpen di Austria dan Perancis. Kebanyakan kambing yang tersebar di kawasan Eropa merupakan keturunan kambing Alpen. Kambing Alpen jantan dapat mencapai bobot 90 kg. Kambing Alpen betina dewasa berbobot sekitar 55 kg dan dapat menyusui anaknya dengan baik. Kambing ini dapat menghasilkan susu 4,5 kg per hari, terutama pada masa laktasi kedua dan ketiga. Kambing ini mampu menyesuaikan diri dengan baik di daerah tropis beriklim kering.

3. Kambing Saanen
Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen, Swis bagian barat. Ini adalah jenis kambing paling besar di Swis. Karena peka terhadap sinar matahari, kambing ini tidak cocok diternakkan di daerah tropis. Telinga kambing ini tegak dan mengarah ke depan, bulunya umumnya putih dan kadang-kadang terdapat bercak-bercak hitam di bagian hidung, telinga, atau ambingnya.

Kambing ini juga termasuk kambing dwiguna - penghasil daging dan susu. Kambing ini diternakkan sebagai kambing pedaging karena yang jantan bertubuh besar. Kambing ini juga dipelihara sebagai kambing perah karena mampu menghasilkan susu 740 kg pada masa laktasi yang berlangsung selama 250 hari. Peranakan kambing ini dapat ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

4. Kambing Toggenburg
Kambing Toggenburg berasal dari lembah Toggenburg, timur laut Swis. Telinganya tegak dan menghadap ke depan, hidung agak cembung, warna bulu merah tua atau coklat dengan bercak putih di telinga atau bagian atas mata. Kambing jantannya dapat mencapai bobot 80 kg dan betinanya 60 kg. Kulit dan bulunya sangat halus, dan produksi susunya mencapai 600 kg selama 267 hari masa laktasi.

5. Kambing Anglo-Nubia
Kambing ini berasal dari daerah Nubia di timur laut Afrika. Kambing ini sekarang banyak diternakkan di Mesir, Afrika Selatan, dan Abesinia. Telinga kambing ini menggantung, ambing besar, dengan bulu berwarna hitam, merah, coklat, putih, atau kombinasi warna-warna tersebut. Kambing Anglo-Nubia jantan bisa mencapai bobot 90 kg dan kambing betinanya 70 kg. Produksi susunya 700 kg selama 237 masa laktasi.

6. Kambing Beetal
Kambing Beetal banyak dipelihara di daerah Punjab, Rawalpindi, dan Lahore. Kambing ini diduga sebagai hasil perkawinan silang antara kambing Etawa dan kambing lokal karena ciri fisiknya sangat mirip dengan kambing Etawa. Produksi susunya 190 kg selama 180 hari masa laktasi.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa untuk kambing penghasil daging, kambing Boer dan kambing Boerawa atau Saburai menempati peringkat pertama dan kedua. Dari segi produksi susu, kambing Alpen dan kambing Etawa atau Peranakan Etawa menempati peringkat pertama dan kedua.

Di Indonesia, kambing Etawa dan Peranakan Etawa merupakan kambing andalan peternak untuk produksi susu. Kambing Alpen tidak populer mungkin karena kambing tersebut tidak mampu beradaptasi dengan iklim Indonesia yang tropis. Harga kambing Etawa jantan dengan bobot minimal 45 kg berkisar Rp4 sampai Rp10 juta per ekor. Harga kambing Etawa betina berbobot minimal 30 kg berkisar Rp2,5 sampai Rp8 juta per ekor. Kalau mau yang lebih murah, peternak dapat membeli kambing Peranakan Etawa atau kambing Jawa Randu saja. Walaupun kambing PE dan JR sama-sama kambing hasil perkawinan silang antara kambing Etawa dan kambing Kacang, kambing PE lebih mirip kambing Etawa namun ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil, dan kambing JR lebih mirip kambing Kacang. Kambing PE/JR jantan berbobot minimal 35 kg dijual dengan harga Rp1,5 sampai Rp3 juta per ekor. Kambing PE/JR betina berbobot minimal 25 kg dijual dengan harga Rp900 ribu sampai Rp1,5 juta per ekor.

Kambing Boer dan kambing Boerawa atau kambing Saburai juga mulai menjadi favorit para peternak dalam produksi daging. Sayangnya, harga kambing Boer masih sangat mahal untuk ukuran peternak Indonesia. Harga kambing pedaging paling unggul ini berkisar Rp8 sampai Rp20 juta per ekor kambing Boer jantan berbobot minimal 50 kg. Harga per ekor kambing Boer betina dengan bobot minimal 35 kg berkisar Rp6 sampai Rp15 juta. Harga yang luar biasa mahal ini mungkin disebabkan kenyataan bahwa populasi kambing ini di Indonesia belum banyak dan para importir belum kembali modal atau belum mendapat keuntungan memadai dari uang yang telah mereka keluarkan untuk mengimpor langsung kambing Boer dari Australia.

Namun demikian, bagi rekan-rekan peternak, termasuk saya sendiri:), yang berminat memelihara kambing Boer namun belum punya modal memadai, kambing Boerawa bisa jadi alternatif karena harganya jauh lebih terjangkau. Harga kambing Boerawa jantan berbobot minimal 30 kg berkisar Rp2,5 sampai Rp6 juta per ekor. Harga kambing Boerawa betina berbobot minimal 25 kg berkisar Rp1,5 sampai Rp3 juta per ekor. Kalau kambing Boerawanya sudah berkembang biak dan banyak, hasil penjualannya bisa kita gunakan untuk membeli kambing Boer.

Saya sendiri sekarang baru mulai beternak dengan lokasi kandang di Sungai Bangek, pinggiran kota Padang, dan populasi kambing awal lima ekor - satu penjantan PE, dua betina PE, dan dua betina Jawa Randu. Sebenarnya, saya mau mulai dengan beternak kambing Boerawa. Sayangnya, jenis kambing Boerawa ini belum ada di peternakan tempat saya membeli kelima bibit kambing tersebut. Menurut informasi yang saya dapat, kambing Boerawa banyak diternakkan di Lampung, khususnya kabupaten Tanggamus. Rencananya, saya mau datang langsung ke peternakan kambing Boerawa di Tanggamus untuk menambah pengetahuan dan keterampilan langsung dari peternak di sana sebelum membeli kambing Boerawa.

Sumber:
Sarwono, B. 2007. Beternak Kambing Unggul. Depok: Penebar Swadaya.

Sodiq, Ahmad & Zainal Abidin. 2008. Meningkatkan Produksi Susu Kambing Peranakan Etawa. Tangerang: AgroMedia Pustaka.

Berbagai sumber online.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes